Tampaknya rencana aneksasi Tepi Barat mulai terlihat. Ada 3 blok pemukiman baru sedang dibangun. Kemudian juga akan membangun pemukiman di Lembah Yordan. Tindakan ini mendapat kecaman dari berbagai pihak termasuk Raja Abdullah dari Yordania.
Netanyahu bersumpah pada bulan September nanti, ia akan mencaplok Lembah Yordan. Menurutnya, secara pwilayah itu sebagai bagian dari Israel, dan mengungkapkan peta 30 permukiman ilegal Israel di utara Laut Mati yang akan diintegrasikan ke Israel sebagai bagian dari rencananya.
Menurut sebuah sumber ada tiga blok yang akan dianeksasi 1 Juli mendatang adalah Maale Adumim di Yerusalem Timur, Ariel di utara Tepi Barat dan Gush Etzion di dekat Betlehem dan Hebron. Bagi Palestina langkah seperti itu akan menjadi bencana. Menggabungkan Maale Adumim dan Gush Etzion sama dengan memutuskan Tepi Barat dari Yerusalem Timur.
Tidak hanya adanya pendudukan, hal ini juga menjauhkan warga Palestina di Tepi Barat dari kota suci dan akan menghalangi Palestina untuk memiliki negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.
Menurut kantor berita Maan Palestina , Raja Abdullah mengecam rencana tersebut dan menolak untuk berbicara dengan Netanyahu melalui telepon. Bahkan Abdullah berkomiten menghindari untuk bertemu dengan Netanyahi dan mitra koailisinya Benny Gantz.
Raja Abdullah memperingatkan bahwa pencaplokan Israel dapat mengakibatkan “konflik besar” pembatalan atau pembekuan tengara Yordania 1994 Wadi Araba perjanjian damai dengan Israel.
“Saya tidak ingin membuat ancaman dan menciptakan suasana kontroversi, tetapi kami sedang mempertimbangkan semua opsi,” kata Raja Abdullah ke majalah Jerman Der Spiegel
Sedangkan Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas mengatakan pada hari Rabu bahwa negaranya memiliki “keprihatinan serius tentang konsekuensi dari langkah yang diambil Israel.
“Bersama-sama dengan Uni Eropa, kami percaya bahwa aneksasi tidak akan kompatibel dengan hukum internasional,” kata Maas seperti dilansir middleeasteye
Saat ini Uni Eropa masih belum secara tegas menyatkan pendapatnya terhadap rencana aneksasi yang dilakukan Israel.
Hingga saat ini, lebih dari 600.000 pemukim Israel tinggal di permukiman yang luas dan pos-pos di Area C yang dikontrol Israel, sering dalam kedekatan konfrontatif dengan tiga juta warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.