Bagaimana peran perempuan dalam Islam? Tentunya, tidak lepas dari peran Sayyidah Khaidyah. Dalam berbagai hadis shahih yang diriwayatkan—salah satunya oleh perempuan, Sayyidah ‘Aisyah, Nabi Muhammad menceritakan betapa wahyu pertama yang beliau terima begitu mengagetkan. Dalam redaksi tersebut, Nabi menganalogikan seperti bunyi lonceng yang berdentum yang menjadi pertanda kedatangan malaikat Jibril.
Setelah malaikat datang, beliau meminta Nabi untuk membaca wahyu pertama berbunyi “iqra’”. Sama halnya dengan bunyi sebelumnya, permintaan malaikat ini membuat Nabi merasa payah dan begitu memberatkan. Hal ini dapat diketahui dari redaksi hadis “hatta balagha minni al-jahd” (sampai aku merasakan kesulitan sampai Nabi Muhammad menyelesaikan lafadz “’allamal insana ma lam ya’lam”.
Setelah kepergian malaikat Jibril, Nabi Muhammad memutuskan untuk pulang untuk menenangkan diri. Beliau manghampiri Sayyidah Khadijah dan meminta beliau untuk menyelimutinya, “zammiluni… zammiluni…” dan beliau pun menyelimuti Nabi bahkan menenangkan Nabi Muhammad hingga ketakutan beliau hilang. Sebagai istri yang baik dan setia, Sayyidah Khadijah berusaha menenangkan dan membuat Nabi Muhammad merasa aman. Dengan ketelatenannya, beliau kemudian mengajak berbicara Nabi untuk menceritakan apa yang sedang terjadi.
Usai percakapan itu, Sayyidah Khadijah tidak tinggal diam. Beliau mencari tahu sosok yang mendatangi suami tercintanya, sekaligus mengklarifikasi peristiwa apakah sampai-sampai membuat Nabi Muhammad sedemikian takutnya.
Beliau mendatangi pamannya, Waraqah bin Naufal, seorang rahib dari kalangan Nasrani dan menceritakan semua yang dikisahkan Nabi. Dalam penjelasannya, Waraqah memberi tahu kepada Khadijah bahwa sosok yang datang kepada Nabi adalah namus (malaikat) yang juga mendatangi Nabi Musa sebagaimana dalam kepercayaan nasrani yang dianutnya.
Apa yang bisa kita petik dari kisah ini? Adalah sosok Ummahatul Mukminin, Sayyidah Khadijah yang mendampingi, melindungi, menentramkan Nabi Muhammad di kala beliau sedang dalam keadaan takut. Sosok perempuan yang menjadi bagian dari peristiwa penting kitab suci Al-Quran yang menjadi pedoman umat Islam. Beliau dengan penuh kasih sayang menjadi pelipur lara nabi sekaligus problem solver di saat Nabi Muhammad, suaminya menghadapi peristiwa yang beliau sendiri tidak tahu siapa dan apa.