Kematian Ada di Mana-mana, Warga Teriak Awas Serangan Senjata Kimia: Kesaksian Korban Perang Suriah

Kematian Ada di Mana-mana, Warga Teriak Awas Serangan Senjata Kimia: Kesaksian Korban Perang Suriah

Kematian Ada di Mana-mana, Warga Teriak Awas Serangan Senjata Kimia: Kesaksian Korban Perang Suriah

Amina Habya salah satu korban serangan senjata Kimia tentara Suriah bagikan cerita trauma yang dialami keluarganya. “Kematian ada di mana-mana,” ujarnya dikutip al-jazeera pada Selasa (24/12/2024).

Saat itu, malam pada tanggal; 21 Agustus 2013 lalu, Amina Habya masih terbangun saat mendengar jeritan warga di luar jendela rumahnya, di Zamalka, Ghouta Suriah. Rezim Bashar al-Assad baru saja luncurkan roket-roket berisi gas sarin ke Zamalka. Orang-orang lalu berteriak “Serangan senjata kimia! serangan senjata kimia!.

Dalam pekat dan dingin malam, orang-orang terbangun dan ketakutan atas serangan senjata kimia rezim Suriah.

Baca juga: Rezim Assad Tumbang, Era Baru di Suriah?

Amina Habya dengan cepat merendam handuk ke dalam air dan meletakkannya di atas hidungnya, dalam situasi yang mencekam, dia berlari bersama putri dan menantunya ke lantai lima, lantai paling atas di gedung apartemen tempat ia tinggal.

Amina Habya, putri dan menantunya selamat, tetapi tidak suami dan putranya. Suami dan putranya sedang diluar rumah saat tragedi tersebut. Sementara menantu perempuan dan dua anaknya yang lain, yang sedang tidur mereka meninggal, semuanya mati dalam keadaan lemas.

Saat ini, Amina Habya masih tinggal di Zamalka di sebuah apartemen sederhana bersama putrinya yang sudah menikan dan beberapa cucu dan menantunya yang masih tersisa. Bangunan mereka masih utuh, sementara bangunan kanan kiri lainnya rata oleh serangan rezim Suriah selama perang.

Sambil bercerita, Amina Habya menunjukkan foto delapan anak korban serangan Kimia rezim Suriah, dua di antaranya adalah cucu Amina Habya. “Yang ini cucu perempuan saya dan yang ini cucu saya,” demikian ceritanya.

Waktu itu, serangan kimia rezim Bashar al-Assad menewaskan 1.127 warga sipil, sementara 6,000 lainya menderita penyakit pernapasan. Rezim Bashar al-Assad secara sistematis dan terukur melancarkan serangan udara terhadap warga sipil, membuat mereka merasakan sakit pernapasan dan tenggorokan.

Putri Amina Habya, Eman Sulaeman tegas meminta komunitas global membantu pertanggungjawaban resim Bashar al-Assad atas serangan Kimia. Ia meminta Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengadili Bashar al-Assad.

“Kami ingin melihat (al-Assad) diadili, dijatuhi hukuman dan dimintai pertanggungjawaban. Tuhan akan menghukum setiap penindas,” katanya tegas.

Dalam serangan lain, rezim Bashar al-Assad luncurkan serangan gas kimia klorin. Tawfiq Diam menceritakan bagaimana tentara rezim mengunjungi rumahnya, setelah seminggu lalu istri dan anak-anaknya meninggal akibat serangan kimia klorin.

Baca juga :Agama bagi Hak Asasi Manusia, Apa dan Bagaimana?

“Mereka memberitahu kami bahwa mereka tidak menggunakan senjata kimia, tetapi teroris dan kelompok bersenjata lah yang melakukannya,” kenang Tawfiq dengan kesal.

Amina Habya, Eman Sulaeman dan Tawfiq Diam kini akhirnya bisa berbicara dengan bebasa dan lantang, ketakutan-ketakutan dalam dirinya kini sudah hilang. Serangan rezim begitu lama menyelimuti hidup mereka. Mereka sangat bahagia ketika orang-orang bersorak pada tanggal 8 Desember lalu.

“Mereka memberi tahu saya: Keledai itu, Bashar al-Assad akhirnya pergi,” ujar Amina Habya.