Akun youtube Pecinta Habib Rizieq Shihab mengunggah video acara maulid Nabi Muhammad Saw yang bertempat di Petamburan 3 Jakarta Pusat. Dalam acara tersebut, diputar sebuah rekaman video habib Rizieq. Efeknya, kasak-kusuk pencekalan kepulangan habib Rizieq diperbincangkan lagi dan kian panas. Apalagi, pemimpin Front Pembela Islam (FPI) dalam acara itu juga mengeluarkan statement bahwasanya pemerintah Indonesia mencekal kepulangannya.
Tak lama berselang kabar mengenai pencekalan sang habib dibantah oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukkam) Prof. Mahfud MD bahwa pemerintah dalam hal tidak pernah mengeluarkan perintah pencekalan terebut. Kantor imigrasi juga menegaskan belum pernah menerbitkan surat penolakan terhadap sang habib
Dalam rekaman video tersebut, Habib Rizieq berkata bahwa ia sangat ingin pulang ke Indonesia namun dicekal oleh pemerintahan Arab Saudi. Siapa yang mencekal? Tentu saja atas permintaan dari pemerintah Indonesia. Nah, bagaimana kisa bisa jernih melihat ini?
Kalau ditelisik bagaimana kejadian Habib Rizieq dan renttan peristiwa di baliknya, mengutip tempo.co yang dirilis tahun 2017 yang lalu, kasus dugaan penyebaran konten pornografi yang melibatkan habib Rizieq menuntut Polri melakukan pemeriksaan. Namun sebelum diadakannya pemeriksaan tepatnya pada tanggal 26 April 2017, pemimpin FPI itu pergi ke Arab saudi.
Tapi, jangan juga dilupakan, selain menunaikan nazarnya atas kekalahan Basuki Tjahaja purnama (Ahok), dalam pilkada DKI Jakarta, alasan kepergian beliau sebagai mana yang telah disebutkan Eggi Sudjana selaku kuasa hukumnya adalah untuk menghindari konflik antara pendukung habib Rizieq dan pemerintah.
Pada acara milad FPI ke 19, Sang Habib menyinggung soal alasan kepergiannya berkaitan dengan konsep hijrah dalam islam.
“Ingat, hijrah bukan sembunyi, hijrah juga bukan lari, tapi hijrah untuk lindungi diri, hijrah untuk selamatkan negeri dan hijrah untuk atur strategi!” Pekiknya.
Beberapa alasan kepergiannya layak disoroti kembali. Pasalnya sehari sebelum mau diperiksa oleh polri beliau sudah berangkat ke Arab saudi, jika memang pemerintah masih belum menganggap selesai kasus yang menimpa sang habib, tentunya tidak mungkin dalam hal ini pemerintah mengatur adanya pencekalan.
Alasan selanjutnya adalah, upaya menghindari konflik dari pendukung kedua kontestan pilkada DKI Jakarta, namun kita tidak boleh lupa bahwa sebelum pemilihan pilkada itu, rentetan peristiwa yang terjadi justru berjalan aman dan kondusif sampai hari pencoblosan. Jikalau sebelum dan pasca pemilihan terjadi huru-hara, justru sosok habib Rizieq yang sangat dibutuhkan untuk melerai pertikaian, karena beliau merupakan tokoh yang sangat berpengaruh bagi salah satu pendukung paslon.
Pemerintah dalam hal ini juga sudah menegaskan bahwa dari sudut pandang hukum, bilamana memang negara melakukan pencekalan, hanya berlaku maksimal selama enam bulan. Kembali pada konteks kepulangan habib Rizieq jelas tidak ada sangkut pautnya dengan pemerintah, pun sudah jelas keterangan dari beberapa pihak kalau memang tidak pernah ada pencekalan terhadap pimpinan FPI tersebut.
Jika terlalu dilihat dari sudut pandang politis pun, pada kenyataannya gelaran pesta demokrasi (pilkada DKI Jakarta dan pilpres) telah selesai dan kita melihat para elit juga tampaknya telah berdamai atau berkompromi dalam kekuasaan seperti masuknya Jokowi-Prabowo dalam satu perahu pemerintahan. Terlepas dari keberpihakan Habib Rizieq dan para pendukungnya terhadap salah satu calon, itu biasa dan sah-sah saja bagi negara demokrasi seperti Indonesia.
Sudah menjadi kewajiban negara melindungi seluruh warga negaranya dan lebih dari itu juga sudah termaktub dalam undang-undang. Saya tentu saja menyesalkan beredarnya video tersebut, yang pada kenyataannya belum ada barang bukti kuat adanya pencekalan. Apalagi opini publik terbentuk dan di kini berhadapan langsung antara protengah pusaran opini publik yang terlanjur memperhadapkan pemerintah dengan pimpinan dan segenap pendukung FPI.
Jadi, masih ada yang menyangkal polarisasi itu terjadi? Dan, kasak-kusuk tentang Habib Rizieq pulang vs pencekalan pemerintah adalah bukti polarisasi di masyarakat kita adalah api dalam sekam.