5 Hadis tentang Kemerdekaan, Anti Penjajahan, dan Anti Penindasan

5 Hadis tentang Kemerdekaan, Anti Penjajahan, dan Anti Penindasan

Jika kita cinta kemerdekaan untuk bangsa Indonesia, sebagai mukmin kita seharusnya ingin kemerdekaan itu diraih oleh saudara kita, bangsa Palestina.

5 Hadis tentang Kemerdekaan, Anti Penjajahan, dan Anti Penindasan
Hormat Bendera (S: Freepik)

Saban tanggal 17 Agustus, rakyat Indonesia memperingati hari kemerdekaan yang diperjuangkan dengan darah dan air mata. Kemerdekaan Indonesia bukan hanya soal terbebasnya bangsa ini dari penjajahan fisik, tetapi juga merupakan simbol perlawanan terhadap segala bentuk kezaliman dan penindasan.

Nilai-nilai kemerdekaan yang kita junjung tinggi ternyata sejalan dengan ajaran Islam. Dalam beberapa hadis, Rasulullah SAW menegaskan pentingnya menolak kezaliman dan membebaskan diri dari segala bentuk penjajahan, baik itu penjajahan fisik, mental, maupun spiritual. Berikut adalah empat hadis yang relevan dengan semangat kemerdekaan dan perjuangan melawan penindasan.

1. Larangan Zalim: Kezaliman adalah Dosa Besar

Dalam sebuah hadis Qudsi, Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِي ذَرٍّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا يَرْوِي عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ: “يَا عِبَادِي، إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي، وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا، فَلَا تَظَالَمُوا…”

“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah menjadikannya haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi.” (HR. Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa kezaliman adalah sesuatu yang sangat dibenci oleh Allah. Sedangkan penjajahan adalah bentuk nyata dari kezaliman. Para penjajah mengambil hak-hak rakyat, mengeksploitasi sumber daya, dan memaksa rakyat hidup dalam ketidakadilan. Perjuangan Indonesia untuk merdeka adalah bentuk nyata dari upaya menolak kezaliman yang berkelanjutan. Semangat anti-penindasan ini jelas sejalan dengan nilai-nilai yang diajarkan Islam.

2. Kewajiban untuk Melawan Kezaliman dan Menyelamatkan Seseorang dari Perbuatannya yang Zalim

Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا”. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَذَا نَنْصُرُهُ مَظْلُومًا، فَكَيْفَ نَنْصُرُهُ ظَالِمًا؟ قَالَ: “تَأْخُذُ فَوْقَ يَدَيْهِ”

“Tolonglah saudaramu, baik ia yang zalim maupun yang dizalimi. Para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana kami menolong orang yang zalim?’ Rasulullah menjawab, ‘Engkau cegah dia dari melakukan kezaliman, itulah bentuk pertolonganmu kepadanya.'” (HR. Bukhari)

Hadis ini mengajarkan bahwa melawan kezaliman bukan hanya menolong kelompok yang tertindas, tetapi juga terhadap mereka yang berbuat zalim. Ketika bangsa Indonesia melawan penjajahan, mereka tidak hanya membela diri mereka sendiri, tetapi juga menyelamatkan para penjajah dari kezaliman yang mereka lakukan. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa menghentikan seorang zalim dari perbuatannya adalah bentuk tertinggi dari kasih sayang. Dengan cara ini, kita tidak hanya membela yang lemah, tetapi juga mencegah orang lain dari melakukan dosa yang lebih besar.

3.Bahaya Kezaliman: Penindasan Membawa Kegelapan

Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “اتَّقُوا الظُّلْمَ، فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ…”

“Takutlah kalian terhadap kezaliman, karena sesungguhnya kezaliman itu akan menjadi kegelapan di hari kiamat.” (HR. Muslim)

Hadis ini memberikan peringatan serius bahwa kezaliman tidak hanya membawa dampak buruk di dunia, tetapi juga di akhirat. Penjajahan yang menindas dan memperbudak suatu bangsa adalah salah satu bentuk kezaliman terbesar. Penindasan yang dilakukan selama bertahun-tahun terhadap bangsa Indonesia meninggalkan luka yang dalam.

Namun, hadis ini juga memberikan penghiburan bahwa setiap kezaliman akan mendapatkan balasannya, baik di dunia maupun di akhirat. Mereka yang berjuang melawan penindasan akan mendapatkan cahaya di hari kiamat, sementara para pelaku zalim akan tenggelam dalam kegelapan.

4. Hak Asasi Manusia: Kehormatan, Harta, dan Nyawa Haram untuk Dilanggar

Dalam khutbah Haji Wada’, Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ: “إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ، كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا، فِي شَهْرِكُمْ هَذَا…”

“Sesungguhnya harta, darah, dan kehormatan kalian adalah haram (untuk dilanggar) di antara kalian, seperti sucinya hari ini, di bulan ini, di negeri ini.” (HR. Bukhari)

Hadis ini menegaskan bahwa Islam sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia. Kehormatan, nyawa, dan harta seseorang tidak boleh dilanggar oleh siapa pun. Penjajahan adalah bentuk pelanggaran besar terhadap prinsip ini, di mana penjajah kerap kali merampas kekayaan alam, memperbudak rakyat, dan merusak martabat bangsa yang dijajah.

Rasulullah SAW mengingatkan umat Islam untuk menjaga hak-hak dasar ini dan melawan siapa pun yang mencoba untuk merampasnya. Maka dari itu, perjuangan rakyat Indonesia untuk merdeka adalah implementasi langsung dari ajaran ini, di mana hak-hak mereka atas kehidupan, kehormatan, dan harta kembali dipulihkan.

5. Hadis tentang Persaudaraan Mukmin: Ingin Kemerdekaan untuk Diri Sendiri, Maka Berharap Juga Kemerdekaan Bagi Muslim Lain

Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ”.

“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menekankan pentingnya mencintai dan memperlakukan sesama Muslim dengan baik, sebagaimana kita ingin diperlakukan dengan baik. Dalam konteks kemerdekaan, semangat ini relevan karena bangsa yang merdeka harus saling menjaga dan membela satu sama lain dari kezaliman dan penindasan. Ketika seorang Muslim melihat saudaranya tertindas, ia harus bergerak untuk membela dan memperjuangkan hak-haknya, sebagaimana ia ingin orang lain melakukannya untuk dirinya sendiri.

Ini juga bukan hanya berlaku bagi muslim sesama bangsa, melainkan saudara muslim di belahan dunia lain. Ketika kita sedang bergembira menyambut kemerdekaan, ada puluhan bahkan ratusan ribu saudara muslim dari seberang negeri yang menginginkan kemerdekaannya. Siapa lagi kalau bukan bangsa Palestina.

Jika kita meneladani hadis ini, sesungguhnya keimanan yang sempurna adalah tidak rida dan rela jika orang lain merasakan kesengsaraan yang sama, dalam kata lain kita ingin juga bangsa Palestina merdeka sebagaimana bangsa Indonesia.

Nilai-nilai anti-penjajahan dan kezaliman yang terkandung dalam hadis-hadis Rasulullah SAW sangat relevan dengan semangat kemerdekaan Indonesia. Islam mengajarkan umatnya untuk selalu menolak kezaliman dalam bentuk apa pun dan memperjuangkan kebebasan serta keadilan. Dalam konteks Indonesia, perlawanan terhadap penjajahan adalah bagian dari jihad untuk menegakkan keadilan dan menghapuskan penindasan.

(AN)