Tafsir Surat Al-Waqi’ah Ayat 51-53: Azab Bagi Orang yang Mendustakan Hari Kebangkitan

Tafsir Surat Al-Waqi’ah Ayat 51-53: Azab Bagi Orang yang Mendustakan Hari Kebangkitan

Ini gambaran azab bagi orang yang mendustakan hari kebangkitan dan terlena dengan kehidupan dunia, tanpa mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat

Tafsir Surat Al-Waqi’ah Ayat 51-53: Azab Bagi Orang yang Mendustakan Hari Kebangkitan
Kitab-kitab yang disusun rapi.

Dalam surat al-Waqi’ah ayat 49-50 disebutkan, Allah menjawab keraguan orang-orang yang meragukan hari kebangkitan dengan janji bahwa di akhirat nanti yang terjadi melebihi dari apa yang mereka pikirkan di dunia. Mereka tidak hanya dibangkitkan, tetapi seluruh manusia sebelum mereka dan setelahnya juga dibangkitkan. Mereka akan dikumpul pada satu tempat dan satu waktu. Ayat berikutnya,  surat al-Waqi’ah ayat 51-53 menjelaskan lebih lanjut apa yang terjadi pada mereka di akhirat kelak. Allah berfirman:

ثُمَّ إِنَّكُمْ أَيُّهَا الضَّالُّونَ الْمُكَذِّبُونَ () لآكِلُونَ مِنْ شَجَرٍ مِنْ زَقُّومٍ () فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ

Tsumma innakum ayyuhadl dlaalluunal mukadzdzibuun. Laaakiluuna ming syajarim ming zaqquum. Famaaliuunal minhaal buthuun.

Artinya:

 “Kemudian sesungguhnya kamu hai orang-orang yang sesat lagi mendustakan. Benar-benar akan memakan pohon Zaqqum. Dan akan memenuhi perutmu dengannya.” (QS: Al-Waqi’ah ayat 51-53)

Allah menyebut orang yang tidak mempercayai hari kebangkitan dengan dua sifat. Pertama, mereka adalah orang yang melenceng dari jalan kebenaran. Mereka berada di jalan kesesatan sehingga mendustakan keberadaan hari kebangkitan. Kedua, mereka adalah orang yang mendustakan hari kebangkitan dengan mengeluarkan pertanyaan ejekan, tentang benarkah mereka yang mati dan kemudian menjadi tanah serta tulang-belulang akan dibangkitkan kembali?

Allah menerangkan, bahwa usai seluruh manusia dibangkitkan dan dikumpulkan dalam satu tempat dan satu waktu, orang-orang seperti mereka akan menerima adzab yang pedih. Yaitu merasakan rasa lapar yang amat berat sehingga memakan makanan yang akan menghancurkan tubuh mereka seketika itu juga. Makanan tersebut diistilahkan dengan sebutan pohon zaqqum.

Pohon zaqqum adalah sejenis pohon yang tumbuh di neraka. Di dalam surat lain, Allah menerangkan tentang sifat pohon ini. Misalnya dalam surat al-Shafat ayat 64-65, Allah berfirman:

إِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِي أَصْلِ الْجَحِيمِ  () طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُءُوسُ الشَّيَاطِي

Artinya:

“Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka yang menyala. Mayangnya seperti kepada para setan” (QS: Al-Shafat ayat 64-56)

Dalam surat al-Dukhan ayat 43-46, Allah juga menjelaskan bahwa pohon zaqqum itu makanan orang-orang yeang berdosa. Rasanya seperti korotan minyak yang mendidih di dalam perut dan mendidihnya itu seperti air yang sangat panas.

Al-Tirmidzi, Ahmad bin Hanbal, dan Ibnu Hibban menyebutkan riwayat yang berasal dari Nabi Muhammad terkait pohon ini. Rasulullah bersabda:

 لَوْ أَنَّ قَطْرَةً مِنَ الزَّقُّومِ قُطِرَتْ فِى دَارِ الدُّنْيَا لأَفْسَدَتْ عَلَى أَهْلِ الدُّنْيَا مَعَايِشَهُمْ فَكَيْفَ بِمَنْ يَكُونُ طَعَامَهُ

“Andai setetes pohon zaqqum dijatuhkan ke dunia, maka ia pasti akan merusak kehidupan penduduk dunia. Apalagi terhadap orang yang pohon Zaqqum menjadi makanannnya.” (HR: Al-Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Hibban)

Dari keterangan ini, kita mendapatkan gambaran betapa mengerikannya pohon zaqqum. Ia tumbuh di neraka dan diibaratkan saat berada di dalam tubuh manusia, bagai kotoran minyak yang mendidih. Zaqqum memiliki sifat merusak dan yang dirusaknya bukanlah bagian yang sedikit. Seperti yang disabdakan Nabi Muhammad, satu tetesnya bisa merusak kehidupan seluruh manusia di dunia.

Inilah yang kelak menjadi makanan orang-orang yang tidak percaya terhadap hari kebangkitan. Mereka saat di neraka, karena merasakan rasa lapar yang berat, akan memakan pohon zaqqum. Tidak hanya memakan, melainkan memenuhi perut mereka dengan pohon tersebut.

Mereka memenuhi perut mereka dengan pohon zaqqum sebagaimana tatkala di dunia mereka memenuhi perut mereka dengan kenikmatan, yang membuat mereka lalai dengan adanya hari kebangkitan serta pembalasan amal. Saat memakan pohon tersebut, mereka kemudian merasakan rasa haus yang amat berat. Dan kemudian meminum minuman yang akan menjadi jenis siksa kedua bagi mereka. Minuman ini diterangkan Allah di ayat selanjutnya.