Tafsir Surat Al-Waqi’ah Ayat 41-44: Gambaran Siksa Penduduk Neraka

Tafsir Surat Al-Waqi’ah Ayat 41-44: Gambaran Siksa Penduduk Neraka

Tafsir Surat Al-Waqi’ah Ayat 41-44: Gambaran Siksa Penduduk Neraka
Kitab-kitab yang disusun rapi.

Setelah Allah SWT menjelaskan tentang penghuni surga pada ayat sebelumnya, pada ayat 41-44 ini Allah SWT menjelaskan tentang siksa penduduk neraka. Allah SWT berfirman:

وَأَصْحَابُ الشِّمَالِ مَا أَصْحَابُ الشِّمَالِ () فِي سَمُومٍ وَحَمِيمٍ () وَظِلٍّ مِنْ يَحْمُومٍ () لَا بَارِدٍ وَلَا كَرِيمٍ

 Waasykhabusy syimaali maa asykhaabusy syimal. Fii samuumiw wa khamiim. Wa dzillim miy yakhmuum. Laa baaridiw walaa kariim

 Artinya:

“Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu? Dalam (siksaan) angin yang amat panas, dan air panas yang mendidih. dan dalam naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan. (QS: Al-Waqi’ah ayat 41-44)

Orang yang melakukan perbuatan buruk di dunia akan menerima siksaan dan hukum seperti yang disebutkan Allah SWT dalam al-Qur’an. Pada surat al-Waqi’ah ini, ada tiga bentuk siksaan yang diterima penduduk neraka:

Pertama, siksaan berupa angin. Pada ayat 42, angin yang dimaksud adalah angin yang panas, bukan angin yang sejuk seperti kehidupan dunia. Al-Suyuthi menjelaskan, kata samumin maksudnya adalah angin panas dari api neraka yang rasa sakitnya terasa sampai bagian dalam tubuh manusia. Ibnu Asyur menambahkan, sifat angin ini kering dan tidak mengandung air sama sekali. Kata samumin menurut Ibnu Asyur berasal dari kata summun yang berati sesuatu yang berbahaya ketika mengenai tubuh.

Kedua, siksaan berupa air. Air yang dimaksud dalam ayat 42 adalah air yang sangat panas. Al-Shawi dalam Syarah Tafsir Jalalain menjelaskan, ketika penduduk negara kena angin panas, maka mereka kehausan dan mencari air untuk menghilangkan rasa haus di tenggorokan mereka. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, air yang mereka minum memutus tali urat mereka karena saking panasnya.

Ketiga, siksaan berupa bayang-bayang. Dalam ayat 43-44, bayang-bayang ini disifati dengan tiga sifat. Penjelasannya sebagai berikut:

Pertama, bayang-bayang yang dimaksud di sini adalah asap yang bewarna hitam pekat. Menurut Ibnu Asyur, bayang-bayang ini muncul karena asap yang berasal dari api neraka. Asap ini sangat tebal. Saking tebalnya, cahaya matahari tidak akan bisa menembus ketebalan asap itu.

Kedua, bayang-bayang di neraka tidak seperti di dunia. Pada umumnya, bayangan di dunia meneduhkan dan menyejukkan, tapi bayangan di akhirat malah membuat kesengsaraan dan kepedihan.

Ketiga, bayang-bayang di neraka tidak menyenangkan dan membuat penduduknya terasa nyaman.

Siksaan berupa air dan bayang-bayang yang diterima penduduk neraka, kalau diperhatikan, juga berkaitan dengan kenikmatan yang diterima penduduk surga. Seperti dijelaskan pada ayat sebelumnya, penduduk surga juga menerima kenikmatan berupa air dan lain-lain. Tapi air yang diminum penduduk surga sangat berbeda dengan penduduk neraka. Bentuk siksaan bagi penghuni neraka ini sengaja dijelaskan agar manusia mendapatkan gambaran dari betapa pedihnya siksaan api neraka, sehingga mereka menjauhi segala larangan Allah SWT.