Konflik Iran-Israel: Perang Dunia Ketiga Semakin Dekat?

Konflik Iran-Israel: Perang Dunia Ketiga Semakin Dekat?

Walau telah menegaskan dukungan kepada Palestina, pandangan masa lalu Iran masih membuat banyak pihak skeptis.

Konflik Iran-Israel: Perang Dunia Ketiga Semakin Dekat?

Beberapa waktu lalu dunia dikejutkan dengan tindakan militer Iran yang menembakkan lebih dari 300 drone, rudal balistik, dan rudal jelajah ke Israel. Namun, 99 persen di antaranya diklaim berhasil dicegat berkat bantuan dari Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis yang merupakan sekutu kuat Israel. Apa yang dilakukan Iran tentu membuat banyak orang was-was: apakah akan terjadi perang dunia ketiga?

Tidak Sesederhana Itu

Meski ada indikasi mengarah ke sana, namun masih banyak kemungkinan skenario yang terjadi. Pertama, apa yang dilakukan Iran bukan serangan skala ‘besar’. Tindakan tersebut sejatinya adalah pembalasan Iran terhadap apa yang dilakukan Israel sebelumnya, dimana Israel melakukan penyerangan terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah. Iran dalam hal ini tidak akan bertindak gegabah mengingat risiko militer yang akan mereka terima justru akan berbuah simalakama. Tidak hanya itu, kapasitas militer mereka masih di bawah Israel, walau anggaran yang mereka alokasikan akan cukup untuk menjalankan agresi.

Di sisi lain, Israel melihat Iran sebagai musuh yang sewaktu-waktu menyerang mereka tanpa peduli risiko yang akan mereka hadapi. Sebelum Tel Aviv menyasar konsulat Iran, asset Tel Aviv dan Amerika Serikat sempat diserang. Israel percaya bahwa Iran ada di balik tindakan ini. Terlebih, sudah sejak lama Israel dan Iran menjadi musuh bebuyutan.

Meski sebelum Revolusi Islam Iran pada tahun 1979, Iran dan Israel adalah sekutu yang dekat. Bahkan Iran di bawah kepemimpinan Shah Muhammad Reza Pahlavi sempat mengakui Israel sebagai negara berdaulat tak lama setelah tahun 1948. Namun, semua berubah ketika revolusi yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini berhasil menggulingkan Shah dan mendirikan Republik Islam Iran.

Kekuasaan baru ini menandai berakhirnya persahabatan antara Iran dan Israel. Mereka yang awalnya bersahabat dekat, kemudian meregang. Alasan mendasar pimpinan Iran adalah tindakan Israel terhadap Palestina. Ayatollah melihat Israel sebagai penjajah dan tidak membenarkan apa yang dilakukan Israel kepada bangsa Palestina.

Walau telah menegaskan dukungan kepada Palestina, pandangan masa lalu Iran masih membuat banyak pihak skeptis, termasuk rakyat Palestina sendiri. Mereka khawatir mereka hanya dijadikan tumbal politik semata.

Keraguan publik terhadap Iran tak membuat pemerintah Iran bergeming. Untuk menegaskan dukungan kepada Palestina, Iran membantu Hamas agar dapat mewujudkan kemerdekaan Palestina, hal yang tentu kian membuat Tel Aviv kian geram.

Jika Amerika Mendukung Israel: Berpotensi Menaikkan Eskalasi

Faktor lain yang akan berpengaruh adalah sikap Amerika Serikat terhadap situasi ini. Dalam banyak konflik, Negeri Paman Sam kerap salah langkah dalam mengambil posisi hingga mengakibatkan kerugian yang cukup besar termasuk dalam kasus Irak dan Vietnam. Bila tak dikalkulasikan dengan baik, hal yang sama akan terjadi jika Amerika Serikat memilih mendukung konfrontasi Israel dan menggempur Iran.

Tindakan gegabah Amerika Serikat akan memiliki dampak timbulnya eskalasi konflik regional Timur Tengah. Negara-negara lain di kawasan ini, termasuk sekutu Iran seperti Irak dan Yaman, mungkin merespon dengan tindakan militer atau dukungan terhadap Iran. Kondisi tersebut bukan hanya mengakibatkan kerugian militer, tapi akan berpengaruh pada pasokan minyak dan gas alam dari wilayah Teluk Persia. Dengan kata lain, miskalkulasi Amerika bisa menciptakan ketidakstabilan yang dapat mempengaruhi ekonomi global dan harga energi dunia.

Dari pernyataan Amerika Serikat dalam beberapa kesempatan menanggapi naiknya tensi Iran-Israel, mereka sepertinya lebih memilih bermain aman. Terlebih, mereka telah menghabiskan banyak anggaran militer untuk membantu Israel memborbardir Palestina yang mengakibatkan turun drastisnya kepercayaan publik kepada pemerintah sekarang. Bila mereka bersikukuh menghabiskan banyak dana untuk perang lainnya, bisa dipastikan pemerintah Joe Biden akan kehilangan banyak suara menjelang pemilu di akhir tahun nanti.

Dunia Ingin Perdamaian

Sejauh ini banyak pihak juga telah menyayangkan apa yang terjadi antara Iran dan Israel, mereka berharap ada langkah diplomasi yang dilakukan agar konflik dengan skala yang lebih besar tidak terjadi. Oleh karena itu, mari berharap agar pihak berwenang terutama negara-negara besar lebih mengedepankan dialog dan jalan preventif agar perang dunia ketiga tidak pecah hanya karena egoisme para petinggi negara.

(AN)