Pemerintah Arab Saudi sedang mengembangkan teknologi pintar untuk kepentingan pelaksaan ibadah haji. Diharapkan dengan adanya teknologi tersebut, para peziarah dapat lebih merasakan bagaimana menikmati ibadah haji mulai dari rumah hingga mereka tiba dan pulang berziarah. Rencana yang disebut Smart Mekah merupakan proyek ambisius yang memasukkan teknologi canggih di kota suci itu.
“Kementerian Saudi melihat pengalaman haji dan umrah sebagai gambaran holistik karena ini adalah perjalanan emosional dan religius. Peziarah memikirkan pengalaman ini bertahun-tahun sebelum mereka tiba. Dibutuhkan banyak dari mereka secara emosional dan finansial untuk datang ke sini, ” Marwan Al-Sulaimani, Kementerian Haji dan Direktur Jenderal Umrah seperti dikutip laman Arabnews
Dengan penggunaan teknologi ini diharapkan para jemaah bisa mendapatkan kelancara dari saat mereka datang hingga berkumpul di Arafah. Ditambahkan Sulaimani bahwa kementeriannya bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan akan selalu meningkatkan layanan pada jamaah haji maupun umroh.
“Haji sangat kompleks karena dilayani oleh departemen lalu lintas, Pertahanan Sipil, rumah sakit dan departemen imigrasi. Seluruh negara berkumpul untuk melayani di haji,” ujarnya.
Pemerintah Arab Saudi memang sedang gencar-gencaranya meningkatkan jumlah peziarah yang datang di Makkah dan Madinah. Tahun 2022 diharapkan ada 15 juta jamaah yang datang di kedua kota suci itu. Sedangkan tahun 2030 ditargetkan mencapai 30 juta orang.