Riya berati mempertontonkan ibadah yang kita lakukan kepada orang lain, sehingga bisa mengurangi rasa keikhlasan. Orang riya beribadah bukan karena Allah, tapi karena ingin mendapat apresiasi dari manusia. Sementara ujub adalah anggapan bahwa terwujudnya sebuah amalan karena sesuai sebab, manusia, atau diri sendiri, bukan karena Allah SWT. Ujub bisa disebabkan oleh beberapa hal: menyebutkan kemegahan diri sendiri, manusia, atau sesuatu yang lain.
Riya dan ujub bisa menyebabkan hilangnya pahala dan kemulaiaan dari amalan yang dilakukan. Selain riya dan ujub, ada beberapa amalan lain yang bisa merusak ibadah kita, imam al-Ghazali dalam Minhajul ‘Abidin menyebutkan amalan lain itu di antaranya:
- Munafik
- Mencampuradukkan persoalan
- Mengungkit-ungkit sedekah
- Menyakiti orang lain.
- Menyesali perbuatan
- Merasa rugi
- Meremehkan
- Takut pada ancaman manusia
Untuk terhindari dari perbuatan itu, ada beberapa hal yang perlu diusahakan dalam kehidupan:
- Ikhlas beramal
- Mengasingkan diri
- Menyerahkan segala amal kebaikan kepada Allah SWT
- Memperbaiki ibadah
- Menetapkan hati
- Mempergunakan waktu sebaik-baiknya untuk beramal baik
- Mengangungkan taufiq-Nya
- Takut dan tunduk pada Allah SWT
Supaya amal ibadah yang kita lakukan tidak sia-sia dan mendapat ridha Allah SWT, maka delapan hal yang disebutkan di atas perlu kita hindari, semisal munafik, meremehkan orang, menyakiti manusia dan lain-lain. Untuk mengobati dan terhindar dari delapan amalan yang buruk ini kita perlu memperbanyak keikhlasan dan berpasrah diri kepada Allah SWT.