Islam menganjurkan pemeluknya untuk memperbanyak melakukan amal baik dalam kondisi apapun. Beramal tidak mesti dalam kondisi lapang dan senang, tetapi juga dalam kondisi susah dan sempit sekalipun. Bahkan, orang yang beramal dalam kondisi susah pahalanya lebih besar dibanding beramal dalam kondisi lapang.
Karenanya, dalam kondisi sesulit apapun, kita diminta untuk tetap beramal dan berbuat baik kepada siapapun. Syekh Nawawi al-Nawawi dalam Nashaihul ‘Ibad mengingatkan ada empat amalan yang sulit dilakukan:
إن أصعب الأعمال أربع خصال العفو عند الغضب والجود في العسرة والعفة في الخلوة وقول الحق لمن يخافه أو يرجوه
“Amal yang paling sulit ada empat, yaitu: memaafkan pada saat marah, dermawan saat ekonomi sulit, menjaga diri dari hal yang tidak terpuji saat sendirian, berkata yang sebenarnya kepada orang yang disegani atau orang yang diharapkan kebaikannya.”
Memafkan orang pada saat marah memang susah. Apalagi kalau orang itu sudah menyinggung dan menyakiti perasaat kita. Tapi dalam kondisi marah sekalipun, Islam menganjurkan untuk tetap menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain.
Begitu juga dengan sedekah pada saat kondisi sulit. Umumnya, orang yang berada dalam kondisi kesulitan berharap ada orang lain yang membantunya. Tapi kalau kita bisa dermawan dalam kondisi sulit, pahalanya di mata Allah sangatlah besar.
Selanjutnya, berbuat baik di hadapan banyak orang sangatlah mudah. Semua orang pengen terlihat baik di hadapan semua orang. Namun yang paling susah adalah tetap berbuat baik atau menjaga diri agar tidak melakukan maksiat dalam kesendirian.
Terakhir, amalan paling susah berikutnya adalah berkata yang sebenarnya kepada orang disegani atau kita ada maunya dengan orang itu. Berkata benar dan saling menasehati bagian dari ajaran Islam. Kita harus berkata benar kepada siapapun, termasuk kepada orang yang kita takuti dan segani sekalipun. Tentu menyampaikan kata benar ini perlu dibarengi dengan cara yang baik dan bijak.