Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama memberikan sambutannya kepada para peserta Religion 20 (R20) yang terdiri dari berbagai tokoh-tokoh besar agama dunia.
Dalam sambutannya, Gus Yahya mengawali dengan memuji Bali sebagai tanah toleransi. Mantan Dewan Penasehat Presiden Joko Widodo bidang agama ini menyebut bali sebagai kota hindu namun tetap memperbolehkan budaya daerah lain untuk hadir dan tampil.
Sambutan Gus Yahya untuk peserta R20
“Selamat datang di Bali, tanah Hindu, yang memperbolehkan tarian kesenian ikonik dari budaya muslim Aceh untuk tampil di panggung R20,” terang Gus Yahya.
Gus Yahya juga melanjutkan bahwa meskipun Bali adalah tanah Hindu, tetapi memperkenankan Nahdlatul Ulama dan Liga Muslim Dunia untuk membawa inisiatif dan mengundang seluruh tokoh agama dunia.
“Selamat datang di Bali, tanah Hindu, yang memperkenankan Nahdlatul Ulama, organisasi muslim terbesar di dunia, dan Liga Muslim Dunia, organisasi paling penting dalam dunia Islam untuk membawa inisiatif di tanah ini bersama semua pemimpin dari berbagai agama dunia,” lanjut Gus Yahya.
Mantan juru bicara presiden keempat Indonesia ini juga mengenalkan Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia yang memperkankan budaya agama hindu lestari dan dirayakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.
“Selamat datang di Indonesia, negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia, yang mempersilakan Bali untuk melestarikan budaya Hindunya yang unik. (Indonesia) negara mayoritas muslim di dunia yang memperbolehkan budaya Hindu yang unik untuk berkembang dan dirayakan,” sambungnya.
Beberapa ungkapan sambutan Gus Yahya ini semacam promosi Indonesia kepada seluruh pemimpin agama dunia. Ungkapan tersebut sekaligus untuk menunjukkan kepada dunia bahwa meskipun berada di Bali, tanah Hindu, Islam masih bisa berekspresi tanpa marginalisasi.
Sambutan Gus Yahya tersebut juga sekaligus sindiran kepada beberapa pemimpin agama di dunia yang masih mempersoalkan perbedaan agama sebagai problem dan memperluasnya sebagai konflik. Saat ini beberapa konflik di beberapa negara, salah satunya dipengaruhi karena agama, termasuk di India, yang dilakukan oleh parta sayap kanan milik Modi. Begitu juga krisis di Rohingya Myanmar. (AN)