Ada yang beda dengan pelaksanaan rukun thawaf ibadah haji di tengah pandemi tahun ini. Laksana upacara bendera, para jemaah haji tampak berjarak mengitari Ka’bah. Ini merupakan upaya preventif meminimalisir risiko pesebaran virus corona.
Sejumlah foto dan video yang beredar di media sosial menunjukkan betapa tidak biasanya haji tahun ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Incredible and Unprecedented Tawaaf in Masjid Al Haram performed by Hujjaj today on Day of Tarwiyah #Hajj #بسلام_آمنين pic.twitter.com/KprCusHXze
— Inside the Haramain (@insharifain) July 29, 2020
Dalam menerapkan social distancing, para jemaah berjalan di sepanjang papan yang diletakkan di lantai. Mereka juga tampak membawa payung untuk melindungi diri dari terik sinar matahari.
Kabarnya, sebelum pelaksanaan haji dimulai kemarin, calon jemaah haji diminta untuk melakukan karantina mandiri selama 1 minggu di rumah mereka dan 4 hari di Mekkah. Hal itu merupakan bagian dari protokol kesehatan yang diberlakukan pemerintah Arab Saudi menurut Kementerian Media kerajaan tersebut.
Selain itu, penggunaan masker juga diwajibkan, termasuk melarang jemaah menyentuh Ka’bah dan mencium Hajar Aswad. Setiap bus yang mengangkut jemaah haji antara situs yang berbeda pun harus ditempati dengan kapasitas 50 persen.
Sementara, terkait rukun di Arafah dan Muzdalifah, telah dipastikan bahwa tidak lebih dari 10 jemaah yang berada di dalam tenda berukuran 50 meter persegi itu. Untuk lontar jumrah, tidak lebih dari 10 jemaah per kelompok yang masuk ke lokasi. Dan, batu kerikil yang digunakan telah didesinfeksi lebih dahulu.
Seperti diketahui, hanya sekitar 1.000 jemaah Muslim yang dapat menjalankan Haji di masa pandemi. Angka itu tentu saja sangat kecil dibanding jumlah jemaah haji biasanya, sekitar 2,5 juta orang dari berbagai penjuru dunia yang berkumpul di Mekkah setiap tahunnya.
Keputusan Arab Saudi dalam membatasi jumlah jemaah haji tersebut mendapat apresiasi dari Ahmed Al-Mandhari, direktur Organisasi Kesehatan Dunia untuk wilayah Mediterania Timur.
Menurut Al-Madhari, dikutip Kompas.com, keputusan itu bertujuan untuk memastikan keamanan para jemaah dan mendorong keamanan kesehatan baik di dalam maupun di luar kerajaan. Lagi pula, ini merupakan pertama kalinya Arab Saudi memutuskan pembatasan jumlah jemaah haji dalam riwayat sejarah modern kerajaan itu.
Kiwari, Arab Saudi hanya memperkenankan warganya dan warga asing dari 160 negara yang tinggal di kerajaan itu untuk ikut berhaji pada tahun ini. Ada pun penerbangan internasional ke dan dari Arab Saudi telah ditangguhkan sejak Maret silam.