Ketika mengunjungi Palestina, setelah kota itu dapat dikuasai pasukan Islam, Uskup Agung Palestina, Saphronius mengajak Umar bin Khattab jalan-jalan menyusuri Gereja Makam Kudus, Gereja yang sangat suci bagi umat Kristen.
Memasuki waktu sholat Dhuhur, Saphronius mempersilakan Umar untuk sholat dalam Gereja, namun Umar berujar :
“Bukan aku tidak mau sholat di dalam Gereja ini, tapi aku takut, kelak sepeninggal aku, ada alasan untuk mengubah Gereja ini menjadi Masjid”
Akhirnya, Umar bin Khattab memilih sholat di sisi Selatan Gereja Makam Kudus, yang sekarang menjadi Masjid Umar bin Khattab.
Di titik ini, Umar begitu menghormati Gereja. Ia tidak mau sholat di Gereja karena bisa menjadi alasan orang Muslim mengubah Gereja menjadi Masjid. Hal ini dapat kita lihat di Turki.
Saat masuk kota Konstantinopel, Muhammad al-Fatih terkagum-kagum dengan keindahan arsitektur Gereja Hagia Sophia. Dan, ia sholat di dalam Gereja itu, yang kemudian diubah menjadi Masjid. Al-Fatih enggan meneladani Umar untuk menghormati Gereja.
Kembali ke Umar bin Khattab, di depan Saphronius dan warga Kota Palestina, Umar bersumpah :
“Demi Allah!, jaminan keamanan bagi diri mereka, kekayaan, gereja, dan salib mereka, bagi yang sakit, bagi yang sehat, dan seluruh masyarakat beragama di Kota Suci itu; bahwa gereja-gereja mereka tidak akan menurunkan atau tidak akan mengambil satu barang pun yang diambil dari mereka atau kediaman mereka, atau dari salib-salib maupun milik penghuni kota, bahwa para warga tidak akan meninggalkan agama mereka, bahwa tak seorang pun akan dicederai. Dan bahwa, tak seorang Yahudi pun dilarang menghuni Aelia.”
Umar bin Khattab mengikuti jalan Nabi untuk mencintai semua manusia, agama apapun. Rahmat dan kemuliaan untukmu, ya Al-Faruq.