Khazanah Islam Tentang Geografi

Khazanah Islam Tentang Geografi

Islam begitu mencintai pengetahuan, tapi sekarang jejaknya nyaris purna

Khazanah Islam Tentang Geografi

Dalam enskiklopedia Islam bahwa pada abad pertengahan merupakan zaman emas pekembangan ilmu geografi. Kaum muslimin mengambil alih ilmu geografi dengan menerjemahkan karya-karya Yunani dan mengembangkannya menjadi lebih maju. Tercatat sejak zaman Khalifah Abu Jakfar Al Mansur dari kekhalifahan Abbasiyah hingga mencapai puncaknya pada zaman al Makmun.

Beberapa ilmuwan Islam sangat tekun dalam mengembangkan geografi ini. Beberapa diantaranya membuat terobosan dengan karya ilmiahnya. Salah satu diantaranya adalah Ibnu Khurdazbih (w.911). Ilmuwan asal Persia ini dikenal sebagai “Bapak Geografi “ karena berhasil meletakkan dasar-dasar dan model penulisan geografi dalam bahasa Arab. Penelusuran dan pengembangan ilmu geografi Islam ini melahirkan sebuah perubahan besar di bidang geografi. Maka sejak dini para ilmuwan Islam kala itu telah mengenal tentang konsep bahwa bumi itu bulat dan tidak datar, dan bumi menempati posisi sentral dalam sistem semesta.

Dalam bahasa Arab istilah geografi ditulis dengan jugrafiya. Istilah tersebut diambil dari karya Marinus (ilmuwan Yunani) dan Claudius Ptolemeus. Karya keduanya kemudian ditulis dalam bahasa Arab dengan judul Surah al Ard. Pada abad 9 M. Khalifah al Makmun mendorong untuk mengembangkan ilmu geografi ini menjadi lebih maju. Maka lahirlah kemudian sebuah buku yang berjudul as Surah al Ma’muniyah. Buku ini dipandang sebagai sebuah karya peta bumi yang terbaik di masanya. Kontribusinya adalah tentang ukuran garis lengkung bumi yang lebih akurat.

Menurut JH Kremers seorang ahli geografi menyatakan bahwa sepanjang abad ke 9 pengaruh Yunani sangat menonjol dalam perkembangan ilmu geografi kaum muslimin. Akan tetapi mulai akhir abad tersebut bergeser ke timur, yakni Persia. Diantara pengaruh konsep geografi Persia yang menonjol adalah munculnya konsep Tujuh Kisywar. Konsep geografis ini membagi bumi atas tujuh gari lengkung bumi yang sebanding. Tidak hanya Yunani dan Persia yang mempengaruhi perkembangan geografi di dunia Islam, tetapi juga India. Khalifah al mansur pernah memerintahkan untuk menerjemahkan geografi berbahasa Sansekerta yang berjudul Surya-Siddanta dalam bahasa Arab. Mereka
Namun pengaruh tersebut tidak serta merta menjadikan kaum muslimin sebagai peniru. Ilmuwan –ilmuwan geografi Islam justru mengolah kembali dan mengembangkannya dengan melakukan berbagai pengamatan, dan percobaan-percobaan. Maka lahirlah beberapa karya geografi yang kemudian menjadi buku pegangan geografi hingga kini.

Beberapa pakar geografi muslim kemudian bermunculan. Diantaranya adalah Ibnu Rustah, Al Ya’kubi, al Mas’udi hingga Ibnu Hawqal. Ada beberapa buku yang telah menjadi rujukan di zamannya tetang buku ilmu biografi ini. Salah satunya adalah karya Ibnu Khurdazbih dengan judul al Wasalik wa al Mamalik. Buku ini isinya tentang topografi (ilmu pemetaan) yang dilakukan oleh pengarangnya ketika melakukan perjalanan di berbagai tempat. Buku yang sama terbit juga pada masa Ibnu Khurdazbih ini yaitu dengan judul Kitab Buldankarya Ibnu Wazih al Ya’kubi.

Kemudian juga diterbitkan buku berjudul Ahzan al Taqasim fi Ma’rifat ala Aqalim karya al Maqsidi. Isinya tentang peta hasil lawatannya ke semua negara Islam kecuali Spanyol, Sijistan, dan India selama 20 tahun. Saat akhir bani Abasyiyah ada sebuah buku kamus geografi yang berjudul Mu’jam Al Buldan karya Yaqut bin Abdullah al Hamawi.
Di masa Bani Umayyah Spanyol beberapa ilmuwan geografi melahirkan beberapa karya. Diantaranya adalah As Syarif al Idrisi. Ilmuwan ini sempat diundang oleh raja Sicilia, Roger II untuk menggambar peta dunia diatas bola dunia yang terbuat dari perak. Tercatat pula beberapa ilmuwan geografi asal Cordova yaitu Abu Ubaid Abdullah al Bakri dan Abu Hamid Muhammad Al Mazini dengan bukunya Tufah Al Ahbab wa Tuhfah al I’jab. Tak ketinggalan filsuf kesohor Al Kindi yang juga menulis tentang geografi. Ada dua karya yang telah ditulisnya yaitu Rasm al Makmur min al Ard dan Risalah fi al Bihar wa al Madd wa al Jazr.

Ilmu geografi juga berkembang hingga masa kerajaan Usmani. Aspek yang dibahasanpun lebih banyak dan kompleks seperti gambaran geografis tentang bumi, karya karya kosmologi, artikel mengenai kota dan tempat keagamaan, literatur tentang maritim dan astronomi serta literatur dan kamus geografi dan lain sebagainya.