Janji Allah: Umat Nabi Muhammad Tidak Akan Dibinasakan Seperti Umat-umat Sebelumnya

Janji Allah: Umat Nabi Muhammad Tidak Akan Dibinasakan Seperti Umat-umat Sebelumnya

Janji Allah: Umat Nabi Muhammad Tidak Akan Dibinasakan Seperti Umat-umat Sebelumnya
bencana

Setiap kali terjadi bencana alam, muncul berbagai pandangan di kalangan masyarakat, termasuk tuduhan dari beberapa netizen yang menganggap bahwa bencana tersebut merupakan azab dari Allah akibat dosa-dosa yang dilakukan oleh penduduk di daerah tersebut.

Pandangan semacam ini seringkali menimbulkan ketegangan dan rasa ketidakadilan, terutama bagi mereka yang terkena dampak bencana. Padahal umat Nabi Muhammad SAW memiliki keistimewaan yang berbeda dibandingkan umat-umat terdahulu, yaitu Allah telah menjamin bahwa umat ini tidak akan dibinasakan secara keseluruhan melalui bencana, sebagaimana yang pernah terjadi pada umat para nabi sebelum Nabi Muhammad SAW.

Dalam kitab Khasha’is al-Ummah al-Muhammadiyyah karya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani, disebutkan bahwa salah satu keistimewaan umat Nabi Muhammad SAW adalah jaminan dari Allah bahwa umat ini tidak akan dibinasakan dengan bencana besar seperti kelaparan atau tenggelam. Hal ini merujuk pada hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:

أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ أَقْبَلَ ذَاتَ يَوْمٍ مِنَ الْعَالِيَةِ حَتَّى إِذَا مَرَّ بِمَسْجِدِ بَنِي مُعَاوِيَةَ دَخَلَ فَرَكَعَ فِيهِ رَكْعَتَيْنِ، وَصَلَّيْنَا مَعَهُ وَدَعَا رَبَّهُ طَوِيلًا، ثُمَّ انْصَرَفَ إِلَيْنَا فَقَالَ  ﷺ: سَأَلْتُ رَبِّي ثَلَاثًا، فَأَعْطَانِي ثِنْتَيْنِ وَمَنَعَنِي وَاحِدَةً: سَأَلْتُ رَبِّي أَنْ لَا يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالسَّنَةِ فَأَعْطَانِيهَا، وَسَأَلْتُهُ أَنْ لَا يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالْغَرَقِ فَأَعْطَانِيهَا، وَسَأَلْتُهُ أَنْ لَا يَجْعَلَ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ فَمَنَعَنِيهَا

“Aku memohon kepada Tuhanku tiga hal, maka Dia mengabulkan dua permintaanku dan menolak satu. Aku memohon kepada Tuhanku agar umatku tidak dibinasakan dengan kelaparan yang meluas, dan Dia mengabulkannya. Aku memohon agar umatku tidak dibinasakan dengan tenggelam, dan Dia mengabulkannya. Aku juga memohon agar umatku tidak berpecah belah dan saling berseteru, namun Dia menolaknya.” (HR. Muslim)

Berbeda dengan umat-umat terdahulu yang mengalami kehancuran total akibat bencana sebagai bentuk hukuman atas pembangkangan mereka, umat Nabi Muhammad diberi rahmat yang lebih besar. Meskipun umat ini tetap akan mengalami ujian berupa bencana alam atau musibah lainnya, jaminan Allah ini memastikan bahwa bencana tersebut tidak akan menyebabkan kehancuran total yang meluluhlantakkan seluruh umat.

Keistimewaan ini menjadi pengingat bagi umat Islam bahwa ujian dan cobaan adalah bagian dari perjalanan hidup, namun tidak berarti bencana tersebut merupakan tanda dari kebinasaan yang disebabkan oleh dosa-dosa semata. Islam mengajarkan agar setiap bencana atau musibah dihadapi dengan kesabaran, introspeksi, dan upaya untuk saling membantu sesama, bukan dengan saling menyalahkan. Bencana yang datang adalah bentuk pengujian, bukan penghancuran, seperti yang dialami umat-umat terdahulu.

Dengan rahmat Allah ini, umat Nabi Muhammad diingatkan untuk senantiasa bersyukur, beriman, dan menjadikan setiap musibah sebagai sarana untuk memperbaiki diri, meningkatkan ketakwaan, serta memperkuat solidaritas sosial. Ini adalah bukti nyata kasih sayang Allah yang melindungi umat ini dari kehancuran massal, sekaligus panggilan agar umat tetap menjaga amanah besar sebagai umat akhir zaman yang harus mengemban risalah Islam dengan penuh tanggung jawab.

Wallahu a’lam.