Setiap manusia pasti pernah bersedih. Sedih adalah bagian dari fitrah manusia. Tak satupun manusia bisa lepas dari kesedihan, tak terkecuali para nabi dan rasul. Hampir bisa dipastikan, semua orang di dunia ini pernah merasakan kegundahan dan kesedihan.
Sebenarnya bersedih dibolehkan dan memiliki dampak baik bagi tubuh, yakni dapat membersihkan racun dan meluapkan emosi yang terpendam. Akan tetapi, kesedihan juga dapat berdampak buruk jika terjadi berlarut-larut.
Kesedihan tidak seharusnya mengalahkan iman sehingga membuat seseorang terlalu larut dalam kesedihan yang pada akhirnya melakukan hal-hal yang melampaui batas. Tak dapat dipungkiri bahwa masih ada sebagian dari umat Islam yang belum memahami batas-batas kesedihan sehingga mudah terbawa oleh arus kesedihan yang berkepanjangan yang pada akhirnya menyita waktunya untuk beribadah. Tak jarang kesedihan yang dituruti merubah sikap dan karakter seseorang secara signifikan
Biasanya, orang yang terlalu larut dalam kesedihan adalah mereka yang gersang jiwanya, lemah agamanya dan minim pengetahuannya, tetapi besar harapan dan angan-angannya, sehingga kala apa yang sangat dicintainya hilang dan apa yang diimpikannya tidak tercapai, langsung merasa frustasi, stres bahkan gila dan putus asa, hingga bunuh diri.
Kesedihan seringkali muncul saat seseorang tidak dapat menerima keadaan, atau belum siap menghadapi kemungkinan buruk yang akan menimpanya seperti kehilangan, kegagalan, kesusahan, kecewa, stres, atau patah hati. Tidak menerima keadaan dan belum siap menghadapi kemungkinan buruk itulah terkadang membuat manusia larut dalam kesedihannya.
Seorang muslim hendaknya menyadari arti kehidupan ini agar tidak mudah jatuh di lembah kesedihan. Hendaknya ia menyadari apa yang dilaluinya di dunia ini tidak semulus jalan tol. Ada masa di mana ia merasakan kebahagiaan dan ada masa di mana ia merasakan kesengsaraan. Semua itu, tentu memiliki hikmah tersendiri dan menjadi pelajaran hidup agar selalu mengintropeksi diri.
Suatu ketika Ibrahim bin Adham melihat pemuda yang tengah bersedih. Hal itu membuat Ibrahim bin Adham terketuk hatinya untuk mengatasi kesedihan anak muda tersebut.
“Wahai anak muda, saya ingin bertanya kepadamu tiga hal dan mohon dijawab”
“Iya tuan, silahkan! Saya akan menjawabnya. “
“Apakah ada sesuatu yang terjadi di alam semesta ini tanpa kehendak Allah?”
“ Tidak.”
“Apakah Allah pernah mengurangi sedikit dari rezeki yang telah ditetapkan untukmu?”
“Tidak.”
“Apakah Allah pernah mengurangi sedikit dari masa hidup yang telah ditetapkan untukmu.”
“Tidak.”
“ Kalau demikian adanya, untuk apa engkau bersedih?”kata Ibrahim bin Adham menutup percakapannya sambil menepuk bahu sang pemuda dan berlalu pergi.
Jangan bersedih! Kata pepatah “Habis gelap terbitlah terang“. Setiap ujian yang dirasakan seorang hamba di muka bumi ini adalah bagian dari ketentuan Allah yang bertujuan menguji sejauh mana keseriusan dan kedekatannya dengan Allah.