Manusia terkadang mengalami beberapa masalah. Terkadang sedih, pun terkadang bahagia. Saat bahagia, jangan lupa untuk berdoa agar Allah senantiasa menjaga kebahagiaan tersebut, dan saat gelisah dan sedih jangan lupa juga berdoa, dengan harapan agar Allah menghilangkan kesedihan dan kegelisahan kita, serta menggantinya dengan kebahagiaan.
Abu Bakar bin Abi Syaibah meriwayatkan suatu doa dari Ibnu Mas’ud yang diajarkan langsung oleh Rasulullah untuk dibaca di saat gelisah. Bahkan kata Rasulullah, dengan izin Allah, siapa yang membaca doa ini, Allah akan mengganti kegelisahan dan kesedihannya dengan kebahagiaan.
اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ بْنُ عَبْدِكَ بْنُ أَمَتِكَ ، نَاصِيَتِي بِيَدِكَ ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي ، وَنُورَ صَدْرِي ، وَجِلاَءَ حُزْنِي ، وَذَهَابَ هَمِّي
Allahumma ini abduka ibnu abdika ibnu amatika, nasiyati bi yadika, maadin fiya khukmuka, adlun fiyya qadhauka, asaluka bikulli ismin huwa laka, sammaita bihi nafsaka, au anzaltahu fi kitabika, aw allamtahu ahadan min khalqika, awista’tsarta bihi fi ilmil ghaibi ‘indaka. An taj’al qur’aana rabi’a qalbi, wa nuura sadri, wa jila’a khuzni, wa dzahaba hammi.
“Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hambamu, anak dari hambamu dan hamba sahayamu, nyawaku di tanganmu, hukummu kepadaku telah terjadi, keputusanmu kepadaku begitu adil. Aku meminta kepadamu dengan semua nama yang engkau miliki, nama yang telah engkau berikan kepada diri-Mu sendiri, atau nama yang telah Engkau turunkan melalui kitab-Mu, atau nama yang telah engkau ajarkan kepada salah satu dari ciptaan-Mu. Atau nama yang telah engkau kuasai dalam ilmu ghaib milikmu. Jadikanlah Al-Quran sebagai bagian dari hati kami, menyinari hati kami, menghilangkan kesedihan dan kegelisahan kami.”
Wallahu A’lam