JAKARTA, ISLAMI.CO – Cendekiawan NU KH. Ulil Abshar Abdalla mengatakan bahwa para pengelola media keislaman, termasuk para penulis dan kotributor, untuk memiliki kepedulian terhadap bahasa.
Hal ini disampaikan dalam pembukaan kegiatan “Upgrading Kepenulisan Populer dan Konsolidasi Pengelola Media Keislaman Moderat” yang diselenggarakan oleh Arina Jejaring Media dan LTN PBNU pada Jumat (11/10) malam di Hotel Luminor, Gambir, Jakarta Pusat.
“Kesadaran seperti ini (kepedulian terhadap bahasa), pemahaman seperti ini, perlu kita tanamkan pada diri kita semua,” ujarnya.
Ketua PBNU ini memandang kepedulian terhadap bahasa sebagai sesuatu yang penting. Ini lantaran ia melihat adanya kemerosotan praktek berbahasa di kalangan para penulis saat ini.
“Terus terang, ada kemeresotan praktek berbahasa yang bagi saya memprihatinkan di kalangan generasi penulis belakangan ini,” ungkapnya.
Lebih lanjut, tokoh yang akrab disapa Gus Ulil ini menilai bahwa perusahaan media saat ini jarang ada yang menunjukkan kepedulian terhadap bahasa.
“Memang dari seluruh penerbitan, baik cetak maupun online yang tersedia saat ini, itu tidak ada atau jarang yang menunjukkan keprihatinan atau kepedulian besar pada soal bahasa ini,” bebernya.
Menurutnya, ini berbeda dengan tradisi saat sebelum muncul media online yang menurutnya hampir semua memiliki kepedulian terhadap aspek bahasa.
“Yang bisa saya sebut secara eksplisit, misalnya Tempo, Kompas, Sinar Harapan, Suara Pembaruan, itu semua adalah media yang peduli terhadap bahasa,” terangnya.
Pendiri Ghazalian College ini berharap, di tengah rendahnya jumlah masyarakat era media online yang peduli terhadap bahasa, para pengelola media keislaman yang hadir dalam kegiatan menunjukkan kepedulian itu.
“Saya ingin teman-teman yang terlibat dalam keredaksian dan penulis di Arina beserta jaringannya, memiliki ghiroh kebahasaan ini, walaupun hanya se-dzarrah saja,” tuturnya.
Gus Ulil menjelaskan, manifestasi riil dari kepedulian terhadap bahasa ini adalah kepedulian dalam pencarian gaya kepenulisan yang spesifik dan khas.
“Ini tidak mudah untuk dicapai dalam waktu singkat. Tapi saya ingin ada usaha bareng-bareng untuk merumuskan suatu gaya menulis yang khas,” paparnya.
Kegiatan “Upgrading Kepenulisan Populer dan Konsolidasi Pengelola Media Keislaman Moderat” dihadiri oleh puluhan pengelola media keislaman dan media dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam.
Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama antara Arina Jejaring Media dan LTN PBNU bersama Ditjen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama RI.