Gus Men: Indonesia adalah Best Practice dalam Membangun Dialog Antaragama dan Peradaban

Gus Men: Indonesia adalah Best Practice dalam Membangun Dialog Antaragama dan Peradaban

Gus Men: Indonesia adalah Best Practice dalam Membangun Dialog Antaragama dan Peradaban
Grand Syekh al-Azhar berfoto bersama Ketua Umum PBNU dan Menteri Agama RI (Foto: Kemenag)

Islami.co — Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas, yang akrab disapa Gus Men, menyampaikan pidato hangat saat menyambut Grand Syekh Al-Azhar, Syekh Ahmed Al-Thayyeb, dalam kunjungannya ke Jakarta. Dalam pidato tersebut, Menag menegaskan pentingnya dialog antaragama dan menggarisbawahi peran Indonesia sebagai contoh praktik terbaik dalam membangun dialog antaragama dan peradaban.

“Indonesia adalah salah satu contoh best practice dalam membangun dialog antaragama dan peradaban,” tegas Menag saat memberikan sambutan.

Gus Men memulai sambutannya dengan menyampaikan salam dari enam agama yang diakui di Indonesia: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Menurutnya, salam ini merupakan bagian dari cara Indonesia dalam merawat kerukunan.

“Di tengah keragaman agama (Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu), aliran kepercayaan, suku, ras, dan golongan, bangsa ini dapat hidup berdampingan, penuh harmoni,” lanjutnya.

Menag juga menyoroti situasi global yang penuh tantangan, menyebutkan bahwa dunia saat ini tidak dalam keadaan baik-baik saja. Konflik antarnegara, konflik antaragama, bahkan konflik intra agama masih kerap terjadi. Salah satu penyebab utama konflik tersebut, menurut Gus Men, adalah kurangnya kesalingan antar komponen masyarakat; tidak saling memahami, tidak saling mengerti, dan tidak saling mencintai.

“Dunia saat ini tidak dalam keadaan baik-baik saja. Konflik antarnegara, konflik antaragama, bahkan intra agama masih kerap terjadi. Di antara sebab konflik tersebut adalah tidak adanya kesalingan antarkomponen; tidak saling memahami, tidak saling mengerti, dan tidak saling mencintai,” ujar Gus Men dengan penuh keprihatinan.

Dalam pandangan Gus Men, Grand Syekh Al-Azhar, Prof. Dr. Ahmed al-Thayyeb, adalah salah satu tokoh agama yang paling konsisten mengkampanyekan dialog antaragama dan peradaban untuk mewujudkan perdamaian dunia. Salah satu kontribusi penting beliau adalah terwujudnya Piagam Persaudaraan Kemanusiaan (Watsiqah al-Ukhuwah al-Insaniyah) yang ditandatangani bersama Paus Fransiskus pada 4 Februari 2019.

“Inti dari piagam tersebut adalah mengajak seluruh umat manusia hidup berdampingan dengan berpegang pada nilai-nilai perdamaian, saling pengertian, kesetaraan, persaudaraan, hidup berdampingan, kebijaksanaan, keadilan, dan cinta,” papar Gus Men.

Gus Men juga menyampaikan apresiasi mendalam atas kunjungan Grand Syekh yang ketiga kalinya ke Indonesia. “Terima kasih atas kehadiran Grand Syekh yang ketiga kali di Indonesia. Kami semua, warga bangsa Indonesia, selalu merindukan dan menanti kunjungan Syekh berikutnya. Semoga beliau senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan dalam membimbing umat untuk mewujudkan peradaban dunia yang aman, tenteram, dan damai. Amin,” harapnya.

Dengan adanya kunjungan dan dialog seperti ini, Gus Men berharap agar kerukunan dan perdamaian dapat terus terjaga dan berkembang, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.

(AN)