Apakah Orang yang Melafalkan Kalimat Tauhid di Akhir Hayat Pasti Masuk Surga?

Apakah Orang yang Melafalkan Kalimat Tauhid di Akhir Hayat Pasti Masuk Surga?

Apakah Orang yang Melafalkan Kalimat Tauhid di Akhir Hayat Pasti Masuk Surga?

Di antara sekian banyak kalimat dzikir yang suci dalam syariat Islam, satu yang dianggap paling utama ialah kalimat Tauhid Laa Ilaaha Illa Allah (Tiada Tuhan selain Allah). Kalimat ini merupakan penegasan dari seorang makhluk tentang ketiadaan apapun untuk dia sembah kecuali Allah SWT.

Begitu pentingnya kalimat ini dalam syariat Islam, sampai-sampai dalam suatu kesempatan Rasulullah SAW pernah menyatakan:

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ

”Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Daud)

Dengan mendasarkan pada hadis di atas, sudah menjadi tradisi khususnya di Indonesia, jika ada seseorang yang sedang sakaratul maut, maka anggota keluarganya akan menemani dan menuntun pembacaan kalimat tauhid.

Pertanyaan yang muncul kemudian ialah apakah pengucapan kalimat tauhid di akhir hayat benar-benar akan menghapuskan dosa sehingga seseorang seseorang bisa otomatis bisa masuk surga, sementara di dalam sebuah ayat disebutkan bahwa setiap orang akan dibalas sesuai dengan amal perbuatannya

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS:Az-Zalzalah: 7-8)

Sekilas, sepertinya terjadi pertentangan antara dua dalil diatas, dalil pertama menunjukkan bahwa pengucapan kalimat tauhid di akhir hayat akan membuat seseorang auto masuk surga, sementara dalil kedua menunjukkan bahwa bagaimanapun seseorang akan diganjar sesuai dengan amalannya ketika di dunia.

Dalam ilmu Ushul Fiqh, dikenal konsep bahwa apabila terjadi kesan pertentangan antara dua dalil, maka perlu dilakukan al-jam’u bainahuma (menemukan titik temu antara keduanya).

Syeikh Jamal dalam kitab Hasyiyah al-Jamal (j. 3 h. 92) menukil pendapat Imam Ibnu Subki yang menjelaskan titik temu kedua dalil tersebut dengan penjelasan bahwasanya memang pada dasarnya semua orang akan dibalas sesuai dengan perbuatannya. Namun demikian Allah memiliki hak untuk memberikan ampunan terhadap orang tersebut ataupun tidak. Dengan demikian, keutamaan hadis diatas ialah sebagai pertanda bahwa orang yang akhir hayatnya mengucapkan kalimat tauhid merupakan ciri orang yang mendapatkan ampunan Allah atas dosa-dosanya sehingga dia akan masuk surga secara pasti.

Selengkapnya, klik di sini