Salah satu ciptaan Allah yang tak pernah durhaka, serta selalu taat kepadanya adalah malaikat. Malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu adalah malaikat Jibril. Yang menjadi pertanyaan adalah setelah Nabi Muhammad wafat, apakah tugasnya sudah selesai?
Imam Suyuthi dalam al-Hawi Lil Fatawa menjelaskan bahwa kebanyakan manusia yang mengingkari turunnya malaikat Jibril setelah Nabi wafat tidak memiliki dasar yang kuat. Beliau berargumen dengan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Thabrani dalam Kitab Mu’jam al-Kabir:
ﻋﻦ ﻣﻴﻤﻮﻧﺔ ﺑﻨﺖ ﺳﻌﺪ ﻗﺎﻟﺖ: ﻗﻠﺖ: ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﻫﻞ ﻳﺮﻗﺪ اﻟﺠﻨﺐ؟ ﻗﺎﻝ ” ﻣﺎ ﺃﺣﺐ ﺃﻥ ﻳﺮﻗﺪ ﺣﺘﻰ ﻳﺘﻮﺿﺄ، ﻓﺄﻧﻰ ﺃﺧﺎﻑ ﺃﻥ ﻳﺘﻮﻓﻰ ﻓﻼ ﻳﺤﻀﺮﻩ ﺟﺒﺮﻳﻞ
Artinya:
Diriwayatkan dari Maimunah binti Sa’ad berkata: Saya berkata,”Wahai Rasulullah, Apakah orang yang sedang Junub boleh tidur? Nabi menjawab, ‘Saya senang bila seorang yang junub tidur setelah ia berwudhu terlebih dahulu, karena saya khawatir bila ia dicabut nyawa, sedangkan Malaikat Jibril tak mau mendatanginya.” (HR. at-Thabrani dalam Mu’jam al-Kabir).
Dari penjelasan hadis di atas dapat dipahami bahwa malaikat Jibril akan mendatangi kematian orang mukmin dalam keadaan suci. Dalam fatwa Darul Ifta Mesir dijelaskan bahwa argumentasi tentang turunnya malaikat Jibril setelah Nabi Muhammad tidak termasuk ke dalam bagian pokok akidah Islam, tetapi untuk memberi motivasi akan pentingnya bersuci, terutama ketika menjelang ajal menjemput, karena malaikat Jibril akan mendatanginya. Wallahu a’lam