Menelusuri Politik Komika Hijrah-Yuk Ngaji dan Bagaimana Rebranding Jangkau Pasar Muslim

Menelusuri Politik Komika Hijrah-Yuk Ngaji dan Bagaimana Rebranding Jangkau Pasar Muslim

Menelusuri Politik Komika Hijrah-Yuk Ngaji dan Bagaimana Rebranding Jangkau Pasar Muslim
Source: yuotube yuk Ngaji

Sepanjang lima puluh lima kilometer dan gesekan roda kereta api serasa tidak ada apa-apanya, saya menyusuri halaman demi halaman media sosial dan youtube menjadi pemberhentian yang membetot kepala saya. Dari Jakarta ke Solo, dua bundar mata hanya tertuju pada channel YNTV: Yuk Ngaji TV.

Saya merasa, channel YNTV adalah tempat pengisahan tentang ajaran-ajaran keislaman kekinian dari anak muda hijrah. Di dalamnya berisi orang-orang moncer seperti Felix Siauw, Husain Assadi, Cahyo Ahmad Irsyad, Risco Aditama, Weemar Aditya, Hidayat Arifianto, dan Alfa Abdurrahman Alfaiz.

Namun, nama-nama itu tak begitu menarik. Ada nama lain yang menjadi lokus perhatian, Fuadh Naim. Anak muda ini adalah stand up comedian kelahiran Makassar, 1991. Dia digemari banyak anak-anak muda. Bercandanya cukup segar. Seluruh inovasi pengetahuan tentang agama ditumpahkan dalam setiap perform monolog maupun podcastnya.

Fuadh Naim tak ditakdirkan menjadi ustaz seperti kebiasaan anak-anak lulusan pesantren Bangil, Pasuruan. Dia menjadi manusia melucu dengan memparodikan segala hal dalam sejumput pengetahuan agama. Bagi dia, panggung stand up comedy menjadi titik berangkat (wasilah bahasa Fuadh) bagaimana agama dirayakan dan dikontestasikan dalam kelucuan.

“Bapakku mencintai negara, sedangkan [aku] anaknya…” pernyataan Fuadh dalam sebuah podcats di Mau Jadi Apa Official. Di dalam podcats ini, secara terang-terangan Fuadh mengaku bahwa Kholid Bassalamah adalah guru hijrahnya. Dia juga mengakui Felix Siuw adalah pembimbingnya.

Sebagai gambaran singkat, Ustadz Khalid Basalamah dan Felix Felix Siauw adalah seorang pendakwah yang menganut aliran Salafiyah. Dua-duanya pentolan aktivis HTI yang menginginkan berdirinya Khilafah Islam tegak di Indonesia.

Fuadh dan YukNgaji

Fuadh dalam episode panggungnya, selalu memakai kaos bertulis YukNgaji. Seperti kebiasaannya, dia memakai celana cingkrang di atas tumit, jaket yang dibuka dadanya, dan sesekali memakai kaca mata khas penggemar film drakor. Di youtube milikinya dia menulis: Annyeong ayyuhannas! Kenalin, gue: Fuadh Naim, Influencer di YukNgaji dan Penulis buku #PernahTenggelam.

Fuadh memang sedang menyasar anak-anak K-popers. Dia mengakui sendiri bahwa sedang memfokuskan kontennya ke anak K-popers. Benar saja, jika kita kepoin sedikit dalam youtube miliknya, maka kita akan menemukan puluhan konten yang mencoba mengulas dunia K-pop. Di sana, dia memoles agama dengan tokoh-tokoh K-pop, atau memoles tokoh-tokoh film korea dengan agama.

Sebagai komedian, Fuadh tahu betul bagaimana berperang dan bermain narasi.

Menghadapi perang narasi keagamaan yang menimpa guru-guru hijrahnya (Felix dan Khalid Basalamah), Fuadh membuat K-pop dan panggung stand up jadi premis yang diiris dengan gelombang ironi keagamaan mutakhir: konservatisme. Tema ini dipilih untuk menangkis segala narasi konservatisme yang disematkan kepada Ustadz Khalid Basalamah dan Felix Siuw, serta kelompoknya.

Di dalam stund up-nya, Fuadh bercerita kepada audensnya kalau tidak suka naik kuda.

Gara-gara terhipnotis dengan obrolan Felix Siauw pas perjalanan ke Solo, dia mendadak senang dengan langsung menaiki kuda. Dia juga bercerita tidak suka renang, gara-gara Felix dia menjadi suka berenang. Lalu Fuadh bertanya kepada peserta: “Sudah kebayang kan pengen dekat sama ustaz Felix?”. “Pengeeen”, jawab peserta.

Dalam hal ini Fuadh berhasil untuk mendekatkan para peserta ke nama Felix.

Fuadh ini memang mengakui bahwa semua perkataan Felix ingin segera dia lakukan. Fuadh adalah santri Felix, jadi pantas saja dia mengikuti semua perintah gurunya. Sekarang, Fuadh menjadi host di channel YukNgaji, di mana Felix adalah pendirinya.

YukNgaji didirikan pada 30 Juni 2015. Channel ini disebut sebagai ruang komunitas media online untuk menggalang perubahan nyata untuk peradaban mulia. Jumlah anggota: 835 ribu pengikut Instagram; 487 ribu subscriber Youtube; 105,3 ribu pengikut Tiktok. Berkantor di Perum Cluster Cimahpar Residence G-01 Cimahpar, Bogor utara, Kota Bogor, Jawa Barat 16155, Indonesia.

Kini, YukNgaji menjadi rebranding dari semua pentolan tokoh-tokoh HTI. Awalnya channel ini menyediakan tempat kepada orang-orang segaris dengan ideologinya. Namun lambut laun, setelah channel ini tambah besar viewrnya, bisa menghadirkan tokoh-tokoh seperti Rhoma Irama, Ernest Prakasa, Pandji Pragiwaksono, dan Tretan Muslim. Semua tokoh stund up comedy yang bersinggungan dengan agama, YukNgaji hadirkan.

Felix Siauw dalam YukNgaji jarang menunjukkan arus dakwahnya seperti hijrah dan menegakkan negara Islam di Indonesia.

Dia lebih sibuk membangun citra dirinya. Ini karena ia tahu bahwa di depannya adalah orang-orang terdidik dan sudah mengetahui manisnya madu, asinnya garam, dan bahayanya pinggir jurang.

Di balik semua itu tersingkap, Felix Siauw pernah mengatakan bahwa HTI masih “berdakwah” dengan berbagai cara. Saya menduga, salah satu jalan dakwahnya dengan podcats dan stud up comedy.

Jika di podcats Felixlah yang menjadi bintangnya, sementara di stud up Fuadhlah yang menjadi kaki tangannya. Podcats dan stand up comedy menjadi subkultur dan rebranding mereka.

Dalam beberapa hal, Felix dan Fuadh melakukan sejumlah kompromi dan negosiasi untuk beradaptasi dengan kondisi sekarang: HTI dilarang, sementara anak muda haus hiburan dan keagamaan.

Di podcats dan stand up comedy, mereka tidak secara eksplisit menyerukan pendirian khilafah atau penerapan syariah. Dia hanya membahas problematika anak muda, seperti kesehatan mental, dunia film, K-pop, komedian, dan hijrah. Semua dibahas asal menarik dan relevan dengan anak muda sembari menyisipkan ajaran hijrah.

Komika Hijrah dan Fakta di Lapangan

Fakta di lapangan menunjukkan rebranding itu ada. Kini bermunculan komika-komika dari anak hijrah. Mereka kerap berkumpul, membuat acara-acara di berbagai kota. Komika-komika ini membawakan materi hijrah dan berbusana dengan menampilkan simbol trend hijrah ala kebiasaannya. Mereka menamainya komika hijrah.

Acara Metamorphosis; It’s Time to One Ummah sebagai contohnya. Di acara ini mereka membawakan materi lawakan, sembari kajian dan bermain musik. Dulu mereka mengadopsi musik metal meski tidak bertahan lama. Kini mereka mengadopsi skena metal yang dinamai Metal Satu Jari. Di kelompok hijrah ini, semua aktivitas dihijrahkan. Semua energi dikembalikan ke khilafah dan agama.

Di baris terakhir, pentolan eks-HTI ini menjadikan stand up comedy dan podctas sebagai senjata kultural untuk menarik simpati kalangan muda. Mereka manusia pemuja ideologi langit, manusia dengan ambisi yang melampaui Abu Musab al-Zarqawi, Osama bin Laden, dan Syekh Taqiyuddin An Nabhani sekaligus: membungkus seluruh aktivitas manusia dan negara dengan khilafah dan syariat Islam.

Media digital, skalanya besar. Barangsiapa bermain di media akan tersingkap sampai ke akarnya. Barangsiapa memunggungi digital dia akan kehilangan segalanya. Felix, Fuadh dan Yukngaji memoles dakwah hijrah di media, sekaligus memperlihatkan fakta menyeramkan di lapangan.

Tetapi Yukngaji bukan hanya channel youtube. Ia adalah nama sebuah komunitas. Di sana komunitas Yuk Ngaji membeberkan pesan: kepada mitranya, semua boleh dibicarakan asal dibungkus dengan agama. Kemudian mitranya wajib mendaratkan dakwah harus sesuai dengan jalan hijrah.

Dan syariat-syariat Islam harus ditegakkan di/ke/dalam/seluruh kehidupannya. Suatu jalan dakwah berjalan dalam gerbong rel yang sama: Hizbut Tahrir Indonesia.