Ramadhan tahun 2020 ini akan terasa berbeda bagi umat muslim. Momen ritual sebulan penuh yang biasa disambut dengan semarak, tahun ini akan penuh keterbatasan. Akan sangat jarang ditemui kegiatan beramai-ramai di masjid kala tarawih, buka bersama, atau barangkali sekadar ke pasar sore ngabuburit mencari santapan buka. Pelbagai keterbatasan itu adalah bentuk keniscayaan untuk menaati protokol pandemi COVID-19 yang dikenal luas sebagai virus korona. ramadhan sehat
COVID-19 adalah penyakit yang menular melalui kontak antar manusia. Penting selalu mengikuti protokol yang telah dirilis berbagai otoritas kesehatan. Mulai dari rajin cuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dengan orang lain, tidak beraktivitas dalam jumlah orang banyak atau kerumunan, mengenakan masker saat keluar rumah, dan menjaga kondisi tubuh, baik dengan konsumsi gizi seimbang, beraktivitas fisik, dan melakukan manajemen stress.
Terkait puasa di era pandemi ini, apa saja yang perlu dicermati? WHO telah merilis panduan berjudul Safe Ramadan practices in the context of the COVID-19, yang dapat dijadikan rujukan aktivitas kita selama bulan Ramadhan. Pada dasarnya tidak ada risiko berpuasa untuk orang sehat, sehingga puasa tetap diwajibkan untuk orang sehat. Bagi yang mengalami suatu gejala penyakit atau telah mengidap penyakit kronik sebelumnya, disarankan berkonsultasi ke tenaga medis terdekat guna mendapat rekomendasi aktivitas puasa yang aman.
Disarikan dari panduan dari WHO, berikut hal-hal yang perlu dilakukan untuk puasa Ramadhan sehat di era pandemi:
Meniadakan aktivitas berkumpul di masjid
WHO mengimbau agar otoritas setempat menekan semaksimal mungkin aktivitas yang melibatkan banyak orang. Disebutkan bahwa aktivitas tarawih, buka bersama, i’tikaf, termasuk zakat di masjid yang memicu kerumunan orang mesti diberikan batasan tegas.
Dalam hal ini pengelola masjid, DKM, maupun pengurus musala di kampung-kampung penting memerhatikan hal ini agar memastikan orang-orang untuk beribadah di rumah. Kegiatan masjid seperti azan dan pelayanan infak dan sedekah harus dilaksanakan dengan protokol kebersihan yang ketat.
Kegiatan kajian keagamaan dapat dilakukan melalui media massa dan digital, seperti majelis dzikir dan taklim lewat telekonferensi. Selain itu, aktivitas penyaluran zakat sebisa mungkin tidak dilakukan beramai-ramai.
Beradaptasi dengan budaya dan keseharian yang baru
Sebagai orang Indonesia, kita sangat gemar untuk bertegur sapa dan saling berjabat tangan. Dalam kondisi saat ini, penting mengurangi kontak fisik dengan orang lain terutama di luar rumah, seperti jabat tangan dan berpelukan. Cara bertegur sapa dapat dilaksanakan tanpa jabat tangan, semisal dalam budaya kita dengan menghormat dan memberi gestur menangkupkan kedua tangan atau meletakkan tangan di dada.
Selain itu, budaya ngabuburit akan berbeda. Jika pada Ramadhan sebelumnya kita masih bisa jalan-jalan sore ke pasar atau bazar sekitar kampung kita mencari santapan buka, saat ini penyelenggaraan pasar dan toko tidak sangat tidak disarankan – dan telah dilarang oleh beberapa pemerintah daerah melalui kebijakan PSBB.
Hal yang perlu diperhatikan juga adalah kunjungan ke rumah tetangga yang kerap kita lakukan. Sebisa mungkin interaksi dengan warga sekitar tetap mengenakan masker, tidak berkontak fisik, serta menjaga kebersihan tangan.
Menjaga kebersihan di fasilitas umum, termasuk tempat ibadah
WHO mengajurkan untuk tetap memenuhi protokol COVID-19. Kementerian Kesehatan RI berikut Kementerian Agama juga telah merilis panduan pencegahan COVID di lingkup tempat ibadah umum. Masjid mesti menyediakan fasilitas cuci tangan dengan sabun, serta ruangannya rajin dibersihkan dan dilakukan desinfeksi. Sementara waktu karpet tidak digunakan. Selain itu, masjid perlu menyediakan informasi seputar COVID-19 di lingkungan masjid, seperti info cuci tangan, etika bersin dan batuk, dan pesan-pesan pencegahan COVID lainnya. Tokoh agama dapat berkontribusi untuk menggalang solidaritas masyarakat dan memberikan edukasi mengingat mayoritas masyarakat Indonesia masih mempercayai peran tokoh agama setempat.
Beribadah dan beraktivitas di rumah saja
Kita mesti mengurangi aktivitas di luar rumah. Bekerja, belajar, termasuk beribadah dilakukan di rumah saja. Ritual Ramadhan seperti tadarus, shalat tarawih berjamaah, maupun shalat malam dapat dilakukan di tempat tinggal masing-masing.
Penting untuk senantiasa menjaga kebersihan diri khususnya tangan, serta tempat-tempat yang digunakan ibadah bersama. Cuci sajadah, mukena, dan desinfeksi tempat-tempat lain yang sering digunakan. Tetap jalin komunikasi antar anggota keluarga, bisa dengan sahur dan buka bersama, membuat jadwal tadarus, dan lainnya.
Jangan lupa untuk tetap beraktivitas fisik maupun olahraga ringan. Usahakan dilakukan di rumah, dan kalaupun perlu dilakukan di luar, tetap ikuti protokol dengan menjaga jarak dengan orang lain, menjauhi kerumunan, memakai masker, dan mencuci tangan sesudah kegiatan olahraga. Bisa dilakukan senam ringan, joging di lingkungan sekitar, atau bersepeda.
Menjaga kondisi mental dan interaksi harmonis keluarga
Mengingat praktek puasa tahun ini begitu berbeda, ingatlah bahwa yang berpisah hanya fisik – namun interaksi tidak. Kondisi ini tidak ideal dan harus diterima, namun berbagi kisah dengan teman dekat, keluarga, atau sekadar temu sapa lewat telepon bisa mengurangi kesepian atau kebosanan yang bisa berdampak pada kondisi kejiwaan.
Selain tetap menjalin komunikasi dengan teman-teman dan keluarga yang suportif, tetap laksanakan amaliah Ramadhan baik yang wajib dan sunnah. Mengingat kondisi yang lebih banyak di rumah akan menjadikan kita bisa lebih banyak melakukan kegiatan dan amalan sembari bisa lebih berinstropeksi.
Hubungan antar keluarga atau komunitas yang tinggal bersama juga perlu dijaga. WHO menyatakan bahwa kondisi yang terbatas, membuat emosi anggota keluarga bisa tidak stabil, dengan kemungkinan meningkatnya insiden kekerasan dalam rumah tangga, baik kepada pasangan, anak, atau orang-orang sekitar yang termarjinalkan.
Secara ringkas, berikut 5 tips Ramadhan sehat pada masa pandemi Covid-19
- Meniadakan aktivitas berkumpul di masjid
- Beradaptasi dengan budaya dan keseharian yang baru
- Menjaga kebersihan di fasilitas umum, termasuk tempat ibadah
- Beribadah dan beraktivitas di rumah saja
- Menjaga kondisi mental dan interaksi harmonis keluarga
Demikian kurang lebih panduan puasa Ramadhan sehat dalam kondisi pandemi COVID-19 saat ini. Kita tentu berharap agar pandemi ini segera berlalu, dan kembali berkegiatan sebagaimana mestinya. Tetap selalu jaga kebersihan diri dengan rajin cuci tangan pakai sabun, memakai masker, konsumsi makanan dan minuman yang sehat dan bergizi seimbang, menjaga komunikasi dengan sesama, dan perbanyak di rumah saja. (AN)
Wallahu a’lam.