Tafsir Surat Al-Fath Ayat 4: Siapakah yang Dimaksud Tentara Allah?

Tafsir Surat Al-Fath Ayat 4: Siapakah yang Dimaksud Tentara Allah?

Dalam Al-Qur’an surat al-Fath ayat 4 Disebutkan diksi “tentara Allah”, lalu siapakah tentara Allah?

Tafsir Surat Al-Fath Ayat 4: Siapakah yang Dimaksud Tentara Allah?

Salah satu surat dalam Al-Quran adalah surat al-Fath, yang berarti kemenangan. Surat ini disebut dengan surat madaniah, yaitu surat yang turun ketika Nabi Muhammad berdomisili ketika berada di Madinah. Menurut para ahli tafsir, surat ini merupakan kelanjutan dan jawaban atas surat lainnya, artinya munasabat baina al-Suwar (korelasi antara satu surat Al-Quran dengan surat yang lainnya).

Pada salah satu ayat ditegaskan bahwa Allah SWT memiliki tentarnya baik di langit dan di bumi. Bagaimana tafsirannya menurut para ulama.

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Fath:4)

Menurut al-Thabari dalam tafsirnya, bahwa arti dari kata sakinah, bisa diartikan dengan al-Thuma’ninah (ketenangan) dan bisa juga diartikan sebagai rahmat (kasih sayang). Artinya Allah SWT memberikan kepada orang beriman ketenangan, dan rasa kasih sayang di dalam tingkah laku dan hati mereka.

Di sisi lain, dijelaskan juga bahwa bertambahnya rasa keimanan kepada wahyu yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad SAW sehingga dengan adanya keimanan tersebut semakin bertambah sikap welas asing dan kasih sayang pada diri mereka. Pada ayat ini, menurut al-Thabari bahwa mereka yang bertambah keimanan dan sikap kasih sayang itulah yang Allah Swt juluki sebagai tentara Allah Swt.

Menurut Thahir Ibnu ‘Asyur, pengarang kitab al-Tahrir wa al-Tanwir, mengatakan bahwa ayat ini memiliki sebab turunnya setelah peristiwa penaklukkan kota Makkah pada abd ke-8 H dengan penuh damai. Kata Ibnu ‘Asyur, ayat ini merupakan motivasi bagi sahabat Nabi yang telah membantu Nabi dalam mendakwahkan Islam serta memberikan kemenangan bagi Umat Islam saat penaklukkan kota Mekah. Ayat ini jua memiliki banyak makna tidak hanya ketenangan dalam keimanan kepada Allah, tetapi juga menyebarkan sikap rasa nyaman dan damai kepada orang lain.

Penafsiran serupa juga disebutkan oleh Sulthanul Ulama, Izzuddin bin Abdissalam. Dalam penjelasnnya kata sakinah, itu diartikan dengan tiga bentuk. Yaitu adanya ketaatan terhadap perintah Allah, dan bersikap sabar atas apa yang diterima, serta bersikap lemah lebuh dan berkasih sayang sesama hambanya.

Jadi dengan demikian, mereka yang dikenali dengan tentara Allah bukanlah mereka yang selalu meneriakkan takbir sambil berkata buruk dan jahat serta bersikap tidak adil kepada mereka yang terzholim. Akan tetapi mereka yang mampu memberikan kenyamanan, ketengnan dan saling berkasih sayang kepada sesama manusia. Keimanan erat kaitannya dengan sikap dan perilaku seseorang.

Dari kalangan mufassir Indonesia seperti Prof. Dr. Quraish Shihab menerangkan bahwa ayat ini menjelaskan bahwa Allahlah yang menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang Mukmin agar bertambah keyakinan mereka di samping keyakinan yang telah ada. Dan Allah memiliki tentara langit dan bumi, dan Dia yang mengatur semua itu sesuai dengan kehendak-Nya. (AN)

Wallahu A’lam bil al-Showab.