Syekh Mustafa Az-Zarqa, Politikus yang Ahli Fikih

Syekh Mustafa Az-Zarqa, Politikus yang Ahli Fikih

Mustafa Az-Zarqa terkenal sebagai orator ulung. Ia juga memiliki banyak karya dan ahli di bidang fikih.

Syekh Mustafa Az-Zarqa, Politikus yang Ahli Fikih

Salah satu ulama besar yang lahir dari negeri Suriah adalah Syekh Mustafa Az-Zarqa. Beliau mempunyai nama lengkap Mustafa bin Ahmad bin Muhammad bin Sayyid Utsman bin Muhammad bin Abdul Qadir Az-Zarqa. Lahir di kota Halab Suriah, pada tahun 1322 H atau 1904 M dari kultur keluarga  yang religious.

Di masa kecil, Mustafa Az-Zarqa tumbuh dan berkembang di bawah bimbingan sang kakek yang juga merupakan ulama terkemuka di daerah tersebut, beliau bernama Syekh Muhammad Az-Zarqa.

Selain mendapat bimbingan dari sang kakek, Mustafa Az-Zarqa juga mendapat bimbingan langsung dari sang ayah yang merupakan salah satu ulama yang mahir di bidang fikih madzhab Hanafi, juga seorang komentator qanun pertama dalam Dinasti Utsmaniyah yakni Majallat al-Ahkam al-Adliyah.

Hidup dalam kultur keluarga yang religius, Mustafa Az-Zarqa memulai menimba ilmu dengan belajar Al-Qur’an, dan beberapa ilmu alat dengan rujukan kitab Al-Kafrawi Ala Jurumiyah kepada Syekh Mahmud bin Sa’id Assankari. Selain itu, beliau juga pernah belajar di madrasah Al-Firr al-Faransyah untuk belajar bahasa Prancis.

Sebagaimana anak muda umumnya, Mustafa Az-Zarqa juga pernah ingin mencoba dunia bisnis. Akan tetapi sang kakek melarangnya, dan kemudian sang ayah mendaftarkan Mustafa Az-Zarqa di madrasah Al-Khasrawiyah di Halab. Di madrasah ini lah, Mustafa Az-Zarqa belajar kitab Qawaid al-Ahkam al-Adliyah dan fikih Hanafi kepada Syekh Muhammad Badruddin Al-Hasani, seorang pakar hadis.

Selain itu, beliau juga belajar kepada sejarawan terkemuka yaitu Syekh Muhammad Raghib at-Tabbah tentang ilmu hadis dan siroh Nabi. Dan belajar ilmu tauhid kepada Syekh Muhammad Al-Hanafi.

Mustafa Az-Zarqa juga pernah mengikuti program pendidikan ilmu umum dan berhasil lulus dengan nilai tertinggi se-Suriah. Pada waktu kuliah sarjana di Universitas Damaskus, Mustafa Az-Zarqa mengambil kuliah di dua  fakultas dan pada tahun 1933 M. Beliau lulus dengan peringkat tertinggi dari fakultas Hukum dan Sastra.

Tahun 1947 M, beliau mendapat gelar magister bidang syariah dari fakultas hukum Universitas Kairo, di bawah bimbingan Syekh Abdul Qadir Al-Mubarak, Abdul Qadir Al-Maghribi, Syekh Salim Al-Jundi dan Syafiq Jabri.

Selesai dari Mesir, Mustafa Az-Zarqa langsung ikut mengajar di tempat sang ayah. Beliau membantu sang ayah mengajar di madrasah Al-Kharawiyah dan juga menjadi pengasuh pengajian ayahnya di Masjid Jami’ Al-Umawi di Halab dan di Masjid Al-Khair.

Tahun 1944 M, Mustafa Az-Zarqa pindah ke Damaskus untuk  mengajar di fakultas hukum dan syariah di Universitas Damaskus dengan mengampu mata kuliah hukum sipil dan hukum Islam.

Selain menjadi dosen, Mustafa Az-Zarqa juga pernah menjadi advokat kurang lebih selama 10 tahun. Pada tahun 1966 M, beliau terpilih sebagai konsultan penulisan Ensiklopedi Hukum Islam (Mausu’ah Fiqhiyyah) dan berdomisili di Kuwait selama 5 tahun. Mustafa Az-Zarqa juga pernah menjadi dosen di Universitas Yordania di fakultas syariah, dengan mengampu mata kuliah pengantar ilmu hukum, pengantar fikih, dan kaidah qanun sipil.

Tahun 1978 M, Mustafa Az-Zarqa terpilih sebagai anggota Majma’ Fikih Islami dan sempat mempresentasikan penelitian-penelitiannya terkait problematika fikih kontemporer. Pada tahun yang sama, beliau juga diangkat menjadi tim ahli dalam menyusun hukum sipil bagi intregasi masyarakat Arab yang bersumber dari fikih Islam yang dikontekstualisasikan dengan perkembangan modern.

Selain berkiprah di dunia intelektual dan pendidikan, Mustafa Az-Zarqa juga sosok aktivis dan juga politikus. Beliau seorang ulama yang pernah hidup di dua zaman yang berbeda, yaitu era penghujung Turki Utsmani dan pasca hancurnya Turki Utsmani. Era ini mengakibatkan penjajahan Bangsa Barat terhadap negara-negara di Timur Tengah.

Penjajahan Bangsa Barat terhadap negara-negara di Timur Tengah, termasuk Suriah yang dijajah oleh Prancis, menjadikan orang-orang seperti Mustafa Az-Zarqa terpanggil untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah, sehingga beliau sering kali melakukan demonstrasi untuk menolak kebijakan penjajah, dan juga mengadakan perlawanan untuk memperjuangkan kemerdekaan Suriah.

Mustafa Az-Zarqa terkenal sebagai orator ulung dalam menyulut semangat para demonstran. Untuk menjalankan pergerakan politisnya, Mustafa Az-Zarqa mendirikan yayasan untuk mempersatukan masyarakat Suriah yaitu Al-Muhafadhah Ala Auqaf.

Tahun 1954 M, beliau mencalonkan diri sebagai Majelis Nuwaab (DPR) dan terpilih pada periode 1954, 1958, dan 1961 M.  Selain pernah menjadi anggota dewan, beliau juga pernah menjadi Menteri Kehakiman dan Menteri Perwakafan.

Walaupun berkecimpung dalam dunia politik dan aktivitasnya dalam berbagai forum-forum ilmiah, tidak menghalangi Mustafa Az-Zarqa untuk berkarya. Selama hidupnya, beliau berhasil melahirkan karya-karya yang fenomenal. Dimana beliau menulis 13 buku, delapan di antaranya merupakan seri kajian fikih dan 4 serial kajian qanun.

Karya-karya Mustafa Az-Zarqa hingga kini menjadi refrensi kajian hukum Islam, misalnya Al-Fiqh Al-Islam Fi Tsaubihi Al-Jadid yang membahas tentang pengantar umum fikih, dan transaksi muamalah. Aqdu At-Ta’min Wa Mauqif  As-Syariah, yang menjelaskan tentang hukum asuransi konvensional dan karya-karya beliau yang lainnya.

Ulama besar asal Suriah ini wafat di usia 92 tahun, tepatnya pada Sabtu tanggal 3 Juli 1999 M atau  19 Dzulhijjah 1320 H di Riyadh, Saudi Arabia dengan meninggalkan banyak karya dalam bidang fikih.

Wallahu A’lam.