Sicilia, Jembatan Transmisi Keilmuan Islam ke Eropa (Bag. 2)

Sicilia, Jembatan Transmisi Keilmuan Islam ke Eropa (Bag. 2)

Sicilia, Jembatan Transmisi Keilmuan Islam ke Eropa (Bag. 2)

Aktivitas intelektual yang terjadi di lingkungan masyarakat muslim di Sicilia, juga menumbuhkan perhatian khusus terhadap studi tentang Al-Quran. Salah satu pemerhati terhadap studi Al-Quran yang ada di Sicilia adalah Muhammad ibn Khurasan. Beliau merupakan seorang yang berasal dari klien penguasa Dinasti Aghlabiyah, yang menaklukan Sicilia. Dalam karir intelektualnya pernah belajar di Mesir dan Iraq, sebelum kembali ke Sicilia untuk menghidupkan kembali kajian terhadap Al-Quran.

Pengembaraan para ilmuwan dalam mencari ilmu, tertanam pada masyarakat muslim pada umumnya, tak terkecuali masyarakat muslim yang ada di Sicilia. Ismail bin Khalaf adalah salah satunya, dia pergi meninggalkan Sicilia untuk pergi belajar di Mesir. Setelah selesai belajar dari Mesir, Ibn Khalaf kembali ke Sicilia untuk mengajar, sebelum pada akhirnya dia pindah kembali ke Spanyol dan Mesir. Di Sicilia juga lahir seorang ahli hukum yang bernama Maymun ibn Amr (W 928). Seorang pemimpin pengadilan Sicilia dimasa Dinasti Aghlabiyah.

Pada setiap pemerintahan, pasti mempunyai masa keemasan masing-masing. Sebagaimana terjadi di Sicilia, terlepas dari perebutan kekuasaan. Para dinasti yang pernah berkuasa di Sicilia juga meneruskan apa yang diperjuangkan oleh dinasti sebelumnya.

Sicilia, selain melahirkan para ilmuwan di bidang agama. Juga melahirkan ilmuwan di bidang sains. Salah satunya adalah Ibnu Hawqal, seorang ahli bumi yang mengkritisi Muslim Sicilian yang suka uzlah (menyepi). Dalam pandangan Ibnu Hawqal, prilaku seperti itu merupakan sarang para pembawa fitnah dan sarang para penjahat yang berpura-pura suci.

Puncak kegiatan intelektual di Sicilia terjadi pada masa pemerintahan Abu al-Futuh Yusuf. Pada masa pemerintahannya, seni dan ilmu pengetahuan menjadi penekanan khusus untuk dikembangkan, Sehingga mengharumkan nama Dinasti Kalbiyah. Salah satu karakter intelektual para penguasa Dinasti Kalbiyah saat itu adalah kesenangannya kepada penilitian yang dilakukan oleh sarjana-sarjana muslim saat itu.

Hal ini dibuktikan dengan adanya dukungan dana dari Abu al-Futuh Yusuf, terhadap al-Muaddib. Yang sedang melakukan penelitian tentang pengubah logam untuk menjadi emas. Bahkan Abu al-Futuh Yusuf tidak segan untuk mengeluarkan kas negara untuk membantu penelitian tersebut.

Transmisi keilmuan Islam ke eropa pada dasarnya sudah ada sejak Islam datang untuk melakukan ekspansi di wilayah eropa. Hal ini karena Islam tidak hanya datang dengan praktek ritual yang berupa ibadah-ibadah saja, tetapi datang dengan berbagai pengetahuan yang bisa dilihat secara nyata, seperti strategi dalam berperang melawan musuh. Serta bagaimana Islam dalam memperlakukan musuh.

Dengan diterimanya agama Islam dikawasan Sicilia, maka tumbuhlah kesadaran pada diri masyarakat Sicilia terkait Islam beserta seperangkat ajarannya bagi kehidupan mereka. Dengan kondisi ini kiranya telah memasuki fase dalam transmisi keilmuan Islam ke wilayah Sicilia dan Eropa.

Jika dibandingkan dengan Andalusia, Spanyol. Peran Sicilia dalam transmisi keilmuan dari Arab tidaklah keci, bahkan bisa melampaui Andalusia dalam transmisi keilmuannya. Hal ini dikarenakan, pasca runtuhnya kekuasaan Islam di Sicilia. Dan beralih ke kekuasaan kristen.

Para Raja Kristen seperti Roger I  para penerusnya, tidak membumi hanguskan peninggalan Islam di Sicilia. Justru malah mengembangkannya, bahkan memopulerkan keilmuan Islam ke seantero eropa.

Dari Sicilia lahir salah satu intelektual muslim dan ahli bumi ternama, Muhammad Syarif al-Idrisi, yang menelitia perbintangan di Sicilia. Tidak hanya didukung penguasa kristen, penelitian-penelitian juga di danai oleh Roger II yang menjadi penguasa Sicilia pada waktu itu.

Selain itu pembelajaran terhadap Al-Quran yang dilakukan oleh Masyarakat Sicilia, yang tertarik dengan Islam, mempunyai pengaruh dalam transmisi keilmuan Islam. Apa yang dilakukan oleh masyarakat Sicilia menunjukkan adanya dialektika yang menggunakan bahasa Arab dalam kehidupan keseharian masyarakat Sicilia, yang selanjutnya menjadi bahasa pemersatu pada saat itu.

Selain kekuasaan kristen di bawah pimpinan Roger, ada juga kekuasaan Normandia, yang wilayah kekuasaannya lebih luas, tidak hanya di Sicilia, kekuasaan tersebut membentang hingga Italia Utara. Sehingga jalur transmisi keilmuan Islam ke eropa lebih mudah. Ditambah lagi dengan kebijakan para penguasa Normand yang menerjemahkan karya-karya bahasa Arab ke dalam bahasa latin.

Pada saat penerjemahan tersebut, bertepatan dengan gelombang kebangkitan ilmu yang ada di Eropa, khususnya di wilayah Italia sendiri. Kehidupan bertoleransi yang digagas oleh para pemimpin kristen ketika awal-awal berkuasa di Sicilia, seperti Roger I dan Federick II, yang berimbas pada saling berdampingannya peradaban Islam, Yunani, Latin dan Arab. Di mana hal ini tidak terjadi ketika Islam yang berkuasa di Andalusia runtuh.

Kenyataan yang terjadi pada saat itu, membawa konsekuensi terhadap minat membumikan ilmu pengetahuan Islam di kawasan Sicilia dan Italia. Keinginan ini kemudian mengantarkan kepada tahapan pengambil alihan pengetahuan Islam oleh orang-orang eropa, dengan cara menerjemahkan kembali tulisan-tulisan arab yang dulunya diterjemahkan dari bahasa yunani ke dalam bahasa latin oleh orang-orang Eropa.

Wallahu a’lam