Siapa Bilang Puasa Rajab Bid’ah? Ini Dalil Kesunnahan Puasa Rajab

Siapa Bilang Puasa Rajab Bid’ah? Ini Dalil Kesunnahan Puasa Rajab

Siapa Bilang Puasa Rajab Bid’ah? Ini Dalil Kesunnahan Puasa Rajab

Selain puasa wajib di bulan Ramadhan, Islam juga menganjurkan pengikutnya untuk mengerjakan puasa sunnah. Puasa sunnah waktunya lebih fleksibel ketimbang puasa wajib. Maksudnya, kalau puasa wajib harus dilakukan di waktu spesifik, semisal, puasa wajib Ramadhan hanya boleh dilakukan di bulan Ramadhan, kalau di luar Ramadhan tidah sah. Sementara puasa sunnah ada yang berkaitan dengan waktu tertentu dan ada yang tidak berkaitan. Kita boleh mengerjakan puasa sunnah selama tidak dilakukan di waktu yang diharamkan untuk puasa.

Di antara puasa yang dianjurkan untuk dilakukan adalah puasa di bulan Rajab, atau puasa Rajab. Sebagian orang mempermasalahkan hukum puasa Rajab. Ada yang mengatakan bid’ah karena tidak ada dalil spesifik yang membolehkannya. Bahkan, hadis-hadis keutamaan puasa di bulan Rajab kebanyakan dhaif dan maudhu’.

Namun apakah kelemahan dalil tersebut berdampak pada ketidakbolehan puasa di bulan Rajab? Jawabannya tentu tidak. Pertanyaan hukum puasa Rajab pernah ditanyakan Utsman bin Hakim kepada Sa’id Ibnu Jubair. Dialog kedua orang ini direkam oleh Imam Muslim bin Hajaj dalam kitab Shahih-nya.

حدثنا عثمان بن حكيم الأنصاري، قال: سألت سعيد بن جبير عن صوم رجب ونحن يومئذ في رجب، فقال: سمعت ابن عباس رضي الله عنهما يقول: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصوم حتى نقول لا يفطر، ويفطر حتى نقول لا يصوم

Artinya:

“Utsman bin Hakim al-Anshari berkata, ‘Saya pernah bertanya kepada Sa’id Ibnu Jubair terkait puasa Rajab dan kami pada waktu itu berada di bulan Rajab. Said menjawab, ‘Saya mendengar Ibnu ‘Abbas berkata bahwa Rasulullah SAW berpuasa (berturut-turut) hingga kami menduga Beliau SAW selalu berpuasa, dan Beliau tidak puasa (berturut-turut) sampai kami menduga Beliau tidak  puasa,’” (HR Muslim).

Terkait hadis ini, khususnya jawaban Sa’id Ibnu Jubair saat ditanya hukum puasa Rajab, Imam An-Nawawi dalam Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim berpendapat sebagai berikut.

الظاهر أن مراد سعيد بن جبير بهذا الاستدلال أنه لانهى عنه ولا ندب فيه لعينه بل له حكم باقي الشهور ولم يثبت في صوم رجب نهي ولا ندب لعينه ولكن أصل الصوم مندوب إليه وفي سنن أبي دود أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ندب إلى الصوم من الأشهر الحرم ورجب أحدها

Artinya:

Istidlal yang dilakukan Sa’id Ibnu Jubair menunjukan tidak ada larangan dan kesunahan khusus puasa di bulan Rajab. Hukumnya disamakan dengan puasa di bulan lainnya, sebab tidak ada larangan dan kesunahan khusus terkait puasa Rajab. Akan tetapi hukum asal puasa adalah sunah. Di dalam Sunan Abu Dawud disebutkan Rasulullah SAW menganjurkan puasa di bulan haram (bulan-bulan terhormat). Sementara Rajab termasuk bulan haram.”

Berdasarkan pendapat Imam An-Nawawi ini, hukum puasa di bulan Rajab adalah sunnah. Pendapat ini berpatokan pada hukum asal puasa itu sendiri, boleh dilakukan kapan pun kecuali pada hari-hari yang diharamkan untuk berpuasa seperti hari raya Idhul Fitri dan Idhul Adha. Apalagi dalam hadis lain, seperti yang dikutip Abu Daud dalam Sunan Abu Daud menjelaskan kesunnahan puasa di bulan haram. Sementara Rajab termasuk bagian dari bulan haram.