Patut Ditiru! Masjid Al-Muharram Yogyakarta Beralih Gunakan Listrik dari Energi Matahari

Patut Ditiru! Masjid Al-Muharram Yogyakarta Beralih Gunakan Listrik dari Energi Matahari

Sebagai masjid yang berkonsep ramah lingkungan, Masjid Al-Muharram, Yogyakarta, kini gunakan energi matahari untuk topang kebutuhan listrik.

Patut Ditiru! Masjid Al-Muharram Yogyakarta Beralih Gunakan Listrik dari Energi Matahari
Panel surya yang terpasang di atap Masjid Al-Muharram Yogyakarta. Foto: MOSAIC

YOGYAKARTA, ISLAMI.CO – Jamaah Masjid Al-Muharram, Dusun Brajan, Desa Tamantirto, Bantul, Yogyakarta, kini dapat menjalankan ibadah dengan dukungan listrik yang sepenuhnya bersumber dari energi matahari. Melalui program Sedekah Energi yang diinisiasi oleh MOSAIC (Muslims for Shared Actions on Climate Impact atau Kolaborasi Umat Islam untuk Dampak Iklim), panel surya berkapasitas total 4.280 WP telah berfungsi. Tidak hanya untuk memenuhi berbagai kebutuhan listrik operasional masjid, panel surya tersebut juga bermanfaat bagi kegiatan lingkungan dan sosial warga di sekitar masjid.

Dr. Ir. Gatot Supangkat, Dewan Pengarah MOSAIC mengatakan, “Selain menjadi rumah ibadah, masjid juga berfungsi sebagai pusat kegiatan masyarakat dan penyebaran syiar Islam. Kami mengapresiasi berbagai inisiatif lingkungan di Masjid Al-Muharram yang menunjukkan komitmen nyata bagaimana ajaran Islam sangat terkait dan peduli terhadap pelestarian lingkungan.”

Melalui Sedekah Energi, MOSAIC berupaya mendorong penggunaan energi yang tidak merusak lingkungan dan minim emisi sebagai salah satu solusi dari krisis iklim. Selain itu, MOSAIC juga mendorong kolaborasi kelompok muslim, termasuk komunitas masjid untuk muncul sebagai pemimpin yang Rahmatan lil Alamin dalam menjawab tantangan dampak iklim melalui pendekatan yang sejalan dengan nilai-nilai keislaman.

Inisiatif Sedekah Energi dilaksanakan di masjid Al-Muharram Dusun Brajan, Bantul, Yogyakarta, pada Sabtu (15/7). Terletak tidak jauh dari pusat kota, warga setempat masih sering terkendala dengan ketersediaan listrik. “Masalah yang kami hadapi termasuk masih seringnya mati listrik. Ketika tidak ada penerangan, di saat waktu shalat adzan tidak dapat berkumandang dan jamaah perlu menggunakan gawai sebagai alat penerangan”, jelas Ananto Isworo, ketua takmir Masjid Al-Muharram Yogyakarta.

Delapan panel surya dengan masing-masing kapasitas 535 WP, dua unit inverter, dan dua unit baterai telah terpasang, serta mampu memenuhi 100% kebutuhan listrik masjid yang menjadi pusat aktivitas ibadah dan sosial bagi lebih dari 600 jamaah ini. Listrik yang dihasilkan juga akan membantu penerangan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah PAUD, serta kegiatan sosial warga lainnya.

Pelatihan tentang pengoperasian dan perawatan panel surya telah diberikan kepada 17 orang laki-laki dan 13 orang perempuan jamaah setempat. Melalui transfer pengetahuan ini, diharapkan warga dan jamaah dapat mengambil peran dalam pemeliharaan mandiri, sehingga panel surya dapat berfungsi dengan baik hingga 25 tahun mendatang.

Koordinator Sedekah Energi, Elok Faiqotul Mutia, menjelaskan, ”Sedekah Energi di Jogja ini terwujud dari berbagai upaya kampanye digital dan crowdfunding yang kami lakukan, di mana 5.538 orang telah ikut bersedekah energi hanya dalam waktu dua bulan saja. Ini menunjukkan antusiasme yang besar dari komunitas muslim untuk ikut berkontribusi mewujudkan energi terbarukan, khususnya melalui pemakmuran masjid.”

Konsep sedekah yang diperkenalkan juga terjadi secara dua arah, yakni berwujud sedekah untuk pengadaan teknis panel surya berikut peningkatan kapasitas masyarakat, serta sedekah dari masyarakat sekitar untuk mengelola dan merawat sistem panel surya tersebut. Keberadaan panel surya di Masjid Al-Muharram melengkapi komitmen masjid ini untuk menjadi masjid percontohan berkonsep ramah lingkungan.

“Memiliki panel surya merupakan cita-cita kami sejak lama karena kami ingin mewujudkan eco-masjid secara menyeluruh setelah menerapkan konsepnya di berbagai aspek seperti arsitektur bangunan, sumur resapan, penghijauan dan program sedekah sampah,” tambah Ananto.

Sedekah Energi adalah salah satu program lanjutan dari Kongres Umat Islam untuk Indonesia Lestari yang mulai diinisiasi pada 2021. MOSAIC merupakan kolaborasi hasil kerja sama berbagai elemen masyarakat yang terdiri atas organisasi Islam, media, hingga akademisi dan lembaga nirlaba. Kolaborasi ini berfokus pada solusi permasalahan iklim dan inovasi untuk mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim.

“Melalui MOSAIC dan Sedekah Energi, kami berharap akan semakin banyak masjid yang terinspirasi untuk menerapkan inisiatif yang sama seperti Al-Muharram. Dengan terwujudnya keterlibatan komunitas Islam dalam upaya kolaborasi seperti ini, kami percaya dampak negatif perubahan iklim di Indonesia dapat kita hadapi dengan lebih baik. ”, tutup Gatot.

MOSAIC sendiri merupakan inisiator dari Kongres Umat Islam untuk Indonesia Lestari yang telah diinisiasi sejak 2021. Pada 2022, Kongres tersebut menghasilkan tujuh poin risalah untuk mencapai Indonesia Lestari. Kolaborasi ini diinisiasi oleh LPBI NU, MLH Muhammadiyah, Republika, Purpose, dan Pares UGM kepengurusan tahun 2022. Pada akhir tahun 2022, Enter Nusantara bergabung dengan MOSAIC, mengukuhkan keterlibatan anak muda dalam kolaborasi. [NH]