Mengapa Dinamakan Malam Lailatul Qadar?

Mengapa Dinamakan Malam Lailatul Qadar?

Mengapa Dinamakan Malam Lailatul Qadar?

Jika Ramadan memiliki nilai istimewa di mata Rasulullah SAW dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya, maka malam Lailatul qadar adalah malam yang memiliki nilai istimewa di mata Rasulullah SAW diantara malam-malam lainnya di bulan Ramadan. keistimewaan lailatulqadar terletak pada nilai keutamaannya yang melebihi seribu bulan. Oleh karena itu banyak dari kalangan muslim yang menyebut lailatul qadar dengan malam seribu bulan.

Malam lailatul qadar memiliki keistimewaan tersendiri di mata Rasulullah SAW karena sebab kemunculannya dilatarbelakangi oleh rasa cemburu dalam kebaikan dari beberapa sahabat Rasulullah SAW kepada kisah seorang lelaki dari Bani Israil yang melakukan perjuangan fii sabilillah selama seribu bulan, maka Rasulullah SAW berdoa agar para sahabatnya diberikan kesempatan yang sama, maka Allah SWT mengabulkan doa Rasul-Nya dengan mengkaruniakan malam lailatul qadar di setiap bulan Ramadan, yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Riwayat ini sebagaimana termaktub pada salah satu asbabunnuzul dari ayat ke dua dan ketiga dari surat Al-Qadar.

Menurut sebagian riwayat, lailatul qadar memiliki nilai istimewa di mata Rasulullah SAW dikarenakan pada malam itulah Al-Qur’an yang menjadi petunjuk umat manusia secara keseluruhan diturunkan secara keseluruhan dari lauh mahfudz ke baitulizzah.

Sedangkan dalam penamaannya dengan lailatul qadar terdapat beberapa pendapat, diantaranya, pertama, salah satu makna dari kata Al-Qadar adalah kemuliaan (al-Adzhomah), maka karena kemuliaannya, malam tersebut dinamakan lailatul qadar. Kedua, diantara makna al-Qadar adalah ketentuan (al-hukm), maka, karena beberapa pendapat yang mengatakan bahwa pada malam tersebutlah ditentukan semua nasib mahluk yang ada, disebutlah ia dengan lailatul qadar.

Kemudian, menurut pendapat yang ketiga, malam tersebut dinamakan dengan lailatul qadar karena salah satu makna al-qadar adalah kesempitan (al-dhayyiqu), dan karena pada malam tersebut para malaikat turun dari langit ke bumi dan bumi tampak sesak oleh para malaikat, maka dinamakanlah malam tersebut dengan lailatul qadar. Dari ketiga pendapat yang disebutkan, pendapat pertama dan kedualah yang paling sesuai dengan penamaan malam tersebut dengan lailatul qadar.