Memaknai Kesempurnaan Islam

Memaknai Kesempurnaan Islam

Memaknai Kesempurnaan Islam

Ketika dibacakan ayat:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

Artinya:

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”

Semua sahabat begitu gembira mendengar ayat yang menegaskan bahwa agama Islam telah paripurna, serta mendapat rida di sisi Allah SWT. Hanya saja, ada seorang sahabat yang justru merasakan kesedihan di dalam hatinya, yaitu Sayyidina Abu Bakar al-Shiddiq.

Membaca raut muka sedih Abu Bakar, beberapa orang sahabat datang menghampirinya seraya berkata: Wahai Abu Bakar, apakah yang menyebabkanmu bersedih? Mengapa engkau tidak ikut senang sebagaimana kami merasakan kebahagian karena Islam telah paripurna?

Mendengar pertanyaan itu, Abu Bakar menjawab: Saya senang bahwa Islam telah paripurna, begitupun saya bahagia Allah telah Meridai Islam sebagai agama bagi kita. Hanya saja setelah ayat itu turun, saya mempunyai firasat bahwa tidak lama lagi Rasulullah SAW akan pergi meninggalkan kita.

لقد رأيت رائحة وفاة رسول الله صلى الله عليه وسلم عن هذه الآية

Mendengar penuturan Sayyidina Abu Bakar, para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, beliau pun bersabda:

صدق أبو بكر بما قال

Iya, apa yang dikatakan oleh Abu Bakar itu benar.

Mendengar langsung informasi dari Rasulullah, maka seketika itu pula raut wajah para sahabat berubah. Tampak kesedihan yang mendalam bahwa sebentar lagi mereka akan berpisah dengan orang yang sangat dicintainya.