Mahmoud Abbas: Rencana Damai Trump Jadikan Palestina Seperti Keju Swiss

Mahmoud Abbas: Rencana Damai Trump Jadikan Palestina Seperti Keju Swiss

Tawaran damai Trump tentang Israel dan Palestina ini buruk sekali, kata Mahmoud Abbas

Mahmoud Abbas: Rencana Damai Trump Jadikan Palestina Seperti Keju Swiss
Presiden Palestina membuat pernyataan keras dalam menolak Amerika Serikat dan kepongahan Donald Trump

Presiden Palestina Mahmud Abbas menyebut rencana perdamaian yang digagsa presiden AS Donald Trump seperti keju Swiss. Hal ini dikarenakan rencana tersebut membuat negara Palestina menjadi terfragmentasi. Hal tersebut dikatana Mahmud Abbas dalam isdang dewan Keamanan PBB Selasa (11/2) di New York Amerika.

“Ini benar-benar seperti keju Swiss,” katanya seperti dilansir laman arabnews.com.

Selanjutnya Mahmud mengatakan bahwa rencana itu tidak akan terwujud karena membatalkan legitimasi internasional.  Abbas juga mendesak agar diadakan konferensi intenasional yang membawa dampak nyata bagi perdamaian Israel Palestina.  Ditambahkan Abbas bahwa rencana Trump “melanggar resolusi PBB”  dengan membatalkan hak Palestina untuk menentukan nasib sendiri dengan melegitimasi pemukiman ilegal Israel dan aneksasi ilegal tanah Palestina yang diduduki.

Sebuah resolusi mengecam rencana perdamaian Timur Tengah diharapkan akan ada dalam pertemuan tersebut. Namun pihak Palestina pesimis rencana itu terwujud karena kemungkinan besar Amerikan akan menggunakan hak vetonya. Pihak Amerika sendiri bereaksi bahwa bahwa rencana itu adalah awal dari suatu proses dam berharap Palestina akan memanfaatkan kesempatan tersebut.

Sedangkan  Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang membuka pertemuan Dewan Keamanan mengatakan bahwa solusi politik bagi perdamaian Palestina-Israel penting untuk perdamaian Timur tengah yang berkelanjutan.  Guterres tetap mendukung upaya soulusi duan negara yang telah disepakati dan mendapat dukungan internasional.

Sementara itu koordinator khusus PPB untuk perdamaian Timur Tengah,  Nickolay Mladenov mengatakan bahwa proposal itu telah memancing rekasi keras utamanya dari negara anggota Organisasi Konferensi Islam maupun Uni Afrika. Sementara  Uni Eropa mengatakan rencana Trump  harus berangkat dari parameter yang disepakati dunia internasional.