Kaji ad-Dhuha 9-11, Quraish Shihab: Dahulukan Kemanusiaan dari pada Keberagamaan

Kaji ad-Dhuha 9-11, Quraish Shihab: Dahulukan Kemanusiaan dari pada Keberagamaan

Keseimbangan antara ibadah vertikal dan horizontal adalah inti dari ajaran Islam.

Kaji ad-Dhuha 9-11, Quraish Shihab: Dahulukan Kemanusiaan dari pada Keberagamaan

Islam adalah agama yang menekankan keseimbangan antara ibadah vertikal—hubungan manusia dengan Tuhan—dan ibadah horizontal—hubungan manusia dengan sesama. Keseimbangan ini tercermin dalam banyak ajaran Islam, termasuk dalam Surat ad-Dhuha ayat 9-11. Di dalamnya, Allah SWT memberikan petunjuk yang jelas: dua ayat pertama berbicara tentang tanggung jawab kemanusiaan, yakni menjaga dan melindungi hak-hak sesama, baru kemudian diikuti dengan ayat yang menekankan pentingnya urusan dengan Tuhan.

Dalam salah satu episode Shihab & Shihab yang tayang di kanal YouTube Narasi, Quraish Shihab mengulas secara mendalam makna dari ayat-ayat ini, khususnya fokus pada bagaimana Islam mengajarkan kita untuk mendahulukan kemanusiaan dalam situasi-situasi tertentu.

Mantan rektor UIN Jakarta ini menegaskan bahwa Islam mengajarkan kita untuk lebih dulu mengutamakan kemanusiaan, terutama ketika menghadapi dilema antara melaksanakan kewajiban agama dan menolong sesama manusia.

“Dahulukanlah kemanusiaan daripada keberagamaan. Kalau tidak dapat dikompromikan,” ujar Quraish Shihab.

Salah satu contoh konkret yang diangkat oleh Quraish Shihab adalah kewajiban membayar zakat. Zakat merupakan salah satu pilar Islam dan kewajiban yang tidak bisa diabaikan. Namun, jika dihadapkan pada situasi di mana seseorang membutuhkan bantuan utang yang sangat mendesak, Islam mengajarkan untuk mendahulukan memberikan utang tersebut sebelum menunaikan zakat. Ini adalah contoh nyata bagaimana kemanusiaan dalam Islam dapat, dan seharusnya, didahulukan.

“Ada seorang yang harus bayar zakat, Oke ini hak Tuhan, tapi ada orang yang butuh diutangi. Hai kasih dia utang dulu, nanti kemudian baru (bayar zakat). Dahulukan kemanusiaan.” lanjutnya.

Lebih jauh lagi, Quraish Shihab menjelaskan bahwa hak-hak Allah SWT berdasar pada toleransi, sedangkan hak-hak manusia berdasar pada tuntutan. Dosa terhadap Tuhan bisa diampuni dengan memohon ampunan, tetapi dosa yang melibatkan hak-hak manusia memerlukan pengampunan dari orang yang dirugikan, dan itu tidak selalu mudah didapat.

“Karena itu kalau kita berdosa, Selama Anda minta ampun pasti diampuni tuhan Tapi kalau Anda berutang pada orang minta maaf pada orang belum tentu,” ujarnya.

Hal ini menegaskan bahwa Islam, sebagai agama yang penuh kasih sayang, menekankan pentingnya kemanusiaan, terutama pada kondisi-kondisi yang tidak bisa dikompromikan. Ketika berhadapan dengan pilihan sulit antara memenuhi kewajiban agama dan membantu sesama, kita diajarkan untuk lebih dulu mendahulukan kemanusiaan. Sebab, kebaikan kepada sesama adalah salah satu bentuk ibadah yang paling tinggi dalam Islam.

Mari kita pahami bahwa keseimbangan antara ibadah vertikal dan horizontal adalah inti dari ajaran Islam. Kemanusiaan bukanlah sesuatu yang terpisah dari keberagamaan, melainkan bagian yang tak terpisahkan dari praktik beragama yang sejati.

(AN)