Jika Media Sosial Jadi Musibah

Jika Media Sosial Jadi Musibah

Teknologi informasi dan media sosial seperti pisau bermata dua: ada manfaatnya dan ada juga dampak buruknya.

Jika Media Sosial Jadi Musibah

Kehidupan manusia modern ditandai dengan mudahnya segala. Di antara kemudahan tersebut adalah akses komunikasi untuk interaksi antar sesama. Penggunaan teknologi komunikasi hari ini sudah tidak bisa dihindarkan karena sudah termasuk kebutuhan primer.

Teknologi komunikasi hari sudah menjalar dan menjamur ke semua aspek dan level kehidupan. Tidak hanya masyarakat yang tinggal di perkotaan. Hari ini penggunaan teknologi komunikasi (media sosial) dipakai juga oleh masyarakat yang tinggal di pedesaan.

Berdasarkan laporan terbaru We Are Social, sebuah lembaga riset indepenen, pada tahun 2020 disebutkan bahwa ada 175,4 juta pengguna internet di Indonesia. Dibandingkan tahun sebelumnya, ada kenaikan 17% atau 25 juta pengguna internet di negeri ini.

Dalam laporan ini juga diketahui bahwa saat ini masyarakat Indonesia yang ponsel sebanyak 338,2 juta dan ada 160 juta pengguna aktif media sosial (medsos). Bila dibandingkan dengan 2019, maka pada tahun ini We Are Social menemukan ada peningkatan 10 juta orang Indonesia yang aktif di medsos.

Teknologi informasi dan media sosial seperti pisau bermata dua, selain mempunyai banyak manfaat seperti memudahkan kita dalam berinteraksi, mendekatkan yang jauh, Memudahkan untuk mencari nafkah. Bahkan Memudahkan untuk mempelajari agama dan berdakwah. Namun, teknologi komunikasi dan internet juga menjadi hal yang buruk dan musibah. Menghabiskan waktu seseorang, Sebagian orang ketika bangun tidur, belum sempat membaca doa, tapi langsung memegang handphonenya. Melihat berita, Melihat chat, Melihat hal-hal yang tidak  dibutuhkan. Bahkan ada suami istri, berada di ruangan yang sama. Keduanya bercanda dan tertawa, tapi bukan canda dan tawa bersama pasangannya. Mereka bercanda dan tertawa dengan HP nya.

Musibah internet ini bukan hanya menimpa orang-orang awam. Tapi juga menimpa orang yang dianggap saleh. Bahkan sebagian da’i. Mereka memperlihatkan aktivitas ibadahnya untuk mendapatkan like atau sekedar perhatian dari orang-orang yang melihatnya. Ibadahnya semua dipublikasikan. Tidak ada ibadah yang disembunyikan. Shalatnya, puasanya, haji, berbakti kepada orang tua, berbuat baik kepada istri, dan lain-lain, semua dishare di sosial medianya. Padahal Nabi SAW bersabda, “Siapa di antara kalian yang mampu untuk menyembunyikan amal shalehnya, maka lakukanlah.

Dewasa ini, sering terjadi penyalahgunaan teknologi dan media sosial. Orang-orang sangat mudah berkomentar terhadap suatu permasalahan. Padahal mereka tidak mengetahui hal itu. Padahal permasalahan yang mereka komentari butuh kemampuan ilmu tertentu, Butuh waktu dan butuh data serta kajian yang tidak mudah. Dulu, sewaktu belum ada sosial media, seseorang tidak mudah berkomentar. Tetapi sekarang seseorang begitu mudah berkomentar.

Bukan hanya komentar-komentar yang tidak sesuai. di era internet dan sosial juga seseorang mudah sekali menyebarkan berita bohong. Kemudian berita tersebut menimbulkan kehebohan dan pengaruh di tengah masyarakat. Ada juga orang menyebarkan sebuah tuduhan, kemudian rusak nama baik seseorang. Kemudian, ternyata dia keliru dalam menyebarkan tuduhan tersebut.

Di era digitalisasi, orang dapat dengan mudah menyebarkan informasi. Sayangnya, informasi yang disebarkan justru tidak dapat dipertanggungjawabkan sumber. Lagi-lagi bertebarannya berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya alias hoax. Terlebih, kadang berita tersebut dilengkapi dengan video dan foto yang juga sebenarnya bukan berasal dari berita yang diwartakan tersebut.

Menghadapi sosial media, mesti lebih selektif dalam memberikan komentar ataupun respon terhadap suatu berita. Bahkan postingan seseorang. Yakni dengan menghindari penggunaan kata atau bahasa  yang mengarah pada sikap yang terkesan membenci atau tidak suka. Jangan sampai penggunaan teknologi dan media sosial membuat kita terjebak dalam kerusakan bahkan mendapatkan ancaman pidana.

Fungsi sosmed merupakan berkah bagi kehidupan manusia. Hal itu dikarenakan dapat menghubungkan persahabatan/pertemanan dari jarak jauh. Yakni dengan menembus pegunungan hingga menyeberangi samudera tanpa batas Namun di sisi lain, dampak negatif yang dihasilkan dari penggunaan sosmed yang tidak bertanggungjawab menjadi musibah bagi penggunanya.