Dalam catatan para ulama, tafsir terpanjang yang dikenal dalam sejarah penulisan tafsir adalah tafsir karya Syekh Abdurrahman bin Muhammad al-Qammasy, yang berjudul lengkap “Jannatul Musytaq fi Tafsiri Kalamil Malikil Khallaq (جَنَّةُ الْمُشْتَاقِ فى تَفْسِيرِ كَلَامِ الْمَلِكِ الْخَلَّاقِ ) atau dikenal juga dengan nama “al-Hawi fi Tafsiril Quran” (الحاوي في تفسير القرآن)
Tafsir ini terdiri dari 840 jilid, atau lebih dari 300.000 halaman. Bandingkan dengan Shafwatut Tafasir yang hanya 3 jilid sekitar 1.500 halaman.
Kitab tafsir terbesar, terpanjang dan terbanyak jilidnya ini memuat berbagai kajian tafsir yang terkandung dalam kitab-kitab pokok dalam berbagai bidang, di antaranya: qira’at, tafsir, i’rob, ilmu Al Quran, balaghah, lathaif-lathaif dan berbagai kelimuan lain terkait Al Quran.
Pembahasan pada ayatnya meliputi kajian kebahasaan, sastra, sejarah, aqidah, hukum fiqh, dan penemuan-penemuan ilmiah. Juga mengandung kajian kedokteran, astronomi, laut, kejiwaan, keajaiban penciptaan dan hal-hal gaib.
Di antara metodologi yang digunakan Muallifnya (penulisnya) adalah mengutip pembahasan para ulama secara utuh dan lengkap agar bisa diambil manfaatnya dengan sempurna, beliau beralasan meringkas terkadang menghilangkan makna utamanya dan keagungan keindahannya, sebagaimana beliau sampaikan dalam mukaddimah berikut ini:
فإنه لما دعاني داعي المشيئة والإلهام لجمع مؤلَّف يحوي أكثر ما اشتملت عليه أرحام أمهات كتب التفسير من فرائد وروائع وبدائع ولطائف ورقائق جمعت أبكار الأفكار وغوامض الأسرار … ومع ذلك فالفقير مقر بقصر باعه وقلة بضاعته وعدم أهليته، ومعترف بأنه مغترف من بحر غيره وقد ضمنته ـ بفضل الله ـ أبحاثا قيمة لكثير من العلماء المحققين ذكرتها كاملة؛ حرصًا على المنفعة، وتيسيرًا على القارئ، ولم أر بأسا في ذكرها كاملة وإن طالت، لذا ما رمت اختصارها لأهميتها فقد يذهب اختصارها بجليل مرادها ، وباهر جمالها.
Semoga Allah memberi kemanfaatan yang besar terhadap karya besar ini, dan semoga Allah membalas jasa penulisnya dengan sebaik-baik balasan.
Wallahu a’lam.