
Setelah sekian lama dinantikan, Gus Nadirsyah Hosen, seorang cendekiawan Muslim dan akademisi di University of Melbourne, kembali dengan karya terbarunya yang berjudul “Surat Cinta Gus Nadir: Ilmu, Iman, Kehidupan.” Buku ini merupakan kumpulan surat-surat cinta yang ditujukan tidak hanya untuk satu orang, tetapi untuk semua yang merindukan kedamaian dalam berislam. Dalam dunia yang dipenuhi dengan arus informasi digital yang deras, sering kali esensi Islam diperdebatkan lebih banyak daripada direnungkan. Menyadari kebutuhan akan pendekatan yang lebih lembut dan reflektif, Gus Nadir mengajak pembaca untuk menelusuri nilai-nilai Islam dengan kejernihan akal dan kebeningan hati.
Buku ini bukan sekadar kumpulan tulisan, melainkan sebuah percakapan intim antara Gus Nadir dan pembacanya, layaknya sahabat yang berbagi pemikiran dan hikmah. Terdiri dari sepuluh bab, buku ini menyajikan berbagai tema yang menggugah, mulai dari refleksi diri, risalah cinta, hingga perspektif religius yang lebih luas. Dalam salah satu bab, Gus Nadir menyoroti perjalanan personalnya dalam menaklukkan ego dan menemukan makna mencintai diri sendiri. Di bab lain, ia memaknai cinta dalam berbagai aspek—dari kasih sayang Tuhan, hubungan antar sesama, hingga bagaimana mencintai diri sebagai bentuk penghormatan terhadap kehidupan. Buku ini juga mengupas sisi lain dari berbagai ajaran Islam, seperti bagaimana agama sering kali hanya dijadikan pelarian daripada sebagai pedoman untuk bertumbuh, serta memberikan tafsir mendalam tentang esensi kalimat “Bismillah” dalam kehidupan sehari-hari.
Keunggulan buku ini terletak pada relevansinya dengan dinamika media sosial, di mana tulisan-tulisan dalam buku ini berasal dari refleksi yang awalnya ditulis di Instagram selama dua tahun terakhir. Dengan bahasa yang penuh kasih sayang, Gus Nadir menyajikan Islam bukan dengan nada menghakimi, melainkan dengan pendekatan yang lembut dan inspiratif. Sebagai pakar hukum syariah dan pemikir Islam progresif, wawasan yang ditawarkan dalam buku ini sangat tajam dan menggugah.
Dalam pengantar bukunya, Gus Nadir mengajak pembaca untuk “buka lembar demi lembar buku ini dengan hati yang lapang,” dan menemukan senyum yang menenangkan serta renungan yang menyentuh relung hati terdalam. Diterbitkan oleh Bentang Pustaka, buku “Surat Cinta Gus Nadir” tersedia dalam edisi cetak dengan harga Rp 79.000. Sebagai bagian dari peluncuran spesial, Bentang Pustaka menghadirkan penawaran khusus dari 28 Februari hingga 14 Maret 2025. Setiap pembelian satu eksemplar buku ini akan mendapatkan “Buklet Mini Eksklusif: Edisi Cinta dari Tanah Suci,” yang berisi doa, puisi, dan tulisan ringkas namun mendalam dari Gus Nadir.
Professor Nadirsyah Hosen dikenal secara internasional atas keahliannya di bidang Syariah dan hukum Indonesia. Dengan lebih dari dua dekade pengalaman, beliau telah menghasilkan lebih dari 70 publikasi dan merupakan anggota dewan editorial untuk dua jurnal hukum terkemuka. Kontribusinya terhadap pemahaman tentang reformasi hukum di Indonesia sangat signifikan, dan beliau terus menyebarkan pesan bahwa penafsiran tradisional agama harus ditinjau untuk menghasilkan penafsiran Islam yang progresif dan modern.
(AN)