Sujud tilawah adalah sujud yang dilakukan oleh seseorang yang membaca atau mendengar ayat sajdah di dalam al-Qur’an. Ayat sajdah sendiri dalam al-Qur’an terdapat pada 14 tempat yaitu
1. (Al-A’rof : 206) 2. (Al-Ra’du : 15) 3. (Al-Nahl : 50) 4. (Al-Isra : 109) 5. (Maryam : 58) 6. (Al-Haj : 18) 7. (Al-Haj : 77) 8. (Al-Furqan : 60) 9. (Al-Naml : 26) 10. (Al-Sajdah : 15) 11. (Fushilat : 38) 12. (Al-Najm : 62) 13. (Al-Insyiqaq : 21) 14. (Al-‘Alaq : 19).
Hukum asal dari sujud tilawah bagi mayoritas ulama (jumhur ulama) adalah sunnah, baik bagi yang membaca maupun yang mendengar. Sedangkan menurut Abu Hanifah hukum sujud tilawah adalah wajib.
Lalu bagaimana dengan perempuan haid dan nifas, apakah ketika mendengar ayat sajdah mereka juga disunnahkan bersujud?
Perempuan haid dan nifas diharamkan melakukan sujud tilawah ketika mereka mendengar ayat sajdah. Keharaman ini disebabkan syarat sah sujud tilawah adalah sama dengan syarat sah shalat, sedangkan perempuan haid dan nifas tidak memenuhi syarat tersebut.
يحرم على الحائض والنّفساء الصّلاة ولو نفلا وصلاة جنازة وسجد تلاوة وشكر
Shalat diharamkan bagi perempuan haid dan nifas, meskipun shalat sunnah, shalat jenazah, sujud tilawah dan sujud syukur (Lihat Abdurrahman bin Abdullah bin Abdul Qadir as-Saqof, al-Ibaanah wal Ifaadhah fii Ahkaamil Haidh wan Nifaas wal Istihaadhah, h.43)
Hukum sujud tilawah sama seperti shalat sunnah. Maka seseorang yang hendak melakukan sujud tilawah diharuskan suci, menutup aurat dan menghadap kiblat. Sedangkan perempuan yang haid dan nifas sedang dalam keadaan tidak suci, sehingga dilarang melakukan sujud tilawah sebagaimana ia diharamkan melaksanakan shalat.
وحكم سجود التلاوة حكم صلاة النفل يفتقر إلى الطهارة والستارة واستقبال القبلة لأنها صلاة في الحقيقة
Hukum sujud tilawah sebagaimana hukum shalat sunnah yang membutuhkan kesucian, menutup aurat dan menghadap kiblat karena sujud tilawah hakikatnya adalah shalat. (Lihat Abu Ishaq Ibrahim bin Ali bin Yusuf Asy-Syairazi, al-Madzhab fii Fiqhil Imaam Asy-Syaafi’i, Daar al-Kutub al-Islamiyah, juz 1 h. 163)
Wallahu a’lam bisshawab