Pemerintah Kanada mengatakan siap untuk menampung pengungsi Rohingya dan menjanjikan bantuan yang signifikan. Disamping itu juga menyerukan penuntutan terhadap orang-orang di belakang kekejaman hak asasi manusia di Myanmar.
Hal itu dikatakan Menteri Luar Negeri, Chrystia Freeland dalam konferensi pers Rabu( 23/05). “Rohingya punya hak untuk kembali ke rumah mereka. Tetapi kondisi untuk pengembalian mereka saat ini tidak ada. Penganiayaan masih terjadi,” ujar Freeland seperti dilansir laman Gulf News.
Namun Freelan menolak untuk menguraikan kapan atau berapa banyak pengungsi yang mungkinditampung. Hal itu akan terserah kepada badan pengungsi PBB. Didampingi Menteri Pembangunan Internasional Marie-Claude Bibeau, dia mengatakan Kanada akan bekerja dengan negara lain dan PBB untuk membuat rencana tentang pengungsi Rohingya.
Freeland mengatakan Ottawa juga akan bekerja dengan Pengadilan Kriminal Internasional untuk memastikan ada penuntutan terhadap mereka yang bertanggung jawab atas pelanggaran hak dan pelanggaran di Myanmar. “Penting bagi orang-orang yang bertanggung jawab atas kekejaman ini untuk memahami bahwa mereka akan menghadapi keadilan, bahwa komunitas dunia sedang mengawasi. Pada akhirnya tidak akan ada tempat untuk bersembunyi,” katanya.
Myanmar dengan keras membantah tuduhan-tuduhan AS dan PBB tentang pembersihan etnis di negara mayoritas Buddha itu. Myanmar dan Bangladesh telah setuju pada bulan November untuk memulai memulangkan pengungsi Rohingya ke Myanmar tetapi prosesnya terhenti. Bahkan kedua belah pihak saling menyalahkan satu sama lain atas keterlambatan itu.
Sekitar 700.000 anggota minoritas Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh, di mana mereka tinggal di kamp-kamp pengungsi, setelah militer Myanmar Agustus lalu melancarkan operasi militer di negara bagian Rakhine.