Tertegun

Tertegun

Tertegun dalam kalbu langitku…

Tertegun

Tertegun dalam kelabu
langitku
aku mencoba membayangkan
mentari di balik gemawan
yang sejak lama tak menyinari
rumah-rumah kalbu

Tertegun dalam pengap
udaraku
aku berusaha menghirup
sisa wewangianyang berguguran
dalam bunga-bunga layu

(Burung-burung berpatahan
sayapnya bahkan
berkaparan
oleh racun dari kemasan
yang menyilaukan)

Tertegun dalam keruh
lautku
aku bertanya-tanya
dalam kesendirian
masihkah batinmu menyimpan
mutiara-mutiara biru?

Tertegun dalam pekat
bumiku
aku memandang kosong
tanah-tanah yang ditinggalkan
atau diperebutkan
orang-orang gagu

(Meraba-raba dalam gelap
negriku
aku mencari-cari
merahputihku
yang terkoyak tangan sendiri)

R. awal 1418