Saat menggoda manusia, setan tidak lantas mengajak meninggalkan Tuhan, tapi dengan langkah-langkah yang terukur. Bagaimana caranya? Penjelasannya dalam khutbah Jumat berikut:
Teks Khutbah Jumat Pertama: Langkah-langkah Setan Menggoda Manusia
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي أَيَّدَ حَبِيْبَهُ المُصْطَفَى كَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا، وَأَنْزَلَ عَلَيْنَا الْقُرآنَ كَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا، فَمَنِ اقْتَدَى بِهِمَا عَاشَ فِي ضَوْءِ النَّهَارِ إِذَا جَلَّاهَا، وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْهُمَا تَخْبِطُ فِي ظُلْمَةِ الَّليْلِ إِذَا يَغْشَاهَا، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله خلق النَفْس فسَوَّاهَا، فأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا، قد أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا، وقد خَابَ مَن دَسَّاهَا، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِي أَخْبَرَهُ رَبُّهُ أّنَّهُ أَهْلَكَ ثَمُوْدًا بِطَغْوَاهَا، وَأَنَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعالى لَا يَخَافُ عُقْبَاهَا، صَلَّى الله وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَتْبَاعِهِ مِنْ أُمَّتِهِ أُوْلَاهَا وَأُخْرَاهَا. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاس إتَّقُوا اللهَ جَلَّ وَعَلَى. وَقَالَ اللهُ تَعاَلى عَلَى نَبِيِّهِ قَدِيْمًا. وَاسْمَعُوا نِدَاءَ رَبِّكُمْ لَكُمْ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Maasyiral Muslimin Hafidzakumullah
Dalam suatu waktu, tersebutlah seorang ulama bernama Barshisha. Ia merupakan seorang yang alim lagi saleh. Ia tak mengenal waktu dalam beribadah. Setiap hari ia menyempatkan diri datang ke masjid, menghamba kepada Allah, pencipta semesta alam.
Tibalah suatu hari, di dalam masjid, ia berkenalan dengan seorang laki-laki yang sedang menangis, meminta ampun kepada Allah SWT. Melihat laki-laki itu tunduk dalam pertaubatan, Barshiha iri. Karena, selama bertahun-tahun beribadah, ia belum pernah sama sekali tunduk setunduk-tunduknya seperti laki-laki itu. Karena penasaran, ia mendatangi laki-laki itu untuk mendengar asal-usulnya.
Singkat cerita, laki-laki itu menawarkan, untuk menjadi sepertinya, ia harus melakukan dosa besar terlebih dahulu. Laki-laki itu mengusulkan Barshiha untuk membunuh orang. Namun ia tak setuju. Ia meminta dosa yang paling kecil. Laki-laki itu kemudian mengusulkan agar Barshiha minum khamr. Barshiha setuju.
Ma’asyiral Muslimin
Apa yang terjadi setelah Barshiha minum khamr? Ia khilaf. Ia memperkosa seorang perempuan. Apesnya, suami perempuan itu memergokinya, Barshisha lalu membunuh sang suami. Jadilah ia pelaku tiga dosa, peminum khamr, pemerkosa, dan pembunuh. Di akhir hayatnya, laki-laki yang ternyata setan itu memberi tawaran kepadanya, jika ia mau mengikutinya, ia akan selamat, jika tidak, ia akan dihajar massa. Dengan putus asa, ia mengikuti setan. Ia kemudian mati jadi bulan-bulanan warga.
Ma’asyiral muslimin, sidang Jumat hafidzakumullah
Begitulah bujuk rayu setan. Ia begitu lihai menyesatkan manusia, bahkan seorang ulama dan ahli ibadah sekalipun. Imam Fakhruddin al-Razi dalam Tafsir Mafatih al-Ghaib-nya menegaskan bahwa saat menggoda manusia, setan tidak akan langsung meminta untuk menyekutukan Allah. Ia menggoda dengan pelan-pelan. Awalnya, setan akan mengajak manusia melakukan maksiat, jika manusia tidak mau, setan akan mendukung manusia beribadah kepada Allah, lalu membuat banyak orang takjub kepada ibadah manusia tersebut, kemudian manusia itu tanpa disadari terjerembab, masuk pada lubang ujub. Ibadah yang awalnya ditujukan kepada Allah, beralih menjadi demi citra dan pujian manusia. Naudzubillah min dzalik.
Setan akan berupaya seolah-olah menjadi sosok pemberi nasihat kepada manusia, padahal ia ingin menjerumuskan anak cucu Adam. Kelihaian setan ini dibocorkan sendiri oleh pemimpin setan, sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran surat Al-A’raf ayat 21:
وَقَاسَمَهُمَآ اِنِّيْ لَكُمَا لَمِنَ النّٰصِحِيْنَۙ
Artinya,
Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya, “Sesungguhnya aku ini benar-benar termasuk para penasihatmu,”
Ma’asyiral muslimin, sidang Jumat hafidzakumullah
Setan memiliki beberapa langkah dan tahapan saat menggoda manusia. Semua godaan yang disiapkan untuk manusia disesuaikan dengan kondisi dan situasi manusia.
Syekh Quraish Shihab dalam bukunya yang menjelaskan tentang Setan dalam Al-Quran setidaknya menyebutkan enam tahapan setan dalam menggoda manusia:
Pertama, mengajak manusia untuk menyekutukan Allah, memilih Tuhan lain selain Allah, atau menggoda dengan kesyirikan-kesyirikan yang lain. Bagi orang-orang yang tidak terperdaya dengan godaan ini, setan akan melakukan tahapan kedua.
Pada tahapan kedua, setan akan mengajak manusia pada hal-hal yang bersifat bid’ah. Terutama bidah yang dhalalah dan berujung pada kesyirikan. Jika tidak mempan, setan akan beralih pada tahapan selanjutnya.
Ketiga, mengajak manusia melakukan dosa besar, seperti membunuh, berzinah, dan durhaka kepada orang tua. Mungkin tahapan inilah yang diaplikasikan kepada Barshiha dalam kisah yang khatib sebutkan sebelumnya. Jika masih tidak manjur, setan beralih pada langkah selanjutnya.
Keempat, mengajak melakukan dosa kecil, misalnya seperti mengganggu orang lain, meskipun dalam batas yang tidak merugikan. Jika belum mampu, setan akan menurunkan kembali targetnya.
Kelima, mengajak melakukan perkara yang mubah, tidak berdosa tapi juga tidak berpahala. Bisa jadi perkara tersebut dapat menghabiskan waktu kita, sehingga lupa melakukan kewajiban kita. Jika gagal, target kembali diturunkan.
Keenam, mengalihkan manusia pada aktivitas yang bermanfaat, namun ia memilihkan aktivitas yang bukan prioritas, atau manfaatnya lebih sedikit. Ini adalah godaan setan yang paling lemah.
Maasyiral Muslimin,
Jangan disangka, meskipun tahapan godaan keenam ini paling lemah, namun jika kita terperdaya, maka setan akan menaikkan targetnya sedikit demi sedikit. Oleh karena itu, Allah SWT senantiasa mengingatkan kita dalam Surat al-Baqarah ayat 168 dan 208 untuk terus berhati-hati dengan upaya dan langkah-langkah setan menjerumuskan manusia.
وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.
Maasyiral Muslimin,
Setan memiliki sifat tidak mudah menyerah. Ia termasuk ciptaan Tuhan yang gigih. Dalam sebuah hadis riwayat Imam al-Bukhari tentang kegigihan setan mengganggu manusia agar tidak melakukan shalat subuh.
عَنْ أبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه: أنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قال: «يَعْقِدُ الشَّيْطانُ عَلى قافِيَةِ رَأْسِ أحَدِكُمْ إذا هُوَ نامَ ثَلاثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَويلٌ، فارْقُدْ فَإنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ، انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإنْ تَوَضَّأ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإنْ صَلّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَأصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وإلّا أصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلانَ».
Dari Abu Hurairah RA, berkata, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Setan mengikat ujung kepala seseorang di antara kamu ketika tidur dengan tiga ikatan: “Malam masih panjang, maka lanjutkan tidurmu,” begitu bisikannya kepada seseorang yang terjaga. Tetapi jika yang bersangkutan bangun sambil menyebut atau mengingat Allah, maka terlepas ikatan pertama. Kalau ia berwudhu, maka terlepas ikatan kedua, dan bila ia shalat, terlepas semua ikatannya dan ia akan menjadi seorang yang giat serta damai jiwanya. Jika sebaliknya, maka hatinya kesal dan akan menjadi pemalas. (H.R Bukhari)
Namun, godaan setan tidak berhenti di sini, jika muslim itu giat beribadah, setan akan mendukungnya, mengarahkannya pada ibadah-ibadah yang lebih berat. Misalnya, jika selama ini dia berpuasa Senin-Kamis, maka setan akan mendorongnya puasa seminggu. Jika selama ini shalat sunnahnya hanya beberapa rakaat, maka setan akan mengusulkan shalat sunnah dengan rakaat yang lebih banyak. Bersikap keras kepada orang-orang yang dianggap menentang perintah Allah. Ia akan didorong semakin ekstrem dan jauh dari nilai Islam yang penuh rahmat dan moderat. Semua itu dilakukan agar setan mendapatkan teman di neraka dan membalaskan dendamnya kepada manusia.
Rasulullah SAW bersabda,
إنَّ اللهَ أمَرَنِي أنَّ أُعَلِّمَكُمْ ما جَهِلْتُمْ مِمّا عَلِّمَنِي يَوْمِي هَذا، إنَّ كُلَّ مالٍ نَحَلْتُهُ عَبْدِي حَلالٌ، وإنِّي خَلَقْتُ عِبادِي حُنَفاءَ كُلَّهُمْ وانْتابَتْهُمُ الشَّياطِينُ فاجْتالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ، وحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ ما أحْلَلْتُ لَهُمْ، وأمَرَتْهُمْ أنْ يُشْرِكُوا بِي ما لَمْ أُنَزِّلْ بِهِ سُلْطانًا،
“Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadaku agar menyampaikan kepada kalian apa yang kalian tidak ketahui dari ajaran-Nya kepadaku pada hari ini. (Allah berfirman): Sesungguhnya semua apa yang ku anugerahkan pada hamba-Ku itu adalah halal baginya, aku telah menciptakan hamba hamba-Ku semua dalam keadaan suci dan cenderung kepada kebaikan (meyakini keesaan-Nya). Lalu setan datang kepada mereka, mengelabuhi mereka menyangkut agama mereka, dan memerintahkan mereka mempersekutukan aku dengan sesuatu tanpa satu dasar,”
Maka dari itu, jika ada dari kita yang selama ini merasa telah melakukan kebaikan, patuh kepada Allah, melakukan ibadah-ibadah berat, sehingga memandang orang lain dan ibadahnya tidak seberapa dibanding kita, maka kita perlu hati-hati, siapa tau, kita yang justru sedang tergoda oleh setan.
Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Itulah khutbah singkat pada Jumat kali ini. Semoga bermanfaat, khususnya kepada khatib pribadi, dan umumnya kepada segenap jamaah sekalian. Amin ya Rabbal Alamin.
فَستَغْفِرُوا فَيَا فَوْزَ المُسْتَغْفِرٍيْنَ فَيَا نَجَاتَ التَّائِبِيْنَ
Contoh Teks Khutbah Jumat Dzulhijjah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَر، وَأَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه، إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَر، وَاَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ اْلإِنْسِ وَالْبَشَرِ.اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَا اتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَر.أَمَّا بَعْدُ:فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ، وَذَرُو الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَن، وَحَافِظُوْا عَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِه، وَثَنَّى بِمَلاَئِكَتِهِ الْــمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِه، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: ((إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيّ، يآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا))
أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَات، بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّات،
اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَن، وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَن، عَنْ بَلَدِنَا هَذَاخَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بَلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ الله، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمِ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَر
Baca juga teks khutbah Jumat yang lain di sini.
Download teks khutbah Jumat yang lain di sini.