Naskah Khutbah Jumat: Sabar Menghadapi Ujian

Naskah Khutbah Jumat: Sabar Menghadapi Ujian

Naskah Khutbah Jumat: Sabar Menghadapi Ujian
Ilustrasi: Seorang tenaga medis bersabar menghadapi lonjakan pasien (foto: Shutterstock)

Saat pandemi seperti saat ini, Allah SWT sedang menguji kita. Kita perlu bersabar menghadapi cobaan dan ujian-Nya. Berikut ini naskah khutbah Jumat tentang sabar.

Naskah khutbah Jumat pertama: tentang sabar dalam menghadapi ujian.

الحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه. فَلَهُ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِه. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

قال الله تعالى في القرآن الكريم: فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

Ma’syiral muslimin rahimakumullah.

Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Ta’ala. Karena hanya dengan rahmat dari Allah dan ketaqwaan, kita bisa hidup berbahagia di dunia dan di Akhirat.

Al-Quran selalu memberikan contoh dan pelajaran dalam sebuah kisah. Saat kita bercerita tentang sebuah kisah, orang lebih mudah memahami dari pada kita memberinya nasehat secara langsung dengan panjang lebar. Anak kita, bagi para bapak; murid kita, bagi para pengajar; lebih suka diberi cerita dari pada diberi penjelasan yang rumit. Itu lah kenapa, Al-Quran memberikan metode berkisah agar orang lain mau berfikir. Berfikir tentang hikmahnya dan berfikir tentang akibat jika kita melakukan hal yang sama. Demikianlah ayat yang khatib bacakan tadi: Faqsush al-Qasash la’allahum yatafakkarun, ceritakanlah kisah-kisah agar mereka berfikir.

Oleh karena itu, izinkanlah khatib bercerita beberapa kisah pada mimbar Jumat kali ini untuk kita fahami dan ambil pelajaran bersama-sama.

Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Jumah Rahimakumullah

Suatu hari Imam al-Bukhari, ulama hadis terkenal, masyhur dengan kitabnya Sahih al-Bukhari melakukan rihlah (perjalanan) untuk mencari hadis. Saat itu agendanya adalah bertandang ke Asqalan untuk bertemu dengan salah satu ulama di sana, seorang perawi hadis bernama Adam bin Abi Iyas.

Sampai di tengah jalan, bekal yang dibawa oleh al-Bukhari habis. Ia tidak tahu harus minta tolong kepada siapa. Waktu makan pun tiba. Perutnya keroncongan minta diperhatikan. Namun apa daya, kehabisan bekal membuat al-Bukhari tidak memedulikan bunyi perutnya.

Al-Bukhari tetap saja melangkah, menempuh perjalanan agar segera sampai ke daerah yang ingin ia datangi. Namun, perut tetaplah perut. Ia adalah makhluk Allah yang juga harus diperhatikan agar al-Bukhari sampai ke Asyqalan dengan selamat.

Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Jumah Rahimakumullah

Perawi hadis sahih yang terpercaya ini melihat tumbuhan-tumbuhan yang ada di sekelilingnya. Ia sadar bahwa bagaimanapun ia harus mengisi perutnya. Mata al-Bukhari tertuju pada tumbuhan yang ada di hadapannya, yaitu rumput-rumput yang tumbuh di sekitar jalan yang ia lewati. Awalnya ia ragu untuk memakannya, namun perutnya sudah ‘berteriak’ menyetujui apapun yang masuk ke dalam lambungnya. Al-Bukhari pun mengambil rumput itu dan memakannya.

Situasi seperti ini berulang beberapa hari. Imam Ibnu Hajar al-Asyqalani dalam muqaddimah Fathul Bari yang ia beri judul Hadyus Sari menjelaskan bahwa peristiwa itu berulang hingga tiga hari. Imam al-Bukhari bingung harus meminta tolong kepada siapa lagi. Karena tidak ada yang dimintai tolong, ia pun bersabar. Ia berdoa kepada Allah SWT agar diberikan pertolongan. Selama tiga hari itu pula ia tidak berani meminta pertolongan siapapun kecuali Allah dan dalam waktu tiga hari itu pula ia tidak menemukan seseorang yang membantunya.

Pada hari keempat, sepertinya doanya dikabulkan oleh Allah SWT. Kesabarannya menunggu doanya dikabulkan oleh Allah membuahkan hasil. Pada hari keempat itu, ia didatangi seorang yang tak dikenal memberikan seikat bungkusan yang berisi beberapa dinar. Ia mencoba mengamati si dermawan itu, namun memorinya buntu. Ia sama sekali tidak mengenal orang itu.

Telinganya samar-samar mendengar perkataan orang asing tersebut, “Sedekahkanlah beberapa dirham ini untuk diri kamu sendiri.”

Al-Bukhari sangat bersyukur sekali Allah SWT telah menolongnya melalui dermawan yang tak ia kenali itu. Ia pun melanjutkan perjalanannya dengan bekal penuh. Ia tak perlu lagi mencabuti rumput di penggir jalan untuk ia makan. Kisah ini khatib kutip dari kitab karya Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah yang berjudul Shafahat min Shabril Ulama.

Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Jumah Rahimakumullah

Kisah al-Bukhari yang telah al-faqir ceritakan tadi bisa kita ambil banyak kesimpulan dan hikmah untuk kita pelajari bersama. Pertama, kita harus ingat bahwa dalam hidup pasti ada ujian. Allah SWT sudah menyatakan hal itu dalam Surat al-Baqarah ayat 155.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ – ١٥٥

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”

Para nabi mendapatkan ujian yang begitu berat agar mendapatkan predikatnya. Kita perlu ujian, bersaing dengan banyak orang sebelum mendapatkan predikat juara. Begitulah hakekat hidup, tak pernah lepas dari ujian.

Kedua, ujian itu pasti terjadi sebelum kita menapaki tangga kesuksesan. Dalam kasus al-Bukhari tadi, kita melihat bahwa Allah SWT mengujinya, apakah dengan kehabisan bekal itu dia masih tetap melanjutkan perjalanannya atau malah pulang. Namun ternyata al-Bukhari lebih memilih untuk melanjutkan perjalanan, ia bersabar dengan keadaan yang seadanya. Namun akhirnya kesabaran itu berbuah manis.

Sungguh benar firman Allah dalam surat al-Baqarah tadi, wa basyyiris shabirin, berilah kabar gembira bagi orang-orang yang mau bersabar.

Dalam masa-masa pandemi seperti sekarang, kita dituntut untuk bersabar dan tetap berusaha seperti kisah al-Bukhari tadi. Bagi yang dirumahkan, diberhentikan dari pekerjaanya, atau tidak mendapatkan penghasilan sama sekali, begitu juga dengan para dokter dan tenaga medis, dan juga masyarakat umum, marilah kita bersabar, seraya tetap berusaha dan berdoa kepada Allah SWT.

Bagi yang masih sehat, mari lah kita bersabar untuk tidak keluar rumah, tidak berkerumun, dan mematuhi protokol kesehatan, demi menurunkan gelombang penularan virus Covid-19 ini.

Tanamkan kepada diri kita bahwa masa-masa susah seperti sekarang ini adalah jalan Allah SWT untuk menguji kita. Kita akan semangat maju atau malah mundur dari gelanggang pertarungan. Siapa tahu bahwa dengan terus majunya kita, Allah telah menyiapkan penghargaan yang terbaik buat kita. Allah sedang menguji kita, apakah kita layak mendapatkan penghargaan-Nya. Wallahu a’lam.

Marilah kita yakinkan hati kita dengan tetap bersabar, berusaha dan berdoa. Jika kita telah melakukan itu semua, percayalah bahwa janji Allah SWT itu nyata.

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم

بسم الله الرحمن الرحيم

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْأَنِ الْكَرِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنَّا تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ تَعَالَى البِرُّ الرَّحِيْمُ
أَقُوْلُ قَوْلِي وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ إِنَّهُ تَعَالَى الْبِرُّ الرَّحِيْمُ

Naskah khutbah Jumat kedua: tentang sabar dalam menghadapi ujian

اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُوْلُه سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآله وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ. وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ تَعَالَى صَلَّى عَلَى نَبِيِّهِ قَدِيْمًا وَأَمَرَ عِبَادَهُ بِالصَّلَاةِ عَلَيْهِ وَبِالسَّلاَمِ تَسْلِيْمًا. فَقَالَ عَزَّ مَنْ قَائِلٌ «إِنَّ الله وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً ». اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَلَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

الله اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا. رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيـَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَـرُ.

Baca juga Naskah Khutbah Jumat yang lain di sini.