Mengapa Rasulullah Melarang Tidur Tengkurap?

Mengapa Rasulullah Melarang Tidur Tengkurap?

Rasulullah melarang tidur tengkurap, mengapa sih?

Mengapa Rasulullah Melarang Tidur Tengkurap?

Bagi sebagian orang, tidur dengan posisi tengkurap merupakan salah satu posisi tidur yang nyaman. Bahkan ada saja orang yang menjadikan posisi tidur tengkurap sebagai salah satu kebiasaan tidur mereka. Padahal, pada dasarnya posisi tidur tengkurap tidak dianjurkan dan menjadi posisi tidur yang sangat dibenci oleh Rasulullah SAW. Mengapa demikian?

Tak hanya dibenci oleh Rasulullah SAW, posisi tidur tengkurap rupanya juga menjadi posisi tidur yang dimurkai oleh Allah. Ya’isy bin Thikhfah Al-Ghifari berkata, “Bapakku menceritakan kepadaku bahwa ketika aku tidur di masjid di atas perutku (tengkurap), tiba-tiba ada seseorang yang menggerakkan kakiku dan berkata,“Sesungguhnya tidur yang seperti ini dimurkai Allah.” Kemudian bapakku berkata, “Setelah aku melihat ternyata beliau adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Abu Daud)

Salah seorang sahabat nabi yang tinggal di Masjid Nabawi juga pernah berkata, “Aku tidur di masjid pada akhir malam, kemudian ada orang yang mendatangiku sedangkan aku tidur dengan posisi tengkurap. Lalu berkata: “ Bangunlah dari tengkurapmu, karena tidur yang demikian adalah tidurnya orang-orang yang dimurkai Allah.” Kemudian aku angkat kepalaku, maka ketika kulihat ia adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka akupun kemudian bangkit.” (HR. Al-Bukhari)

Selain itu Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW melihat seorang Laki-laki muslim tidur tengkurap, kemudian beliau bersabda, “Ini adalah cara tidur yang tidak disukai oleh Allah.” (HR. At-Tirmidzi) Lalu mengapa Allah murka dan Rasulullah SAW melarang umatnya tidur dengan posisi tidur tengkurap?

Ternyata posisi tidur tengkurap merupakan cara tidurnya para penghuni neraka. Hal tersebut disebutkan dalam sebuah hadis berikut ini. Dari Ibnu Tikhfah Al Ghifari, dari Abu Dzarr, ia berkata, “Nabi SAW lewat di hadapanku dan ketika itu aku sedang tidur tengkurap. Beliau menggerak-gerakkanku dengan kaki beliau. Beliau pun bersabda, Wahai Junaidib, tidur seperti itu seperti berbaringnya penduduk neraka.” (HR. Ibnu Majah)

Tak hanya itu, ternyata tidur dengan posisi tengkurap juga membawa dampak buruk bagi kesehatan tubuh. Menurut Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, seorang ulama sekaligus pakar kedokteran, tidur dengan posisi tengkurap akan berdampak buruk. Sebab posisi tersebut membuat otot dada atau otot pernafasan tidak dapat mengembang secara maksimal. Akhirnya aliran oksigen akan menjadi lebih sedikit dan menimbulkan sesak nafas.

Jika demikian, posisi tidur seperti apakah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW? Rupanya posisi tidur yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW adalah posisi tidur miring ke arah kanan. Sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut. Rasulullah bersabda, “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu,” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Sedangkan dalam riwayat lain Rasulullah juga bersabda, “Apabila kamu hendak tidur maka berwudhulah (dengan sempurna) seperti kamu berwudhu untuk sholat, kemudian berbaringlah di atas sisi tubuhmu yang kanan.” (HR. Bukhari)

Mengapa Rasulullah SAW justru menganjurkan posisi tidur berbaring ke arah kanan bukan ke sisi kiri? Ternyata posisi tidur dengar berbaring ke arah kiri dapat berbahaya bagi jantung. Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah RA dalam Zadul Ma’ad berkata, “Terlalu sering tidur dengan sisi kiri membahayakan bagi jantung karena kecendrungan anggota (organ dalam) ke kiri, maka bisa menekannya. Dan cara tidur yang kurang baik juga adalah terlentang. Tetapi tidak mengapa jika sekedar untuk beristirahat tanpa tidur. Dan yang kurang baik juga adalah cara tidur berbaring dengan mukanya (tengkurap).”

Oleh karena itu, umat islam hendaknya memperhatikan posisi tidur mereka. Terlebih jangan sampai tidur dengan posisi tengkurap, sebab posisi tidur tersebut dimurkai oleh Allah dan merupakan posisi tidur para penghuni neraka. Sebaiknya umat Islam tidur dengan posisi yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, yaitu dengan berbaring di atas sisi tubuh sebelah kanan.

Wallahu a’lam.