Khadijah merupakan istri Rasulullah SAW yang setia dan amat berjasa. Ia rela mengorbankan harta bendanya demi membela dakwah Nabi SAW. Kepada Khadijah pula segala keluh kesah Nabi bermuara.
Di usia Nabi yang ke-40, beliau seringkali ber-uzlah (menyendiri) di Gua Hira. Setiap hari, Khadijah dengan setia mengunjungi suaminya. Meski usianya tak lagi muda, dan fisiknya mulai melemah, Khadijah tak pernah absen membawa bekal makanan untuk Rasulullah SAW.
Untuk menuju Gua Hira, seseorang rata-rata memerlukan waktu selama satu jam, bahkan lebih. Medannya pun tak mudah ditempuh karena banyak batu-batu terjal. Bayangkan bagaimana seorang Khadijah tanpa lelah mengunjungi tempat itu setiap hari, demi pengadiannya kepada sang suami.
Suatu hari, seperti biasa, Khadijah keluar menemui Rasulullah SAW. Di tangannya terdapat bekal makanan. Tiba-tiba, seorang laki-laki menghampiri Khadijah dan menanyakan Nabi SAW. Namun Khadijah justru ketakutan, ia takut laki-laki itu bermaksud buruk padanya. Ia pun mempercepat jalannya agar segera sampai.
Sesampainya di Gua Hira, Khadijah pun menceritakan tentang sosok laki-laki yang mendatanginya. Rasulullah SAW mengetahui bahwa laki-laki itu adalah Jibril yang datang dengan wujud manusia.
Beliau menenangkan Khadijah dan berkata, “Ia adalah Jibril, ia memerintahkanku untuk menyampaikan salam untukmu. Ia juga memberi kabar gembira bahwa di surga telah disiapkan bagimu rumah yang terbuat dari permata. Di dalamnya tidak ada teriakan dan keletihan.”
Mendengar ucapan itu itu, Khadijah pun membalas salam Jibril, “Sesungguhnya Allah adalah Sallam (Yang Maha Memberi Kesejahteraan), dan atas Jibril keselamatan, dan atasmu keselamatan dan rahmat Allah.”
Wallahu a’lam.