Khutbah Jumat Maulid Nabi: Perkenalan Nabi Terdahulu dengan Nabi Muhammad SAW

Khutbah Jumat Maulid Nabi: Perkenalan Nabi Terdahulu dengan Nabi Muhammad SAW

Khutbah Jumat Maulid Nabi: Perkenalan Nabi Terdahulu dengan Nabi Muhammad SAW
Gambar: Alvin/Islamidotco

Dalam Khutbah Jumat maulid ini akan dijelaskan bagaimana perkenalan para nabi terdahulu, yaitu nabi-nabi yang diutus sebelum Nabi Muhammad SAW, dengan nabi akhir zaman ini.

Teks Khutbah Jumat maulid I

ألْحَمْدُ لِله الذِي أرْسَلَ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم بِكَامِلِ الشَّريْعةِ وخَالِصِ الدِّين. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ رَحْمَةً للْعَالَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أيُّهَا النّاسْ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ، وهُوَ مَعَ المُتَّقيْن. وقَالَ اللهُ تعالى فِي كِتَابِهِ الْكَريْم وهُوَ أصْدَقُ القَائِلين. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْم ونَحْنُ على ذلِكَ منَ الشَّاهِديْنَ والشَّاكِرِيْن.

Ma’asyiral muslimin Jamaah Jumat Hafidzakumullah

Alhamdulillah, puji syukur kita haturkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kita untuk hidup dan melewati bulan maulid nabi yang mulia ini. Sudah selayaknya, kita sebagai umat Muhammad SAW bersyukur dan menggunakan waktu kita sebaik-baiknya untuk mengenal lebih dekat dan mengikuti jejak langkah akhlak beliau yang mulia.

Ma’asyiral muslimin Jamaah Jumat Hafidzakumullah

Allah SWT sejatinya telah mengenalkan nama dan ciri-ciri nabi akhir zaman ini kepada para nabi yang diutus terlebih dahulu. Hal tersebut untuk disampaikan kepada para umat nabi tersebut bahwa akan ada nabi akhir zaman yang ajarannya menyempurnakan ajaran para nabi terdahulu.

Baca juga: Isra Miraj Sarana Perkenalan Rasulullah dengan Para Nabi Terdahulu

Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 81:

وَاِذْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ النَّبِيّٖنَ لَمَآ اٰتَيْتُكُمْ مِّنْ كِتٰبٍ وَّحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مُّصَدِّقٌ لِّمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهٖ وَلَتَنْصُرُنَّهٗ ۗ قَالَ ءَاَقْرَرْتُمْ وَاَخَذْتُمْ عَلٰى ذٰلِكُمْ اِصْرِيْ ۗ قَالُوْٓا اَقْرَرْنَا ۗ قَالَ فَاشْهَدُوْا وَاَنَا۠ مَعَكُمْ مِّنَ الشّٰهِدِيْنَ – ٨١

Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi, “Manakala Aku memberikan kitab dan hikmah kepadamu lalu datang kepada kamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada pada kamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.” Allah berfirman, “Apakah kamu setuju dan menerima perjanjian dengan-Ku atas yang demikian itu?” Mereka menjawab, “Kami setuju.” Allah berfirman, ”Kalau begitu bersaksilah kamu (para nabi) dan Aku menjadi saksi bersama kamu.”

Kata “Rasul” dalam ayat di atas adalah Rasulullah Muhammad SAW yang menjadi akhir zaman. Para Nabi terdahulu telah diminta Allah SWT untuk bersaksi untuk menerima keputusan Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir.

Ma’asyiral muslimin Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah

Tidak hanya itu, menurut Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah sifat-sifat Nabi Muhammad SAW juga telah diperkenalkan kepada Nabi Musa, sebagaimana disebutkan dalam surat al-A’raf ayat 157:

اَلَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الرَّسُوْلَ النَّبِيَّ الْاُمِّيَّ الَّذِيْ يَجِدُوْنَهٗ مَكْتُوْبًا عِنْدَهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهٰىهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبٰۤىِٕثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ اِصْرَهُمْ وَالْاَغْلٰلَ الَّتِيْ كَانَتْ عَلَيْهِمْۗ فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِهٖ وَعَزَّرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوا النُّوْرَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ مَعَهٗٓ ۙاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ࣖ – ١٥٧

(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang beruntung.

Dalam ayat di atas secara tegas disampaikan bahwa ciri Nabi Muhammad SAW yang ummi telah termaktub dalam kitab-kitab sebelumnya, yaitu Taurat dan Injil. Bahkan dalam Injil Yohannes XIV, menurut Quraish Shihab, Nabi Isa telah menjelaskan kepada umatnya akan kedatangan seorang nabi yang akan membawa kabar gembira.

Baca juga: Mengapa Umat Terdahulu Sebelum Nabi Muhammad Hancur dan Binasa? Ini Beberapa Penyebabnya

Nabi Isa berkata, “Jikalau kamu mengasihi aku, kamu akan menuruti segala perintahku. Aku akan meminta kepada Bapa, dan ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain supaya ia menyertai kamu selama-lamanya.” (Injil Yohannes XIV)

Kata “Penolong” dalam teks Injil di atas difahami oleh beberapa ulama muslim sebagai pembawa kabar gembira (mubasyyiran)/ مبشرا . Hal ini tentu sesuai dengan surat as-Shaff ayat 6 yang telah dibahas sebelumnya:

Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Namun ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.”

Dalam beberapa ayat yang disebutkan di atas menunjukkan bahwa semua nabi yang diutus sebelum Nabi Muhammad SAW telah dikenalkan dengan nama Muhammad SAW, nabi akhir zaman. Sekaligus mereka mendapatkan tugas dari Allah SWT untuk menyampaikan kepada kaum mereka bahwa akan ada Nabi terakhir yang akan diutus untuk menyempurnakan ajaran para nabi terdahulu, sekaligus menjadi penolong dan kabar gembira.

Hadirin Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah

Begitulah Allah SWT memuliakan nabinya, Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, dalam khutbah Jumat bertepatan maulid kali ini, sebagai umatnya kita tentu harus bersyukur dan berbangga bisa ditakdirkan Allah SWT menjadi bagian dari umatnya. Sebagai bentuk syukur dan kebanggaan kita, kita tentu perlu melakukan bebeberapa hal. Salah satu bentuk syukur tersebut adalah dengan mengikuti dan meniru akhlak mulia Rasul SAW.

Meniru akhlak mulia dari manusia yang paling mulia memang sangat sulit. Namun, walaupun sulit untuk meniru semuanya, kita tidak harus meninggalkan semuanya. Tirulah akhlak mulia Rasul yang mudah dan gampang untuk kita amalkan. Begitulah kata ulama, jika tidak bisa melakukan semuanya, maka jangan tinggalkan semuanya (ma laa yudraku kulluhu la yutraku kulluh).

Demikian khutbah jumat tentang maulid yang singkat ini, semoga dapat memberi manfaat bagi segenap jamaah sekalin, khususnya bagi khatib pribadi. Amin ya Rabbal Alamin.

وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْ

Teks Khutbah Jumat II

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Baca juga tulisan lain tentang teks khutbah Jumat dalam berbagai tema.