Ketika Allah Bercanda dengan Hamba-Nya

Ketika Allah Bercanda dengan Hamba-Nya

Kisah sufi, ketika Tuhan Bercanda

Ketika Allah Bercanda dengan Hamba-Nya

Kisah ini dimuat dalam Hadis Qudsi, diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Kitab Riqaq

Di hari pengadilan kelak, amal manusia dihisab. Titian jahanam dihamparkan. Ada yang lewat dengan selamat, ada yang terpelanting, ada yang berjalan cepat, ada yang terseok-seok. Seterusnya putusan nasib dijatuhkan. Yang dikehendaki Allah, dipungut dari neraka dan dimasukkan ke surga. Mereka yang di dunia bersyahadat, Allah perintahkan malaikat mengeluarkan mereka yang jatuh ke neraka. Yang di dunia pernah sujud, dikeluarkan satu per satu dan dibasuh semua dengan air kehidupan. Hingga tersisa satu orang yang wajahnya menyorong neraka. Hamba ini mengaduh, “Tuhan, tiupan apinya saja telah memanggang wajahku. Mohon Paduka sudi palingkan wajah hamba dari neraka.” Hamba ini terus menghiba hingga Allah berkata “Kalau aku penuhi permintaanmu, kamu tak akan meminta lebih?” “Tidak, demi keagungan-Mu, aku tidak minta lebih dari itu,” jawab hamba.

Kemudian Allah palingkan wajah hamba tersebut dari neraka. Hamba ini lantas memohon lagi “Tuhanku, dekatkan hamba dengan pintu surga.” Tuhan berkata, “Bukankah tadi kamu bilang tidak akan minta lebih? Celaka kamu hai anak Adam!” Hamba itu terus meratap hingga Tuhan berkata “Kalau Aku penuhi permintaanmu, kamu tidak akan minta lebih?” Tidak, demi keagungan-Mu aku tidak akan minta lebih,” jawab hamba.

Tuhan kemudian penuhi permintaan hamba itu sembari memastikan janjinya tidak akan minta lagi. Ketika dekat dengan pintu surga dan melongok isinya, hamba ini diam seribu bahasa, takjub dengan keindahannya. Lantas dia memohon lagi “Tuhan, masukkanlah aku ke dalam surga.”

Tuhan menukas,“Bukankah tadi kami sudah janji tidak akan minta lebih dari ini? Celaka kamu hai anak Adam.” Si hamba berkata “Tuhan, jangan buat hamba jadi makhluk yang paling celaka” dan tak henti-hentinya meratap hingga Tuhan tertawa.

Sembari tertawa Tuhan izinkan si hamba masuk surga. Ketika telah masuk surga, si hamba ditanya, “Kamu ingin ini?” dijawab “iya”. Ditanya lagi “kamu ingin ini” dijawab “iya” hingga tak berhenti keinginannya. Tuhan kemudian berkata “Ini untukmu, ambil semua.”

Berkata Abu Hurairah, “ini orang terakhir yang masuk surga.”

Semua manusia, sebagaimana sabda Nabi, masuk surga karena rahmat-Nya. Entoh demikian, semoga kita bukan kloter terakhir penghuni surga karena rahmat-Nya. Selamat berbuka puasa! [DP]