Dua Sifat Jelek Orang Berhutang yang Tidak Disukai Rasulullah SAW

Dua Sifat Jelek Orang Berhutang yang Tidak Disukai Rasulullah SAW

Rasulullah SAW bahkan meminta perlindungan kepada Allah SWT dari orang-orang yang berhutang.

Dua Sifat Jelek Orang Berhutang yang Tidak Disukai Rasulullah SAW

Kemapanan ekonomi merupakan impian semua orang, terlebih yang sudah membina rumah tangga. Namun terkadang kondisi keuangan setiap keluarga tak selalu cukup. Sering kali, berhutang kepada orang lain adalah sebuah solusi yang mudah.

Hal ini ternyata terjadi juga pada kehidupan Rasulullah SAW. Sampai- sampai sahabat Umar bin Khattab pernah menangis saat melihat keadaan rumah Nabi Muhammad yang sangat sederhana.  Karena keadaan ekonomi beliau yang terlewat sederhana, untuk suatu kebutuhan keseharian, beliau akhirnya terpaksa berhutang pada Zaid bin Sa’nah, seorang Yahudi Madinah.

Mengenai hutang, orang yang sering sekali berhutang biasanya memiliki sifat dan perilaku yang kurang baik. Dikisahkan oleh Ummul mu’minin A’isyah Radliallahu anha, suatu ketika nabi Muhammad Sallallahualaihi Wasallam pernah berdoa dalam shalatnya, yakni sebelum beliau salam. Beliau berdoa:

اللهم إني أعوذ بك من عذاب القبر، وأعوذ بك من فتنة المسيح الدجال، وأعوذ بك من فتنة المحيا والممات. اللهم إني أعوذ بك من المأثم والمغرم.

“Ya Allah, aku berlindung padamu dari adzab kubur, aku berlindung padamu dari fitnah dajjal, aku berlindung padamu dari fitnah kehidupan dan kematian, aku berlindung padamu dari dosa dan hutang” (HR. Bukhari no. 2397)

Kemudian ada seseorang yang bertanya “Kenapa engkau sering meminta perlindungan dari hutang wahai Rasulullah?” Beliau lantas bersabda, “Jika orang yang berhutang berkata, dia akan sering berdusta. Jika dia berjanji, dia akan mengingkari.”

Dari penjelasan Rasul di atas, kita dapat simpulkan bahwa ketika ada seseorang yang sering berhutang ia akan cenderung mencari alasan dan jawaban yang dibuat-buat. Tujuannya, tak lain adalah menghindar dari orang yang dihutangi.

Semoga dengan do’a diatas, kita dapat terhindar dari jeratan hutang dan dapat berkata jujur.

Wallahua’lam

 

Disarikan dari hadis riwayat Imam al-Bukhari no. 2397 dan beberapa penjelasan dalam kitab Fathul Bari’ Juz 2 halaman 371