Di Akhir Era Trump, Israel Kian Gencar Memperluas Permukiman Ilegal di Palestina

Di Akhir Era Trump, Israel Kian Gencar Memperluas Permukiman Ilegal di Palestina

Imbas politik Amerika dan di akhir era Donald Trump, Israel justru berambisi memperluas pemukiman ilegal mereka di Yerussalem Timur, mengindahkan penolakan publik

Di Akhir Era Trump, Israel Kian Gencar Memperluas Permukiman Ilegal di Palestina
Protes anti-Trump terjadi di mana-mana setelah keputusan mengakui Yerussalem sebagai ibukota baru Israel. Pict by Hazem Bader / AFP/Getty Images

Situasi politik di Amerika dan akhir era Trump, otoritas Israel semakin gencar membangun pemukiman ilegalnya di Yerussalem Timur. Sebelum berakhirnya masa jabatan Donald Trump, otoritas Israel kembali akan membangun unit permukiman yang akan memotong dua wilayah mayoritas warga Palestina di Yerusalem Timur.

Diharapkan pembangunan ini dimulai sebelum pelantikan presiden terpilih AS Joe Biden pada 20 Januari. Jadi, pembangunan ini bakal habis-habisan sebelum Trump habis dan bagi Israel, ini kesempatan yang menjanjikan

Unit yang dibangun ini direncanakan akan mengisolasi lingkungan Palestina di Yerusalem Timur, yang selanjutnya membatasi peluang solusi politik.  Pemukiman ilegal ini nantinya berada di Har Homa, Givat Hamatos dan Atarot. Disebutkan bahwa pemukiman ini  akan memotong lingkungan Palestina di Beit Safafa dan Sharafat.

Kedua desa terletak tepat di utara kota Betlehem Palestina di Tepi Barat yang diduduki, diduduki oleh Israel dalam perang Timur Tengah 1967. Saat ini ada sekitar 25.000 penduduk Palestina di Yerusalem Timur yang berada di dalamnya.  Menurut laman middleasteye.net, pihak Kotamadya Israel di Yerusalem pada hari Selasa meratifikasi pembangunan 108 unit pemukim di Ramat Shlomo sebelum Biden memasuki Kantor Oval pada bulan Januari.

Polemik pembangunan pemukiman ilegal di Ramat Shlomo memang terus berlangsung. Tercatat bahwa pemerintah Amerika di zaman presiden Barack Obama meminta pemerintah Israel untuk membekukan bangunan 1.800 unit permukiman di Ramat Shlomo pada tahun 2010, dan 2.610 unit permukiman ilegal di Givat Hamatos pada tahun 2014. Namun naiknya Presiden AS Donald Trump dan pada bulan Februari membuat pemerintah Israel mengakhiri pembekuan.

Aviv Tatarsky, dari kelompok hak asasi manusia Ir Amim, mengatakan bahwa nampaknya pemerintah Netanyahu memanfaatkan akhir masa jabatan Trump untuk menerapkan langkah cepat yang akan membatasi Israel dan mencegah penyelesaian politik di masa depan dengan cara apa pun.

baca juga: aneksasi dipercepat, Trump memang mendukung Israel terkait ini

Nampaknya apa yang terjadi di Amerika Serikat,  membuat Netanyahu kehilangan teman dekat di Gedung Putih. Ya, Trump dan Israel yang begitu dekat dan seperti mendukung segalanya, mungkin saja akan berbeda di bawah Joe Biden?

Sebelumnya Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menjelang pemilihan umum Israel pada bulan Maret, berencana untuk mengizinkan pembangunan sekitar 3.500 rumah bagi pemukim Yahudi di salah satu daerah paling sensitif di Tepi Barat.