Mendukung lewat Tribun: Ketika Sepak Bola Eropa menjadi Panggung Solidaritas Palestina

Mendukung lewat Tribun: Ketika Sepak Bola Eropa menjadi Panggung Solidaritas Palestina

Sepakbola pada akhirnya bukan hanya pertandingan 2×45 menit di lapangan hijau. Sepakbola menjadi instrumen penghantar pesan perdamaian untuk disampaikan pada penikmatnya di seluruh dunia.

Mendukung lewat Tribun: Ketika Sepak Bola Eropa menjadi Panggung Solidaritas Palestina

Pertandingan Glasgow Celtic dan Kilmarnock dalam laga Liga Primer Skotalandia pada Sabtu (7/10/2023) mencuri perhatian publik. Bukan saja karena pertandingannya yang berhasil dimenangkan Celtic dengan skor 3-1, tetapi juga karena aksi di tribun pendukung tim asuhan Brendan Rodgers tersebut.

Pasalnya, dari tribun, mereka membentangkan spanduk dukungan terhadap kemerdekaan Palestina bertuliskan “Free Palestine”, dan “Victory to the Resistance”. Demikian bunyi tulisan berwarna merah di atas spanduk berwarna putih itu. Tampak di sekitarnya juga berkibar bendera Palestina. Hal tersebut mencuri perhatian khalayak mengingat di saat yang bersamaan, Hamas meluncurkan serangan ke Israel akibat upaya provokasi dan pendudukannya yang dilakukan terus-menerus di sekitar Masjid Al-Aqsha.

Aksi ini mendapat kecaman dari pihak klub. Pasalnya, klub tidak ingin Celtic Park digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan demikian. Suara dukungan itu tidak mencerminkan pandangan klub. Lebih lanjut, disadur dari Glasgow Times, pihak klub juga menegaskan bahwa Celtic bukanlah organisasi politik, melainkan klub sepak bola.

Meskipun tidak mendapatkan lampu hijau dari pihak klub, tindakan pendukung Celtic ini menuai respons positif di jagat maya. Di media sosial X, tampak para warganet mendukung gerakan dari pendukung klub yang saat ini menduduki peringkat pertama di Liga Skotlandia itu.

Tidak lama sebelum aksi supporter Celtic ini, suporter Osasuna kompak membentangkan bendera Palestina saat menjamu Granada di La Liga Spanyol, Sabtu (21/10) waktu setempat. Selain memberi dukungan kepada Palestina, fans Osasuna sepertinya punya agenda tambahan. Mereka sengaja membentangkan bendera Palestina secara masif untuk meneror striker Granada yang berasal dari Israel, Shon Weissman.

Lagi-lagi, tindakan suporter Osasuna ini tidak mendapat dukungan dari otoritas sepak bola Spanyol. Media-media Spanyol memprediksi Osasuna bakal kembali dijatuhi sanksi denda karena ulah suporter mereka. Pengibaran bendera Palestina jadi salah satu aksi yang dilarang di Liga Spanyol karena dianggap masuk ke ranah politik.

Pada Maret 2023, bendera Palestina berkibar di Stadiun Jenewa saat Timnas Swiss berhasil menumbangkan Timnas Israel dengan skkor 3-0 dalam babak kualifikasi EURO 2024. Aksi adalah bentuk dukungan penggemar sepak bola Swiss terhadap Palestina yang sedang berada dalam pendudukan Israel. Kejadian ini berlangsung tidak lama setelah Indonesia membatalkan agenda Piala Dunia U-21 di Indonesia karena menolak kehadiran Timnas Israel sebagai bagian dari tim Piala Dunia.

Baru-baru ini, dukungan terhadap korban perang Israel-Palestina tidak datang dari tribun namun langsung dari dalam lapangan. Adalah striker Manchester City Erling Haaland yang memposting foto bersama dua orang anak melalui akun Instagram pribadinya pada Minggu (12/11/2023) dengan caption bertuliskan “No innocent children deserve to die”. Hingga pukul 10.51 WIB hari ini, postingan penyerang Timnas Norwegia itu sudah dilihat 8,2 juta kali, disukai 231 ribu kali, diposting ulang 29 ribu kali dan mendapat 3.800 komentar, sejak diposting pada Jumat (10/11/2023).

Dalam kolom komentar, warganet menilai postingan Haaland itu sebagai sindiran atas serangan Israel ke Palestina, yang menyebabkan banyak anak tewas. Perlu diketahui, sejak tulisan ini ditulis korban serangan tentara zionis Israel mencapai 11.000. Dari angka itu, 4.506 adalah anak-anak. Kebanyakan aksi memang tidak mendapat dukungan penuh dari pihak otoritas sepak bola setempat seperti Osasuna dan Celtic. Akan tetapi, inisiatif akar rumput ini penting untuk menegaskan posisi mereka dalam konteks tragedi Israel-Palestina.

Tidak hanya di level suporter, beberapa pemain juga mengekspresikan dukungan ini melalui kanal media sosial pribadinya. Anwar El Ghazi misalnya mengungkapkan sikap politiknya untuk kemerdekaan Palestina di akun media sosialnya secara terbuka. Akibatnya, kontraknya diputus seketika oleh klub di mana ia bermain FSC Mainz 05 pada Sabtu (4/11/23).  Klub Liga Jerman tersebut berang dengan sikap El Ghazi sebab pemain asal Belanda ini sudah diperingatkan. Peringatan pertama sudah diberikan. Namun El Ghazi tak berhenti menyuarakan dukungan untuk Palestina.

Sepakbola sendiri merupakan olahraga yang sangat popular di penjuru dunia, semua orang memainkan sepakbola, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Pasar penggemarnya melintasi batas usia, gender, dan kewarganegaraan. Dengan demikian, tribun dan lapangan sepak bola bisa menjadi kanal efektif untuk menyampaikan pesan kemanusiaan dan dukungan terhadap Palestina.

Di liga-liga besar Eropa, sepak bola bukan lagi hanya sebuah produk bisnis dan olahraga profesional melainkan juga sebagai instrumen komunikasi politik, salah satunya untuk menyebarkan pesan sosial dan perdamaian. Solidaritas politik di kalangan masyarakat umum, termasuk juga suporter sepakbola ini bisa muncul dari adanya rasa saling keterhubungan sosial antara satu orang dengan orang lainnya atau satu komunitas dengan komunitas lainnya.

Keterhubungan sosial itu tidak bermuara pada kesamaan identitas agama, suku, atau bahasa melainkan rasa kemanusiaan. Aksi yang dilakukan Haaland, misalnya, mencerminkan stand point bahwa kemanusiaan harus didukung sepenuhnya termasuk hak-hak anak-anak sipil untuk hidup dengan damai dan sejahtera.

Sepakbola pada akhirnya bukan hanya pertandingan 2×45 menit di lapangan hijau. Sepakbola menjadi semacam alat sosial politik sebagai penghantar pesan atau informasi mengenai perdamaian untuk disampaikan pada khalayak luas. Dalam kajian komunikasi, suporter bertindak sebagai komunikator, media yang digunakan adalah sepakbola, pesan yang disampaikan adalah dukungan solidaritas, dan penonton pertandingan sepakbola adalah penerima pesan. Pesan ini diharapkan mampu mendapat feedback positif dari, atau paling tidak mengubah cara pandang, suporter sepak bola internasional dalam melihat sisi kemanusiaan dari perang Israel-Palestina.