Patah hati seringkali dialami oleh banyak orang. Penyebabnya lantaran akibat diputuskan cintanya oleh sang kekasih, ditinggal menikah mantan pacar, cinta bertepuk sebelah tangan, atau mungkin ta’aruf yang dijalani tidak sesuai harapan.
Akibatnya, seseorang yang mengalami patah hati menjadi sedih yang berkepanjangan, depresi, tak bersemangat hingga melakukan tindakan bunuh diri yang sangat dibenci oleh Allah.
Pasalnya, perasaan patah hati memang sangat menyakitkan dan tidak enak untuk dirasakan. Lantas sebagai seorang mukmin, hal-hal apakah yang harus kita lakukan dalam mengatasi patah hati sesuai tuntunan Islam?
Seorang ulama hebat pendiri mazhab Syafii, Imam Muhammad bin Idris as-Syafii, atau yang biasa dikenal dengan Imam as-Syafii memiliki anjuran dan tips bagi kita semua yang sedang mengalami patah hati.
“Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya.” (Imam Syafi’i)
Imam as-Syafii dalam kaulnya di atas ingin menyadarkan kita bahwa satu-satunya harapan yang layak untuk diharapkan adalah Allah SWT. Ketika kita berharap kepada manusia, justru itulah awal malapetaka. Kita akan semakin tersiksa saat orang atau manusia yang kita harapkan itu menjauhi atau bahkan meninggalkan kita.
Kita harusnya sadar diri dan mengalihkan perhatian dan pengharapan kita secepatnya kepada Allah. Niscaya, saat kita ditinggalkan seseorang dan mengalami patah hati, kita ingat dan sadar diri bahwa masih ada Allah SWT yang menyayangi kita.
Wallahu a’lam.