BPS Rilis Indeks Kepuasan Jamaah Haji 2017

BPS Rilis Indeks Kepuasan Jamaah Haji 2017

BPS Rilis Indeks Kepuasan Jamaah Haji 2017

Beberapa masukan menyangkut penyelanggaraan ibadah haji 2017 dirilis oleh Badan Pusat Statistik. Ada beberapa saran dan masukan bagi penyelenggaraan ibadah haji mendatang.

Banyak masukan terkait pelayanan petugas haji tahun ini diantaranya adalah perlunya petugas yang mampu berbahasa Inggris dan Arab. Selain itu, alokasi petugas yang siaga di setiap hotel, khususnya di Madinah, juga perlu ditambah. Adapun masukan yang lainnya adalah petugas pembimbing ibadah seyogyanya orang yang sudah pernah berhaji agar dapat lebih melayani. Pemilihan petugas pembimbing harus lebih selektif, utamanya dalam memahami manasik haji. Jemaah juga mengusulkan perlu adanya komitmen bagi pembimbing ibadah secara tertulis. Diharapkan juga agenda kegiatan selama di Arab Saudi harus diketahui oleh seluruh jemaah. “Juga peran aplikasi Haji Pintar, agar dapat dimaksimalkan dengan menambahkan peta hotel dan juga keberadaan petugas secara real-time,” Kepala BPS Suharyanto seperti dilansir www.kemenag.go.id.

Suharyanto menambahkan secara umum pelayanan akomodasi sudah memuaskan. Namun begitu jemaah mengharapkan penambahan fasilitas Wi Fi di setiap hotel, tempat dan mesin cuci, serta area jemur pakaian. Selain itu juga ketersediaan alat kebersihan, media informasi tentang peta lokasi hotel, rute ke tempat-tempat ibadah, dan informasi penting lainnya, juga bagian yang perlu disediakan di setiap lobi hotel.

Untuk akomodasi di Arafah dan Mina, jemaah mengharapkan tenda di Mina diperluas. Juga perlu ditambah jumlah MCK dan tempat wudhu dengan dibedakan arealnya pria dan wanita. Untuk katering, jemaah merasakan bahwa makanan yang disajikan belum memenuhi kriteria cita rasa Indonesia dan variasi menu makanan perlu diperbanyak. “Jemaah juga meminta diberikan makan full selama di Tanah Suci, perbanyak menu berupa sayuran, khususnya untuk jemaah lansia,” ujar Suharyanto.

Adapun yang dinulai pelayanannya memuaskan adalah pelayanan bus antar kota. Untuk bus shalawat dirasa masih kurang armadanya, khususnya setelah shalat Jumat dan Isya. “Selain itu, sopir sebaiknya yang dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia atau Inggris,” tegasnya. Ketersediaan fungsi AC dan kipas angin perlu ditambah serta perlunya peningkatan kebersihan di area sekitar tenda.

Sementara itu Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa masukan yang telah disampaikan oleh BPS akan menjadi pegangan pemerintah untuk meningkatkan pelayanan ibadah haji di tahun depan. “Tentu apa yang tadi telah disampaikan banyak memberikan masukan bagi kami dalam upaya meningkatkan penyelenggaraan haji di tahun mendatang,” ujar Menag.